Sumber foto: iStock

Muncul Lubang Misterius di Lokasi Tak Terduga, Ilmuwan Bingung

Tanggal: 1 Nov 2024 06:41 wib.
Saat ilmuwan menemukan lubang misterius berbentuk kawah pada 2014 lalu di Yamal Peninsula, Siberia, Rusia, kebingungan pun muncul. Lubang tersebut memiliki luas sekitar 30 meter dengan kedalaman lebih dari 50 meter.

Seiring penelitian lebih lanjut, ditemukan semacam ejecta atau partikel yang terlempar ke area sekitar lubang, memunculkan asumsi bahwa pembentukan lubang tersebut berasal dari ledakan. Fenomena ini menarik banyak perhatian ilmuwan dan mengundang berbagai spekulasi atas penyebabnya. 

Setelah penemuan tersebut, terdapat banyak lubang yang bermunculan di sekitar Yamal dan Gydan. Engineer Kimia dari Universitas Cambridge, Ana Morgado, mengungkapkan bahwa banyaknya metana yang ditemukan di sekitar lubang tersebut mengindikasikan dampak dari pemanasan global. Dikatakan bahwa kondisi yang spesifik memungkinkan fenomena ini terjadi.

Menurutnya, temuan ini tidak hanya disebabkan oleh lelehan permafrost akibat kenaikan suhu. Meskipun hal itu terjadi, namun dampak yang dihasilkan tidak sebesar lubang-lubang yang ditemukan.

Ahli Geofisika dari Spanish National Research Council, Julyan Cartwright, menjelaskan bahwa ada dua pemicu ledakan terjadi dan menyebabkan lubang yang sangat besar. Ledakan tersebut dapat disebabkan oleh reaksi kimia atau ledakan fisika seperti ketika memompa ban sepeda hingga meledak. Meskipun saat investigasi tidak ditemukan cahaya atau produk yang terbakar, namun peneliti menyimpulkan bahwa tekanan inovatif pasti berasal dari sumber fisik. 

Peneliti berpendapat bahwa ini adalah osmosis; kecenderungan suatu cairan untuk bergerak hingga konsentrasi zat terlarut di dalamnya menjadi seimbang. Ketika permafrost menghangat dalam periode waktu lama akibat perubahan iklim, permukaan akan melebur, dan air akan mengalir ke bawah.

Fluktuasi ini biasanya rendah, tetapi karena kenaikan suhu, partikel-partikel dari permukaan mengalir jauh ke bawah hingga bertemu dengan lapisan air asin yang dinamai cryopeg.

Biasanya, cryopeg berada di atas lapisan hidrat metana, dan stabilitasnya terjaga oleh tekanan tinggi dan suhu rendah. Namun, ketika lelehan air dari permukaan masuk ke cryopeg, tekanan rendah dan konten yang penuh garam tak hanya akan menyerap partikel-partikel dari permukaan, tetapi akan bertindak sebagai pompa melalui osmosis.

Sebagai akibatnya, stabilitas hidrat metana terganggu, dan mereka pun mulai merilis gas metana, menyebabkan ledakan fisik. Morgado menyatakan bahwa fenomena ini bisa jadi sangat langka, namun jumlah metana yang dikeluarkan akan memiliki dampak besar terhadap pemanasan global. 

Dalam konteks ini, peneliti harus melakukan langkah-langkah antisipatif di masa depan untuk menyelidiki dan memahami dampak dari fenomena ini terhadap lingkungan dan perubahan iklim.

Selain itu, pengetahuan yang lebih mendalam tentang proses alami ini dapat membantu dalam merencanakan langkah-langkah mitigasi yang efektif terhadap pelepasan gas metana yang berpotensi merusak lingkungan. Penelitian lanjutan yang mencakup pengamatan lapangan yang lebih luas dan pemeriksaan mikroskopis yang lebih mendalam juga diperlukan untuk memahami fenomena geologi yang kompleksini.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved