Tampang
Misteri Gunung Padang: Piramida Tertua Dunia atau Sekadar Fenomena Alam?
Sumber foto: Google

Misteri Gunung Padang: Piramida Tertua Dunia atau Sekadar Fenomena Alam?

Tanggal: 17 Jan 2025 20:11 wib.
Tampang.com | Penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Archaeological Prospection baru-baru ini mengguncang dunia arkeologi. Hasil studi tersebut menyebutkan bahwa Gunung Padang, yang terletak di Cianjur, Jawa Barat, mungkin merupakan struktur buatan manusia yang usianya mencapai 25.000 tahun. Klaim ini, jika benar, menjadikan Gunung Padang sebagai piramida tertua di dunia, melampaui usia piramida lain yang pernah ditemukan.

Penelitian ini juga mengungkapkan bahwa pembangunan struktur Gunung Padang berlangsung sebelum manusia mengenal era agrikultur. Hal ini menjadi bukti luar biasa tentang kemampuan manusia purba dalam membangun struktur besar tanpa teknologi modern.

Struktur Campuran Fenomena Alam dan Aktivitas Manusia
Para peneliti percaya bahwa Gunung Padang adalah hasil kombinasi antara fenomena geologis alami dan aktivitas manusia. Proses pembangunan diperkirakan terjadi dalam beberapa tahap, dimulai sejak 25.000 tahun lalu hingga sekitar 14.000 tahun lalu. Namun, klaim ini memicu perdebatan sengit di kalangan arkeolog, dengan beberapa mendukung temuan tersebut, sementara lainnya menunjukkan skeptisisme terhadap kesimpulan yang dihasilkan.

Salah satu kritikus adalah Flint Dibble, arkeolog dari Cardiff University. Ia mengakui bahwa data penelitian menggunakan metode valid, seperti penanggalan karbon, tetapi menilai kesimpulannya sebagai spekulatif.

Data Penelitian yang Disoroti
Menurut laporan penelitian, penanggalan karbon yang dilakukan pada sampel tanah di Gunung Padang menunjukkan bahwa struktur tersebut memiliki lapisan-lapisan yang berasal dari era Palaeolitik. Sampel tanah di bagian tertua gundukan diperkirakan berusia hingga 27.000 tahun. Namun, para arkeolog lain menekankan bahwa usia tanah tua ini tidak serta-merta membuktikan adanya aktivitas manusia.

Dalam wawancaranya dengan Nature, Dibble menyatakan bahwa sampel tanah tersebut tidak mengandung bukti kuat seperti artefak atau elemen lain yang menunjukkan campur tangan manusia. Tanpa adanya tanda-tanda jelas, temuan ini lebih menunjukkan bahwa Gunung Padang hanyalah formasi geologis alami yang berusia sangat tua.

Pencabutan Penelitian oleh Jurnal Ilmiah
Kontroversi ini semakin memanas ketika jurnal Archaeological Prospection mencabut artikel penelitian tersebut. Dalam pernyataan resminya, jurnal tersebut mengakui bahwa terjadi kesalahan besar dalam proses penelitian, terutama pada penggunaan data penanggalan radiokarbon.

"Penerbit dan editor telah menyelidiki kekhawatiran ini dan menyimpulkan bahwa penelitian tersebut mengandung kesalahan besar," tulis pihak jurnal dalam pemberitahuan resminya.

Kesalahan yang dimaksud adalah penanggalan radiokarbon dilakukan pada sampel tanah yang tidak terkait dengan artefak atau fitur antropogenik (buatan manusia). Dengan demikian, klaim bahwa Gunung Padang adalah piramida kuno yang berusia lebih dari 9.000 tahun dianggap tidak valid, dan artikel tersebut harus ditarik.

Respons Tim Peneliti
Menanggapi pencabutan ini, tim peneliti mempertahankan pandangan mereka bahwa Gunung Padang adalah struktur buatan manusia. Dalam unggahan di Facebook, mereka menyatakan bahwa hasil penelitian mereka didukung oleh keberadaan artefak kecil yang ditemukan di lapisan tanah Gunung Padang. Artefak-artefak ini, menurut mereka, merupakan bukti nyata asal-usul antropogenik situs tersebut.

Namun, para skeptis tetap berpegang pada pandangan bahwa lapisan tanah yang mengandung artefak tersebut kemungkinan hanya hasil fenomena alam, seperti pergeseran material yang menggelinding menuruni bukit. "Ketika banyak material menggelinding ke bawah, mereka cenderung menyesuaikan diri membentuk pola tertentu," jelas Dibble.

Perdebatan yang Belum Berakhir
Misteri Gunung Padang terus memicu diskusi di kalangan arkeolog dan ilmuwan. Di satu sisi, ada yang percaya bahwa situs ini bisa menjadi bukti peradaban manusia purba yang jauh lebih maju dari yang selama ini diketahui. Di sisi lain, ada pula yang menganggap klaim ini sebagai upaya melebih-lebihkan tanpa bukti yang cukup.

Bagi para pendukung teori antropogenik, Gunung Padang adalah artefak luar biasa yang harus diteliti lebih lanjut untuk memahami sejarah manusia. Namun, bagi para kritikus, situs ini adalah contoh lain dari formasi geologis alami yang salah diinterpretasikan sebagai hasil kerja manusia.

Hingga kini, misteri Gunung Padang tetap menjadi bahan perdebatan yang belum menemui titik terang. Butuh penelitian lebih mendalam dan bukti yang lebih kuat untuk memastikan apakah situs ini benar-benar piramida kuno atau hanya fenomena alam yang luar biasa.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved