Menko PMK: Kalau Anak Dapat Jawaban dari Ai, Nalar Tak Berkembang Baik
Tanggal: 17 Mei 2025 13:06 wib.
Menko PMK Pratikno menekankan pentingnya berpikir kritis di era AI terutama bagi anak-anak. Dalam perkembangan teknologi yang semakin pesat, kecerdasan buatan (AI) menjadi alat yang umum digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Namun, penggunaan AI secara sembarangan dapat mengakibatkan dampak yang berbahaya, terutama bagi anak-anak yang sedang dalam fase pembentukan pola pikir dan nalar mereka. Pratikno menjelaskan bahwa jika anak-anak mendapatkan segala jawaban dari AI tanpa proses berpikir yang mendalam, mereka berisiko untuk tidak mampu mengembangkan nalar dan keterampilan berpikir kritis yang penting di masa depan.
Pendidikan formal di Indonesia, terutama pendidikan dasar, memiliki tanggung jawab besar dalam menanamkan fondasi critical thinking. Menko PMK Pratikno menegaskan bahwa kurikulum pendidikan harus disesuaikan dengan perkembangan teknologi, di mana kemampuan berpikir kritis menjadi salah satu komponen yang harus ditanamkan sejak dini. Dengan memiliki kemampuan berpikir kritis, generasi muda dapat menyikapi informasi dengan lebih bijak dan cerdas. Mereka tidak hanya menjadi konsumen informasi yang pasif, tetapi juga mampu mempertanyakan, menganalisis, dan mengevaluasi informasi yang diterima.
Dalam konteks ini, ia menekankan bahwa literasi digital adalah keterampilan yang sangat penting. Di era digital saat ini, anak-anak tidak hanya perlu diajarkan cara menggunakan teknologi, tetapi juga bagaimana menggunakan teknologi tersebut secara etis. Pratikno menggarisbawahi pentingnya memahami bahwa tidak semua informasi di internet dapat dipercaya. Dengan adanya informasi yang banyak dan beragam, generasi muda perlu dilatih untuk memilah mana informasi yang valid dan mana yang tidak. Pendidikan literasi digital yang baik akan membantu anak-anak untuk membangun pemahaman yang baik tentang ruang digital di mana mereka beroperasi.
Etika dalam menggunakan teknologi juga merupakan aspek penting yang tidak boleh diabaikan. Pratikno mengajak masyarakat, khususnya pendidik, untuk mengedukasi anak-anak mengenai praktik terbaik dalam berinteraksi dengan teknologi dan informasi. Hal ini mencakup tidak hanya cara menggunakan teknologi dengan bijak, tetapi juga kesadaran untuk menghormati privasi orang lain, memahami dampak dari penyebaran informasi yang salah, serta bertanggung jawab atas tindakan yang dilakukan di dunia maya.
Menko PMK Pratikno juga menyoroti pentingnya kolaborasi antara orang tua, pendidik, dan pemerintah dalam membangun kesadaran ini. Peran orang tua sebagai pendidik pertama dan utama di rumah sangat vital untuk mendukung proses pendidikan di sekolah. Diharapkan, orang tua juga aktif dalam memberi pemahaman kepada anak-anak tentang pentingnya berpikir kritis dan etika dalam menggunakan teknologi.
Dalam menghadapi masa depan yang dipenuhi dengan kecerdasan buatan dan teknologi canggih, kesadaran serta pendidikan tentang berpikir kritis dan literasi digital akan menjadi penentu bagi kemampuan generasi muda dalam menghadapi berbagai tantangan. Hal ini akan menciptakan generasi yang tidak hanya pandai memanfaatkan teknologi, tetapi juga bijak dalam menyikapi dan menggunakan informasi yang dihasilkan. Diharapkan, dengan pendekatan yang tepat dan kolaborasi yang kuat, generasi muda Indonesia akan menjadi individu yang tanggap dan adaptif di tengah kemajuan teknologi yang berlangsung cepat.