Meningkatkan Literasi Siswa, Wamendikdasmen Sarankan Membaca Satu Buku Seminggu
Tanggal: 25 Mar 2025 14:29 wib.
Tampang.com | Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Wamendikdasmen) Atip Latipulhayat menyoroti rendahnya tingkat literasi siswa Indonesia. Berdasarkan data Programme for International Student Assessment (PISA), kemampuan membaca siswa Indonesia masih di bawah rata-rata negara-negara ASEAN dan hanya sedikit lebih baik dibandingkan Filipina. Sementara itu, skor membaca siswa Indonesia jauh tertinggal dari negara seperti Singapura.
Untuk mengatasi hal ini, Atip menyarankan agar siswa membaca setidaknya satu buku dalam seminggu. Menurutnya, kebiasaan ini dapat meningkatkan pemahaman membaca serta menumbuhkan budaya literasi di kalangan pelajar.
Membaca Tanpa Memahami, Masalah Utama Literasi
Salah satu tantangan terbesar dalam literasi di Indonesia adalah fenomena reading without understanding, di mana siswa mampu membaca tetapi tidak memahami isi bacaan.
Dalam upaya meningkatkan literasi, Atip menekankan bahwa pembelajaran harus dilakukan dengan cara yang menyenangkan. Ia mengusulkan agar setiap kelas memiliki program membaca minimal satu buku per minggu, disesuaikan dengan usia siswa dan dibuat dengan metode yang menggembirakan. Setelah membaca, siswa juga perlu diberikan kesempatan untuk mengekspresikan isi buku yang mereka baca di depan kelas.
Numerasi Juga Perlu Perhatian Khusus
Selain literasi, Atip juga menyoroti rendahnya capaian numerasi di Indonesia. Menurutnya, metode pembelajaran yang kurang menarik menjadi salah satu penyebab utama lambatnya perkembangan kemampuan berhitung siswa.
Untuk mengatasi masalah ini, Kemendikdasmen mendorong penerapan metode pembelajaran inovatif yang sesuai dengan karakteristik usia murid, terutama di tingkat Taman Kanak-kanak (TK) dan Sekolah Dasar (SD).
Pemanfaatan Media Animasi untuk Meningkatkan Numerasi
Salah satu solusi yang diusulkan untuk meningkatkan kemampuan numerasi adalah penggunaan media animasi dalam pembelajaran. Selain itu, dalam mata pelajaran sains dan teknologi, penggunaan alat peraga yang lebih canggih juga dapat membantu siswa memahami konsep dengan lebih baik.
Atip menekankan bahwa pendidikan tidak hanya bergantung pada what to teach (apa yang diajarkan) tetapi juga how to teach (bagaimana cara mengajarkannya). Oleh karena itu, kompetensi guru harus terus ditingkatkan agar mereka mampu menyampaikan materi dengan lebih efektif dan menarik bagi siswa.
Membaca satu buku dalam seminggu adalah langkah sederhana namun efektif untuk meningkatkan literasi siswa. Selain itu, inovasi dalam metode pembelajaran, terutama melalui pemanfaatan media animasi dan alat peraga, dapat membantu meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia, baik dalam aspek literasi maupun numerasi. Pemerintah dan sekolah perlu bekerja sama untuk menciptakan lingkungan belajar yang lebih menarik dan efektif bagi siswa.