Mengenali Berbagai Emosi Lewat Mendongeng
Tanggal: 13 Agu 2017 09:37 wib.
Mendongeng, kita semua tentunya sering mendengar kata ini dan rasanya hampir semua orang pernah mendongeng dan juga didongengi. Namun, tahukah Anda, bahwa melalui kegiatan ini, kita juga bisa mengenali berbagai emosi. Mengapa bisa? Untuk mendongeng, menurut pakar mendongeng, Kak Aio salah satunya adalah membutuhkan penguasaan isi cerita. Nah penguasaan ini misalnya dengan memahami kalimat, bahkan setiap kata dalam kalimat-kalimat dari buku yang kita bacakan untuk audience.
Pemahaman ini akan tercermin dalam suara dan gesture yang kita tampilkan dalam mendongeng. Misal, ketika kita mengucapkan kata “Mama, pusing!” Jika kata ‘pusing’ kita bacakan dengan intonasi datar dan tanpa menunjukkan ekspresi pusing, mungkin kesan yang ditangkap audience akan berbeda jika kita mengucap kata tersebut dengan sedikit penekanan dan menunjukkan ekspresi wajah sebagaimana jika kita merasa pusing. Dengan penekanan suara dan ekspresi wajah, akan terasa kesan ‘pusing’ dalam kalimat tersebut. Hal inilah yang dapat membuat pesan dari dongeng sampai dengan tepat kepada audience-nya. Emosi dalam dongeng akan bisa sampai ke audience, jika pendongeng terlebih dahulu merasakan isi cerita dan menyampaikannya dalam suara dan gesture dengan sesuai. Tanpa kita sadari, bukan tidak mungkin, kita akan piawai menyelami berbagai emosi sejalan dengan ‘jam terbang’ kita mendongeng. Atau sebaliknya, jika kita memang terbiasa dalam keseharian kita untuk selalu memahami berbagai emosi orang lain, ini akan memudahkan kita dalam kegiatan mendongeng.
Hal penting dalam mendongeng yang harus kta perhatikan selanjutnya adalah kesiapan mental. Mendongeng pada dasarnya adalah salah satu bentuk berkomunikasi, namun disampaikan melalui cerita. Setiap orang bisa melakukannya, namun sebelum mendongeng, sama seperti kita berkomunikasi pada umumnya, tentunya kita harus melihat dan memahami dulu kondisi audience kita. Misal jika kita akan mendongeng di depan anak-anak, lakukan dulu kontak mata dengan mereka, perhatikan dan pelajari apakah di waktu tersebut, kondusif jika mereka mendengarkan dongeng? Jika dalam praktiknya ada anak yang menolak ikut mendengarkan dongeng, kita harus siap mental. Tidak perlu dipaksa, jika ada yang menolak mendengarkan. Jika ia menolak, berarti ia belum siap mendengarkan dongeng kita atau bisa disebut juga ia belum siap menerima kita. Nanti ia akan mendatangi kita sendiri jika ia sudah siap mendengarkan dongeng.
Mendongeng adalah salah satu kegiatan menyenangkan, khususnya bersama anak. Ada banyak manfaat yang bisa diperoleh dari kegiatan mendongeng. Mendongeng, bisa membuat kedekatan satu sama lain, bisa menjadi salah satu metode pengajaran berbagai hal, mendongeng juga salah satu kegiatan yang mendekatkan anak dengan dunia buku, dll. Yuk, kita mendongeng!