Sumber foto: Google

Mendikti: TNI Bisa Masuk Kampus Untuk Ajar Mahasiswa

Tanggal: 25 Apr 2025 15:26 wib.
Pernyataan terbaru dari Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek), Brian Yuliarto, tengah menjadi sorotan publik. Ia menegaskan bahwa kampus merupakan ruang terbuka bagi siapapun, termasuk Tentara Nasional Indonesia (TNI), untuk berkolaborasi dalam proses pendidikan. Pernyataan ini menanggapi isu yang sempat mengemuka soal keberadaan TNI di lingkungan kampus.

“Terkait tentara masuk kampus, kami melihat bahwa kampus adalah tempat yang terbuka. Kalau dalam konteks kerjasama penelitian, kerja sama kuliah akademik, mengisi materi, dan sebagainya, tentu itu sangat memungkinkan,” kata Brian saat ditemui di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (23/4/2025).

Ia menambahkan, banyak universitas di Indonesia yang telah menjalin kerja sama dengan TNI, baik dalam bentuk pengajaran, pelatihan, maupun riset. Keterlibatan TNI dinilai mampu memperkaya perspektif mahasiswa, khususnya dalam hal kedisiplinan, wawasan kebangsaan, serta pemahaman soal pertahanan dan keamanan nasional.

“Sudah banyak berjalan sebenarnya ya, beberapa mitra kampus bukan hanya dari TNI, tapi juga dari kalangan industri dan profesional lainnya. Mereka terlibat dalam proses pengajaran maupun penelitian yang sangat relevan dengan kebutuhan zaman,” ujar Brian.

Menurutnya, keterlibatan TNI di kampus bukanlah hal baru. Dalam beberapa program studi seperti teknik pertahanan, keamanan siber, maupun manajemen bencana, kehadiran narasumber atau praktisi dari TNI dinilai sangat relevan dan dibutuhkan. Ia juga menekankan bahwa semua kegiatan tersebut tetap berada dalam koridor akademik dan bersifat sukarela, bukan dalam bentuk penugasan militeristik.

“Kita tidak bicara soal indoktrinasi atau militerisasi kampus. Ini murni dalam konteks akademik dan penguatan sumber daya manusia. Kita ingin mahasiswa punya wawasan luas, tidak hanya teoritis tapi juga aplikatif,” tambahnya.

Pernyataan Mendikti saintek ini pun menuai respons beragam dari masyarakat. Beberapa pihak mendukung ide kolaborasi kampus dengan TNI, mengingat pentingnya sinergi antara dunia akademik dan sektor pertahanan. Namun, sebagian lainnya tetap mewanti-wanti agar ruang akademik tetap dijaga sebagai tempat berpikir kritis dan bebas dari intervensi berlebihan.

Sementara itu, beberapa universitas negeri terkemuka sudah mengonfirmasi bahwa mereka memang memiliki kerja sama dengan instansi militer, utamanya dalam riset pertahanan, teknologi drone, hingga program bela negara yang bersifat sukarela.

Mendikti Brian Yuliarto juga menegaskan, pihaknya tidak pernah mewajibkan kampus untuk menerima kehadiran TNI. Semua bentuk kerja sama tetap harus berdasarkan prinsip mutualisme dan relevansi akademik. “Kami serahkan ke kampus masing-masing. Yang penting, tujuannya adalah penguatan kualitas pendidikan dan SDM,” tutupnya.

Dengan pernyataan ini, Brian berharap masyarakat dapat memahami bahwa keberadaan TNI di kampus bukanlah ancaman, melainkan bentuk sinergi nasional dalam membangun generasi muda yang cerdas, tangguh, dan berwawasan kebangsaan.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved