Mendikdasmen Siapkan Dua Skema Cegah Siswa Menyontek di Sekolah
Tanggal: 1 Mei 2025 18:59 wib.
Depok, Tampang.com | Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu'ti mengungkapkan dua skema strategis untuk mencegah praktik menyontek di sekolah. Pernyataan ini disampaikan dalam acara Konsolidasi Nasional (Konsolnas) yang digelar di Depok, Jawa Barat, pada Selasa (29/4/2025).
Langkah ini diambil sebagai respons atas hasil survei Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terkait budaya tidak jujur di lingkungan pendidikan. “Kami berupaya menjadikan survei KPK sebagai dasar untuk memperbaiki sistem pembelajaran,” ujar Mu’ti.
1. Terapkan Metode Pembelajaran Mendalam (Deep Learning)
Menurut Mu’ti, kebiasaan menyontek di kalangan siswa umumnya dipicu oleh sistem pembelajaran yang terlalu menitikberatkan pada hafalan. Untuk itu, Kementerian akan mendorong penerapan metode deep learning, yakni model pembelajaran yang mendorong siswa berpikir kritis, analitis, dan kreatif.
“Soal-soal ke depan tidak lagi hanya mengandalkan hafalan, tapi berbasis kemampuan berpikir tingkat tinggi,” jelas Mu’ti. Dengan pendekatan ini, jawaban siswa diharapkan berasal dari hasil analisis dan pemikiran mandiri, sehingga tidak memungkinkan untuk menyontek.
2. Dorong Sistem Pembelajaran Kualitatif
Mu’ti juga menyoroti bahwa sistem pendidikan di Indonesia masih terlalu berbasis kuantitatif, baik dalam proses pembelajaran maupun penilaian. Hal ini membuat siswa cenderung mengejar nilai, bukan pemahaman.
Sebagai solusi, pemerintah akan perlahan-lahan mengubah pendekatan menjadi pembelajaran yang lebih kualitatif, di mana penilaian berfokus pada proses berpikir, pemahaman materi, dan penerapan konsep dalam kehidupan nyata.
“Kita akan geser orientasi pembelajaran menjadi lebih kualitatif. Ini akan membangun budaya belajar yang sehat,” tegas Mu’ti.
Menuju Pendidikan yang Lebih Jujur dan Bermakna
Dengan dua skema tersebut, pemerintah berharap tercipta sistem pendidikan yang lebih jujur, bermakna, dan relevan dengan perkembangan zaman. Skema ini juga sejalan dengan visi pendidikan karakter yang menanamkan integritas sejak dini kepada peserta didik.
Langkah ini merupakan bagian dari reformasi pendidikan yang tengah digalakkan di era pemerintahan Presiden Prabowo Subianto, dengan tujuan membangun generasi muda yang unggul secara akademis dan bermoral.