Sumber foto: Google

Mendikdasmen: Pemanfaatan AI di Sekolah Harus Didampingi Guru

Tanggal: 7 Mei 2025 19:50 wib.
Tampang.com – Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu'ti menegaskan bahwa penggunaan kecerdasan buatan (AI) dan perangkat teknologi digital dalam pembelajaran harus tetap dalam bimbingan guru. Hal ini disampaikannya dalam acara peluncuran Gemini Academy dan Akademi Edu Kreator di Kantor Kemendikdasmen, Jakarta, Rabu (7/5/2025).

AI Menarik, Tapi Perlu Pengawasan

Menurut Mu'ti, meski AI menawarkan akses cepat dan praktis ke berbagai informasi, guru tetap memiliki peran krusial sebagai penuntun utama proses belajar siswa.


"Penggunaan AI tetap perlu dipandu oleh para guru. Mereka yang paling memahami materi dan konteks pembelajarannya," ujar Mu’ti.


Ia menilai teknologi seperti AI dan coding memang menarik dan mampu mempercepat proses pembelajaran. Namun, tanpa pengawasan guru, siswa bisa saja menerima informasi yang keliru atau tidak relevan dengan tujuan pendidikan.

AI Tak Gantikan Buku dan Literasi Dasar

Mu’ti mengingatkan bahwa kehadiran AI bukan alasan bagi siswa untuk meninggalkan buku. Justru, ia mendorong agar ada sinkronisasi antara pemanfaatan teknologi dan peningkatan literasi.


"Murid tetap harus membaca buku—baik buku cetak maupun digital—agar pemahaman mereka lebih mendalam dan kontekstual," tegasnya.


Ia menambahkan bahwa pembelajaran juga bisa diperkaya melalui media permainan edukatif atau pendekatan yang mengaitkan materi pelajaran dengan kehidupan sehari-hari.

AI dan Coding Jadi Mata Pelajaran Pilihan di 2025/2026

Menanggapi tren global dan kebutuhan masa depan, Mu’ti memastikan bahwa AI dan coding akan diperkenalkan dalam kurikulum tahun ajaran 2025/2026. Namun, statusnya masih sebagai mata pelajaran pilihan, bukan wajib.


"Tahun ajaran depan, AI dan coding akan kami perkenalkan sebagai mata pelajaran pilihan, bukan mata pelajaran wajib," ujar Mu’ti.


Untuk mendukung program tersebut, Kemendikdasmen juga menggandeng sejumlah mitra teknologi, termasuk Google, dalam menyusun materi dan metode pembelajaran yang relevan dan efektif.

Tantangan: Keseimbangan Teknologi dan Esensi Pendidikan

Meski AI dan digitalisasi pendidikan tak bisa dihindari, Mu’ti mengingatkan pentingnya menjaga esensi pendidikan, yakni membentuk karakter, logika berpikir, dan kemampuan literasi dasar siswa.


“Kita tidak boleh larut dalam euforia teknologi. Tujuan akhir pendidikan tetaplah membentuk manusia pembelajar yang utuh,” pungkasnya.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved