Sumber foto: Google

Mendikdasmen: Banyak Anak Indonesia Tak Bisa Sekolah Formal, Konten Edukatif Digital Jadi Solusi

Tanggal: 7 Mei 2025 19:55 wib.
Tampang.com – Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu'ti menyuarakan keprihatinan atas masih banyaknya anak-anak Indonesia yang belum mendapatkan kesempatan belajar di sekolah formal. Fenomena ini, menurutnya, dipengaruhi berbagai faktor, mulai dari keterbatasan ekonomi hingga kondisi geografis yang sulit dijangkau.

Anak-Anak Terpaksa Tidak Sekolah karena Harus Bekerja

Dalam keterangannya di kantor Kemendikdasmen, Jakarta, Rabu (7/5/2025), Mu'ti menyebut bahwa sejumlah anak di Indonesia harus meninggalkan bangku sekolah karena terpaksa bekerja atau menghadapi kendala lain. “Kami melihat betul bahwa banyak anak-anak Indonesia tidak bisa belajar di sekolah formal karena mereka harus bekerja atau karena persoalan-persoalan lain,” ujar Mu'ti.

Perluasan Akses Belajar Jadi Fokus Pemerintah

Sebagai solusi, Kemendikdasmen berupaya memperluas akses pendidikan, tidak hanya melalui sekolah formal, tetapi juga jalur alternatif lain yang lebih fleksibel dan inklusif, termasuk untuk anak-anak di pelosok negeri. Hal ini diharapkan mampu menjangkau mereka yang selama ini tertinggal dari sistem pendidikan arus utama.

Platform Digital Jadi Sarana Belajar yang Menjanjikan

Mu’ti menekankan pentingnya pemanfaatan teknologi dan platform digital sebagai media pembelajaran masa kini. Salah satu contohnya adalah YouTube yang disebutnya sebagai platform mudah diakses oleh masyarakat luas. “Belajar tidak hanya melalui sekolah, tetapi juga melalui media seperti YouTube yang menyediakan informasi dan edukasi online secara terbuka,” katanya.

Dorongan untuk Perbanyak Konten Edukatif dan Kreatif

Lebih lanjut, Mu’ti mengajak berbagai pihak untuk memperkaya platform digital dengan konten-konten edukatif yang informatif, bermanfaat, dan menyenangkan. “Ini menjadi tantangan bersama: bagaimana kita bisa lebih kreatif menciptakan konten-konten yang menginspirasi dan mendidik,” tegasnya.

Geografi Jadi Kendala, Teknologi Jadi Solusi

Mu’ti juga menyoroti tantangan besar dalam mewujudkan pendidikan merata, yakni kondisi geografis Indonesia yang sangat kompleks. Banyak wilayah terpencil yang sulit dijangkau secara fisik. Di sinilah peran teknologi menjadi sangat penting. “Teknologi harus menjadi alat yang memungkinkan anak-anak belajar kapan saja dan di mana saja,” ujarnya.

Pendidikan Bermutu untuk Semua Masih Jadi PR Bersama

Menutup pernyataannya, Mu’ti menegaskan bahwa mewujudkan visi “Pendidikan Bermutu untuk Semua” membutuhkan kerja sama lintas sektor. “Masih banyak anak yang belum mendapatkan hak belajar sebagaimana mestinya. Ini tanggung jawab kita bersama untuk menjawab tantangan tersebut,” pungkasnya.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved