Sumber foto: iStock

Megatsunami 200 Meter di Greenland: Fenomena Misterius yang Mengingatkan Dampak Perubahan Iklim

Tanggal: 9 Mar 2025 14:25 wib.
Pada tahun 2023, Greenland menjadi saksi bagi kejadian luar biasa yang mengejutkan masyarakat dan ilmuwan di seluruh dunia. Sebuah megatsunami setinggi 200 meter melanda wilayah Fjord Greenland, memicu keingintahuan dan kebingungan di kalangan para ilmuwan tentang penyebabnya. Kejadian ini baru terungkap setahun setelah peristiwa tersebut, menyoroti betapa sedikitnya informasi yang tersedia untuk menganalisis fenomena alam yang serupa.

Menurut laporan, pemicu dari megatsunami tersebut adalah longsor besar-besaran yang terjadi ketika sekitar 25 juta meter kubik material, terdiri dari batu dan es, jatuh dari lereng yang berkisar antara 600 hingga 900 meter. Proses longsoran ini bukanlah sesuatu yang biasa, melainkan merupakan hasil dari berbagai interaksi alamiah yang berpotensi terkait dengan perubahan iklim. Citra satelit yang diambil setelah kejadian menunjukkan bahwa ada empat longsor yang terjadi hampir bersamaan, menambah risiko terjadinya bencana ini.

Kristian Svennevig, seorang ilmuwan dari Survei Geologi Denmark dan Greenland, menjelaskan bahwa saat mereka memulai penelitian ilmiah untuk memahami kejadian itu, kebingungan melanda para peneliti. "Kami menemukan bahwa semua orang terkejut dan tidak ada satu pun yang memahami sepenuhnya tentang situasi ini," ujarnya. Meskipun sudah ada pemahaman dasar mengenai hubungan antara longsor dan megatsunami, tim Svennevig menyadari bahwa penelitian interdisipliner dan kolaborasi internasional adalah kunci untuk memecahkan teka-teki ini.

Dalam jurnal yang ditulis oleh tim ilmuwan tersebut, mereka menyatakan bahwa megatsunami berlangsung selama seminggu dan memiliki arah gelombang yang tegak lurus terhadap gelombang awal tsunami yang terjadi. Meskipun para ilmuwan berhasil membangun gambaran mengenai fenomena ini, mereka masih dapat mengungkapkan kemungkinan penyebab dari megatsunami secara lebih mendalam. Peneliti menyoroti bahwa longsoran yang terjadi dapat dipicu oleh perubahan iklim yang signifikan. Adanya perbedaan suhu ekstrem antara musim panas dan musim dingin berkontribusi pada terjadinya longsor pada musim semi, ketika tanah dan es terlalu jenuh air.

Beberapa hipotesis awal mengenai penyebab longsoran ini yang disampaikan oleh para peneliti mencakup beberapa faktor. Di antaranya adalah mencairnya lapisan es yang selama ini berfungsi sebagai penopang, ketidakstabilan akibat kurangnya penopang dari es yang mencair, dan juga perubahan pola presipitasi yang terus menerus. Kesemua faktor ini menunjukkan bagaimana perubahan iklim dapat menciptakan kondisi yang dapat berpotensi memicu bencana alam yang lebih besar. Ini merupakan peringatan serius bagi umat manusia mengenai betapa pentingnya menjaga keseimbangan iklim di planet kita.

Menanggapi temuan ini, para ilmuwan internasional menegaskan perlunya penelitian lanjutan untuk memahami lebih dalam dan detail mengenai fenomena megatsunami yang terjadi di Greenland. Penelitian lebih lanjut akan memberikan wawasan penting mengenai tren yang mungkin terjadi di masa depan dan dampaknya terhadap biodiversitas serta ekosistem laut.

Dalam konteks yang lebih luas, peristiwa megatsunami ini bukan hanya sekedar kejadian lokal, tetapi juga menjadi pengingat bagi seluruh dunia akan dampak dari perubahan iklim. Banyak peneliti dan ilmuwan di berbagai negara telah berkali-kali memperingatkan pentingnya penerapan kebijakan konkret oleh pemangku kebijakan untuk mengurangi emisi gas rumah kaca. Ketidakmampuan dalam mengatasi masalah ini dapat menyebabkan peningkatan frekuensi dan intensitas bencana alam.

Sayangnya, meskipun telah ada upaya untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya aksi perubahan iklim, kemajuan yang dicapai masih terbilang minim. Bencana alam tetap terjadi di berbagai belahan dunia, menambah tantangan baru bagi upaya mitigasi dan adaptasi terhadap perubahan iklim. Situasi ini semakin mendesak, mengingat banyak kota dan negara yang berada dalam risiko tinggi terhadap dampak lingkungan yang dihasilkan oleh perubahan iklim.

Megatsunami dari Greenland adalah salah satu contoh nyata dari dampak besar yang dapat ditimbulkan oleh bencana alam, sekaligus menjadi indikator bahwa perubahan iklim yang sedang terjadi tidak dapat diabaikan. Dengan adanya peristiwa luar biasa ini, masyarakat diharapkan dapat lebih memahami betapa vitalnya upaya konservasi lingkungan dan perlunya kolaborasi global untuk menjaga keberlanjutan planet kita di masa depan.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved