Sumber foto: Canva

Makanan yang Sebaiknya Dihindari Anak di Bawah 2 Tahun

Tanggal: 14 Jul 2025 17:17 wib.
Memberikan makanan pada anak kecil itu gampang-gampang susah. Kita maunya yang terbaik, yang bisa bikin mereka tumbuh sehat dan kuat. Tapi, seringkali ada banyak mitos atau kebiasaan yang ternyata kurang pas buat si kecil, apalagi yang umurnya belum genap dua tahun. Di fase ini, sistem pencernaan mereka masih sangat sensitif dan rentan. Ada beberapa jenis makanan yang, meskipun terlihat biasa atau sehat bagi orang dewasa, justru bisa berbahaya atau menghambat tumbuh kembang optimal balita.

Madu: Risiko Botulisme yang Mengintai

Mungkin banyak yang kaget, kok madu tidak boleh? Madu memang dikenal punya banyak manfaat kesehatan. Tapi, untuk anak di bawah satu tahun, madu itu pantangan keras. Kenapa? Karena madu bisa mengandung spora bakteri Clostridium botulinum. Pada orang dewasa, bakteri ini enggak masalah karena sistem pencernaan sudah matang dan asam lambungnya cukup kuat untuk membunuh spora tersebut. Namun, pada bayi di bawah satu tahun, sistem pencernaan mereka belum sempurna, sehingga spora bisa berkembang biak dan menghasilkan toksin yang menyebabkan botulisme infantil. Ini adalah kondisi langka tapi serius yang bisa menyebabkan kelemahan otot, kesulitan bernapas, bahkan mengancam jiwa. Jadi, lebih baik hindari madu sama sekali sampai anak melewati usia satu tahun.

Makanan Utuh yang Berisiko Tersedak: Potongan Kecil Adalah Kunci

Anak-anak di bawah dua tahun masih belajar mengunyah dan menelan dengan baik. Saluran napas mereka juga lebih kecil dan sempit. Oleh karena itu, makanan yang bentuknya bulat, keras, licin, atau lengket sangat berisiko menyebabkan tersedak. Contohnya seperti buah anggur utuh, hot dog utuh, permen keras, kacang-kacangan utuh, popcorn, atau potongan besar daging. Bahkan buah berry seperti stroberi bisa berbahaya jika tidak dipotong kecil-kecil.

Cara terbaik adalah memotong makanan menjadi potongan yang sangat kecil, memanjang, atau menipiskan makanan agar mudah dikunyah dan ditelan. Anggur dan tomat ceri misalnya, harus dibelah empat. Hot dog atau sosis dipotong memanjang dan kecil-kecil. Kacang-kacangan bisa diberikan dalam bentuk selai kacang yang dioles tipis atau kacang bubuk. Tujuan utamanya adalah memastikan tidak ada potongan makanan yang bisa menyumbat saluran napas si kecil.

Makanan Tinggi Gula Tambahan: Bikin Gampang Sakit dan Susah Makan

Minuman kemasan, jus kotak, biskuit manis, sereal sarapan tinggi gula, atau permen, sebaiknya dihindari sebisa mungkin. Anak-anak di bawah dua tahun tidak butuh gula tambahan sama sekali. Gula berlebih bisa merusak gigi mereka yang baru tumbuh, memicu masalah obesitas di kemudian hari, dan yang paling penting, bisa membuat mereka kekenyangan palsu. Artinya, mereka jadi enggak mau makan makanan utama yang lebih bergizi karena sudah kenyang dengan rasa manis. Ini bisa menghambat asupan nutrisi penting yang mereka butuhkan untuk tumbuh kembang optimal. Rasa manis juga bisa bikin anak jadi pilih-pilih makanan dan cuma mau yang manis-manis saja.

Garam Berlebih: Beban Berat bagi Ginjal

Makanan yang asin, seperti keripik, makanan olahan siap saji, atau sup kalengan, juga sebaiknya dibatasi atau dihindari. Ginjal bayi dan balita belum berfungsi seoptimal ginjal orang dewasa. Asupan garam yang terlalu banyak bisa membebani kerja ginjal mereka dan berisiko menyebabkan masalah kesehatan jangka panjang, termasuk tekanan darah tinggi di kemudian hari. Saat menyiapkan makanan untuk si kecil, lebih baik hindari penggunaan garam atau batasi sekecil mungkin. Biarkan mereka merasakan rasa asli dari makanan tanpa tambahan garam berlebih.

Susu Sapi Utuh (Sebelum Usia 1 Tahun): Pencernaan Belum Siap

Sebelum usia satu tahun, susu sapi utuh tidak dianjurkan sebagai minuman utama pengganti ASI atau susu formula. Alasannya, susu sapi mengandung protein dan mineral dalam jumlah yang terlalu tinggi yang sulit dicerna oleh ginjal bayi yang belum matang. Selain itu, susu sapi utuh juga tidak memiliki rasio nutrisi yang tepat (terutama zat besi) yang dibutuhkan bayi untuk tumbuh kembang optimal. Setelah usia satu tahun, barulah susu sapi utuh bisa mulai diperkenalkan sebagai bagian dari diet seimbang, karena ginjal dan sistem pencernaan anak sudah lebih siap.

Memperhatikan asupan makanan anak di bawah dua tahun adalah investasi penting untuk kesehatan jangka panjang mereka. Memberikan gizi yang tepat dan menghindari pantangan tertentu akan membantu mereka tumbuh optimal tanpa hambatan kesehatan yang tidak perlu.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved