Sumber foto: fajar.com

Mahfud MD Menyuarakan Pentingnya Pramuka di Sekolah

Tanggal: 5 Apr 2024 23:39 wib.
Mantan Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Polhukam), Mahfud MD, ikut ambil bagian dalam perdebatan mengenai keputusan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Nadiem Makarim, terkait status pramuka sebagai kegiatan ekstrakurikuler (ekskul) yang tidak lagi wajib di sekolah negeri.

Melalui media sosial X pada Kamis (4/4/2024), Mahfud menyampaikan permohonan kepada Mendikbud-Ristek, Nadiem Makarim, untuk mempertimbangkan kembali keputusan tersebut. Ia berharap pramuka tetap mendapat tempat yang penting di dalam lingkungan sekolah, bahkan mengusulkan agar pramuka tetap menjadi ekskul wajib.

Mahfud membagikan pengalaman pribadinya sebagai anggota Pramuka, menegaskan bahwa pramuka memiliki peran yang penting dalam pengembangan kualitas anak muda di Indonesia, baik secara intelektual maupun moral. Ia juga menyebutkan bahwa saat menjabat di Polhukam, ia pernah mengusulkan untuk memperkuat posisi dan anggaran pramuka. Bagi Mahfud, filosofi pendidikan di Indonesia harus mencakup aspek otak dan watak, intelektualitas dan moralitas, keterampilan dan kelembutan hati.

Lebih lanjut, Mahfud menekankan bahwa melalui kegiatan pramuka, anak-anak dapat memperoleh nilai-nilai persahabatan, cinta sesama, cinta alam, cinta tanah air, dan nilai-nilai manusiawi dan Indonesia. Ia menutup pernyataannya dengan menegaskan kembali permohonannya kepada Mendikbud-Ristek, "Tolong, Pak," ujarnya sepenuh keyakinan.

Pernyataan Mahfud ini menjadi sorotan karena adanya Peraturan Menteri Nomor 12 Tahun 2024 tentang Kurikulum pada Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan Dasar, dan Jenjang Pendidikan Menengah. Dalam peraturan tersebut, pramuka tidak lagi wajib sebagai kegiatan ekskul di sekolah negeri, namun menjadi kegiatan yang dapat dipilih dan diikuti sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, dan minat peserta didik.

Peraturan ini ditetapkan di Jakarta pada 25 Maret 2024 dan mulai berlaku pada tanggal diundangkan yaitu 26 Maret 2024. Meskipun demikian, Mahfud MD menyatakan sikapnya dalam mempertahankan pramuka sebagai salah satu kegiatan ekskul yang wajib di sekolah negeri, karena ia percaya bahwa pramuka memiliki peran besar dalam membentuk karakter dan kepribadian generasi muda Indonesia.

Argumen Mahfud ini menjadi perdebatan hangat di kalangan masyarakat, terutama para pendidik dan orang tua siswa. Banyak yang setuju dengan pandangannya, bahwa pramuka memiliki dampak positif yang signifikan bagi perkembangan kepribadian anak-anak.

Pramuka tidak hanya melatih keterampilan teknis seperti kemahiran survival di alam bebas, tetapi juga membentuk nilai-nilai kejujuran, keberanian, kedisiplinan, dan kepemimpinan. Hal ini sejalan dengan tujuan pendidikan di Indonesia yang tidak hanya menekankan pada aspek intelektual, tetapi juga moralitas dan karakter.

Sebagai alternatif, beberapa pihak berpendapat bahwa pramuka sebaiknya menjadi kegiatan ekskul yang opsional, guna memberi ruang bagi siswa untuk mengembangkan minat dan bakatnya yang lain. Dengan demikian, siswa bisa memiliki pilihan yang lebih beragam dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler sesuai dengan minat dan potensinya.

Namun, dari sisi praktis, kebijakan pramuka sebagai ekskul wajib memunculkan berbagai pertanyaan terkait dengan ketersediaan waktu dan tenaga guru, serta fasilitas yang diperlukan dalam pelaksanaan kegiatan pramuka di sekolah. Dalam konteks ini, penting bagi pemerintah dan sekolah untuk menyediakan dukungan yang memadai untuk pelaksanaan kegiatan pramuka, baik dalam hal sumber daya manusia maupun fisik.

Sebagai bagian dari upaya memperkuat pendidikan karakter, pramuka memiliki potensi besar untuk mengajarkan nilai-nilai luhur kepada generasi muda. Oleh karena itu, peningkatan peran dan dukungan terhadap kegiatan pramuka di sekolah-sekolah dapat menjadi langkah yang strategis dalam membentuk karakter generasi muda yang tangguh, berintegritas, dan bertanggung jawab.

Dalam konteks ini, penting bagi pemerintah dan para pemangku kepentingan terkait untuk terus berdiskusi dan berkolaborasi untuk menemukan solusi yang optimal dalam penerapan kebijakan terkait pramuka di lingkungan sekolah. Keseimbangan antara kebutuhan akan pengembangan minat dan bakat siswa dengan pentingnya pembentukan karakter yang kuat harus menjadi fokus utama dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.

Dari paparan di atas, dapat disimpulkan bahwa permasalahan mengenai peran pramuka sebagai kegiatan ekstrakurikuler di sekolah memang menjadi isu yang kompleks. Namun, dengan pendekatan yang bijak dan kolaboratif dari semua pihak terkait, diharapkan bahwa kebijakan terkait pramuka di sekolah dapat memberikan manfaat optimal bagi pembentukan karakter dan kepribadian siswa, sejalan dengan visi pendidikan Indonesia yang berintegrasi dan holistik.

Dengan demikian, peran penting pramuka di dalam pendidikan diharapkan tidak hanya memberikan dampak positif bagi siswa secara individual, tetapi juga bagi bangsa dan negara secara keseluruhan. Oleh karena itu, suara-suara seperti yang disuarakan oleh Mahfud MD seharusnya menjadi bahan pertimbangan yang serius bagi para pemangku kepentingan terkait kebijakan pendidikan diIndonesia. 

 
Copyright © Tampang.com
All rights reserved