Sumber foto: Google

Kurikulum Dinilai Usang, Lulusan Sekolah Gagal Bersaing di Dunia Kerja!

Tanggal: 18 Mei 2025 08:47 wib.
Tampang.com | Tingkat pengangguran lulusan SMA dan perguruan tinggi di Indonesia masih tinggi. Banyak pihak menilai salah satu penyebab utamanya adalah kurikulum pendidikan yang tidak relevan dengan kebutuhan industri dan perkembangan zaman.

Lulusan Gagap Dunia Kerja
Menurut data BPS, lebih dari 30% pengangguran terbuka berasal dari lulusan SMK dan SMA. Banyak di antaranya tidak memiliki keterampilan yang sesuai dengan permintaan pasar kerja.

“Di kampus saya diajarkan teori, tapi tidak pernah diajari cara membuat portofolio atau menghadapi wawancara kerja,” keluh Lestari, lulusan universitas swasta di Yogyakarta.

Kurikulum Terlalu Teoritis, Minim Praktik
Pakar pendidikan, Doni Koesoema, mengatakan bahwa sistem pendidikan kita masih mengutamakan hafalan dan nilai ujian, bukan pemecahan masalah dan kreativitas.

“Kita masih mengukur kecerdasan lewat angka, bukan lewat kemampuan berpikir kritis dan kolaboratif,” ujarnya.

Ketimpangan Antarwilayah dan Minimnya Akses Teknologi
Di banyak daerah, fasilitas pendidikan masih minim. Guru belum terlatih untuk menyampaikan materi berbasis kompetensi dan adaptif terhadap teknologi.

Desakan untuk Reformasi Kurikulum Nasional
Pemerintah perlu menyesuaikan kurikulum dengan dinamika industri dan perkembangan teknologi global. Selain itu, penting membekali siswa dengan keterampilan hidup (life skills) dan kemampuan berpikir kritis sejak dini.

Pendidikan Harus Jadi Jembatan Masa Depan
Tanpa reformasi kurikulum yang menyeluruh, lulusan sekolah hanya akan menjadi penonton di tengah revolusi industri yang terus bergerak cepat.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved