Kisah Inspiratif Asysyfa Maisarah, Anak Buruh Tani dari Sumbar yang Raih Beasiswa UKT 0 Rupiah di UGM
Tanggal: 21 Mei 2025 08:56 wib.
Tampang.com | Asysyfa Maisarah, gadis asal pelosok Sumatera Barat, membuktikan bahwa keterbatasan ekonomi bukan penghalang untuk meraih mimpi besar. Anak dari keluarga buruh tani ini berhasil menembus Universitas Gadjah Mada (UGM) dan mendapatkan beasiswa Uang Kuliah Tunggal (UKT) nol rupiah. Kini, ia tengah menempuh semester kedua di Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM, dengan semangat dan tekad kuat yang menjadi inspirasi bagi banyak siswa di daerah terpencil.
Perjalanan Syfa, panggilan akrabnya, menuju dunia kampus bukan tanpa tantangan. Ia harus meninggalkan keluarga dan kampung halaman untuk pertama kali, mengadu nasib di Yogyakarta tanpa sanak saudara di sekitar. Namun, kekaguman akan ikon kampus seperti Gedung Pusat UGM dan Pertamina Tower FEB menumbuhkan keyakinan bahwa ia berada di tempat yang tepat untuk mengukir masa depan.
Meski begitu, tantangan akademik menjadi ujian berat bagi Syfa. Ia harus beradaptasi dengan ritme belajar yang lebih cepat dan lingkungan yang sangat kompetitif. Di awal perkuliahan, rasa minder dan stres sempat menghampiri karena ia merasa tertinggal dibanding teman-teman sekelasnya. Namun, hal tersebut justru memotivasi Syfa untuk terus berjuang dan membuktikan kemampuannya.
Tak hanya fokus pada akademik, Syfa juga aktif mengikuti berbagai kegiatan kampus seperti seminar dan kepanitiaan. Ia memanfaatkan kesempatan ini untuk memperluas wawasan dan membangun jaringan, sekaligus mengisi waktu di luar kelas dengan hal positif. Pengalaman bertemu tokoh nasional, termasuk bersalaman dan berfoto dengan Anies Baswedan, menjadi momen berharga yang membuka perspektif baru baginya.
Beasiswa UKT nol rupiah yang diterima Syfa sangat berarti dalam meringankan beban keluarganya. Dengan kondisi ekonomi orang tua yang terbatas, bantuan ini memberinya ketenangan finansial sehingga dapat fokus pada studi dan pengembangan diri. Syfa menyadari bahwa keberhasilannya bukan hanya untuk dirinya sendiri, melainkan juga sebagai bentuk terima kasih dan harapan bagi keluarga serta komunitas asalnya.
Meski sering dirundung rasa rindu rumah dan kelelahan mental sebagai anak rantau, dukungan keluarga tetap menjadi sumber semangat terbesar. Komunikasi singkat dengan orang tua selalu menjadi penawar saat ia merasa down. Syfa pun bertekad lulus dengan prestasi gemilang, mendapatkan pekerjaan yang layak, dan mampu memperbaiki kondisi ekonomi keluarganya.
Di akhir ceritanya, Syfa menyampaikan pesan motivasi bagi adik-adik di kampung halamannya agar tidak ragu mengejar mimpi, meski berasal dari latar belakang sederhana. Ia menegaskan bahwa pendidikan dan mimpi setinggi langit bisa diraih dengan keberanian dan kerja keras. UGM sendiri berkomitmen mendukung mahasiswa dari berbagai latar belakang melalui program beasiswa yang inklusif, memberikan akses pendidikan yang lebih adil dan berkeadilan.
Perjalanan Syfa menjadi bukti nyata bahwa pendidikan adalah kunci masa depan yang dapat membuka jalan bagi perubahan sosial dan kemajuan bangsa. Semangatnya adalah inspirasi bagi banyak generasi muda untuk terus berjuang mengejar cita-cita tanpa mengenal batas.