Sumber foto: Canva

Kenali Bahaya BPA dalam Botol Plastik dan Cara Menghindarinya

Tanggal: 11 Agu 2025 09:20 wib.
Botol plastik sudah jadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari kita. Praktis, ringan, dan mudah dibawa ke mana-mana. Namun, di balik kemudahannya, ada satu senyawa kimia yang sering jadi perhatian, yaitu Bisphenol A (BPA). Senyawa ini banyak digunakan dalam pembuatan plastik polikarbonat dan resin epoksi. Meskipun sering dianggap aman, paparan BPA, terutama dari botol plastik, bisa menimbulkan berbagai risiko kesehatan. Penting untuk memahami bahayanya dan mengambil langkah-langkah pencegahan.

Apa Itu BPA dan Bagaimana Senyawa Ini Berbahaya?

BPA adalah bahan kimia industri yang telah digunakan sejak tahun 1950-an untuk membuat plastik keras dan bening yang dikenal sebagai polikarbonat. Plastik ini biasanya digunakan untuk botol minum, wadah makanan, dan botol susu bayi. Selain itu, BPA juga dipakai dalam lapisan resin epoksi yang melapisi bagian dalam kaleng makanan dan minuman.

Masalahnya muncul karena BPA dapat "luruh" (leaching) atau berpindah dari plastik ke dalam makanan atau minuman yang bersentuhan dengannya. Proses peluruhan ini bisa meningkat secara signifikan saat wadah plastik dipanaskan, dicuci dengan air panas, atau terkena goresan.

Bahaya utama BPA terletak pada kemampuannya meniru hormon estrogen di dalam tubuh. Karena punya struktur yang mirip, BPA bisa mengganggu sistem endokrin (sistem hormon) tubuh. Gangguan ini, meski dalam jumlah kecil, dapat memicu berbagai masalah kesehatan, terutama pada bayi, anak-anak, dan janin.

Risiko Kesehatan yang Berhubungan dengan Paparan BPA

Beberapa penelitian telah mengaitkan paparan BPA dengan berbagai masalah kesehatan, antara lain:

Gangguan Hormon dan Sistem Reproduksi: BPA bisa mengganggu keseimbangan hormon, yang berpotensi memicu masalah kesuburan pada laki-laki dan perempuan. Pada laki-laki, paparan BPA dikaitkan dengan penurunan kualitas sperma. Sementara pada perempuan, BPA bisa memengaruhi siklus menstruasi dan meningkatkan risiko masalah reproduksi tertentu.

Dampak pada Perkembangan Otak dan Perilaku Anak: Bayi dan anak-anak adalah kelompok yang paling rentan terhadap BPA karena sistem saraf mereka masih berkembang. Paparan BPA di usia dini dikaitkan dengan perubahan perilaku, hiperaktivitas, dan masalah perkembangan otak. Hal ini juga menjadi alasan mengapa banyak negara melarang penggunaan BPA pada botol susu bayi.

Peningkatan Risiko Penyakit Kronis: Beberapa studi menunjukkan bahwa paparan BPA dapat meningkatkan risiko obesitas, diabetes tipe 2, dan penyakit jantung. Meskipun hubungan ini masih terus diteliti, para ahli menyarankan untuk mengurangi paparan BPA sebagai langkah pencegahan.

Kanker: Meski belum ada bukti kuat yang menunjukkan BPA secara langsung menyebabkan kanker pada manusia, beberapa penelitian pada hewan menunjukkan bahwa paparan BPA bisa meningkatkan risiko kanker tertentu, seperti kanker payudara dan prostat.

Cara Menghindari BPA dan Hidup Lebih Sehat

Mengurangi paparan BPA tidak sulit, asalkan kita tahu langkah-langkah yang tepat. Berikut adalah beberapa cara praktis yang bisa dilakukan:

Cari Label "BPA-free": Saat membeli botol minum atau wadah makanan plastik, pastikan untuk memeriksa labelnya. Banyak produsen kini mencantumkan label "BPA-free" yang menandakan produk tersebut tidak mengandung Bisphenol A. Ini adalah cara paling mudah untuk memastikan keamanan.

Hindari Memanaskan Plastik: Jangan pernah memanaskan makanan atau minuman di dalam wadah plastik, terutama di microwave. Suhu panas bisa menyebabkan BPA luruh lebih cepat. Pindahkan makanan ke wadah kaca atau keramik sebelum dipanaskan.

Cuci dengan Hati-hati: Hindari mencuci botol plastik dengan air yang sangat panas. Air panas, bahan pembersih yang keras, atau sikat yang kasar dapat menggores permukaan plastik, yang juga bisa memicu pelepasan BPA.

Gunakan Alternatif Selain Plastik: Pilihan terbaik adalah beralih ke wadah atau botol yang terbuat dari bahan lain yang lebih aman, seperti kaca, baja tahan karat (stainless steel), atau keramik. Bahan-bahan ini tidak mengandung BPA dan jauh lebih tahan lama.

Batasi Makanan Kaleng: Kurangi konsumsi makanan kaleng karena lapisan dalamnya sering mengandung BPA. Lebih baik pilih makanan segar atau beku yang tidak dikemas dalam kaleng.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved