Kamu Harus Tahu Mengapa Banyak Profesor Menulis dengan Tangan saat Brainstorming?
Tanggal: 24 Jul 2025 09:52 wib.
Dalam dunia akademis, sering kali kita menemukan profesor dan peneliti lebih memilih untuk menulis dengan tangan saat melakukan brainstorming. Hal ini mungkin muncul sebagai kebiasaan atau pilihan pribadi, tetapi sebenarnya ada alasan yang lebih mendalam di balik praktik ini. Penyebabnya berkaitan dengan cara otak kita berfungsi dan bagaimana proses kreativitas dapat dipengaruhi oleh metode penulisan.
Salah satu alasan utama mengapa banyak profesor memilih menulis dengan tangan adalah terkait dengan koneksi antara otak dan tangan. Menulis dengan tangan dapat meningkatkan konektivitas otak dan memperkuat ingatan. Saat seseorang menulis dengan tangan, gerakannya menjadi lebih terlibat secara fisik dan mental. Penelitian menunjukkan bahwa menulis dengan tangan dapat meningkatkan pemahaman dan penguasaan materi, karena aksi fisik ini membantu otak memproses informasi dengan lebih efektif. Proses ini juga melibatkan area-area otak yang bertanggung jawab terhadap keterampilan motorik, sehingga menciptakan aliran ide yang lebih lancar.
Penyebabnya tidak hanya terletak pada hubungan motorik, tetapi juga cara kita menciptakan dan mengorganisasi ide. Ketika brainstorming, ide-ide sering kali mengalir dengan cepat, dan menulis dengan tangan memungkinkan untuk membuat catatan yang cepat, meskipun mungkin terlihat kurang teratur. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa ketika individu menggunakan keyboard, kecenderungan mereka adalah untuk fokus pada pengetikan yang lebih cepat dan lebih terstruktur, yang dapat membatasi aliran ide. Di sisi lain, menulis tangan memberi kebebasan lebih dalam mengungkapkan ide-ide liar yang mungkin muncul, tanpa terhalang oleh format tertentu.
Penjelasan lainnya berkaitan dengan proses kognitif yang terlibat dalam menulis. Menulis dengan tangan membutuhkan lebih banyak keterlibatan mental dan emotif. Profesor yang menulis dengan tangan cenderung lebih fokus pada alur pikir mereka, sehingga mereka tidak hanya mencatat ide, tetapi juga mengeksplorasi hubungan antara berbagai konsep yang muncul. Ini bisa memperkuat kreativitas dan memungkinkan ide-ide baru muncul dari refleksi selama proses penulisan.
Selain itu, menulis tangan dapat mengurangi distraksi yang sering kali terjadi saat menggunakan perangkat digital. Dalam era teknologi ini, banyak orang tergoda untuk melakukan multitasking saat mengetik, yang dapat mengganggu proses brainstorming. Dengan menulis tangan, seorang profesor dapat lebih mudah berkonsentrasi pada pemikiran mereka tanpa terganggu oleh notifikasi atau iklan digital lainnya. Meminimalkan distraksi ini adalah salah satu alasan banyak akademisi lebih suka teknik penulisan tradisional.
Berdasarkan temuan ini, penting untuk memahami bahwa menulis dengan tangan selama sesi brainstorming bukan hanya soal preferensi, tetapi juga tentang cara kita berinteraksi dengan informasi dan membangun ide. Cara ini membentuk cara berpikir yang memfasilitasi kreativitas dan eksplorasi, yang sering kali krusial dalam lingkungan akademis. Banyak profesor, berpengalaman dalam dunia penelitian, mengerti manfaat ini dan menerapkannya dalam proses berpikir mereka.
Secara keseluruhan, kebiasaan penulisan dengan tangan di kalangan akademisi tidak hanya dapat dianalisis dari perspektif metodologis, tetapi juga dari sudut pandang psikologis dan neurologis. Setiap goresan pena memiliki potensi untuk membuka jendela pemikiran yang baru dan inovatif, mendemonstrasikan betapa kuatnya hubungan antara alat yang kita gunakan dan cara kita berpikir.