Sumber foto: Canva

Jenis-Jenis Angin Lokal yang Jarang Diketahui Tapi Berpengaruh Besar

Tanggal: 11 Agu 2025 09:25 wib.
Ketika berbicara tentang angin, pikiran kita mungkin langsung tertuju pada angin kencang yang terjadi saat badai atau hembusan sejuk yang biasa dirasakan di pantai. Namun, di balik fenomena cuaca yang besar, ada angin-angin lokal yang sering kali luput dari perhatian. Angin-angin ini terbentuk akibat perbedaan tekanan, suhu, dan kondisi topografi di suatu wilayah kecil, dan dampaknya bisa sangat signifikan bagi kehidupan masyarakat di sekitarnya. Mengenal jenis-jenis angin lokal ini membuka wawasan tentang betapa kompleksnya sistem iklim di tingkat mikro.

Angin Foehn: Panas Kering dari Lereng Gunung

Salah satu angin lokal yang paling terkenal adalah angin Foehn, atau dikenal juga dengan sebutan angin jatuh. Angin ini adalah angin kering dan panas yang turun dari lereng pegunungan. Prosesnya dimulai ketika udara basah naik ke salah satu sisi gunung, mendingin, dan uap air di dalamnya mengembun menjadi awan dan hujan. Setelah melewati puncak, udara yang sudah kehilangan sebagian besar kelembapannya ini mulai turun di sisi lereng yang lain.

Saat turun, udara ini mengalami kompresi dan pemanasan secara adiabatik, artinya suhunya naik tanpa ada sumber panas eksternal. Hasilnya, angin yang sampai di kaki gunung menjadi sangat kering dan panas. Di Indonesia, angin Foehn punya nama-nama lokalnya sendiri. Contohnya, angin Gending di Probolinggo dan angin Bahorok di Sumatra Utara. Angin ini bisa memicu kekeringan, merusak tanaman, dan bahkan meningkatkan risiko kebakaran hutan di wilayah yang terdampak.

Angin Lembah dan Angin Gunung: Perputaran Udara Harian

Fenomena angin lembah dan angin gunung adalah contoh sempurna bagaimana topografi memengaruhi pola angin harian. Kedua jenis angin ini terjadi di wilayah pegunungan yang memiliki lembah.

Angin Lembah: Saat siang hari, sinar matahari memanaskan dasar lembah dan lereng gunung dengan cepat. Udara di dasar lembah menjadi lebih panas dan naik ke atas lereng. Udara dingin dari atas turun untuk mengisi kekosongan, menciptakan aliran angin dari dasar lembah menuju puncak. Inilah yang disebut angin lembah, yang membawa udara sejuk dari bawah ke atas.

Angin Gunung: Saat malam tiba, situasinya berbalik. Udara di puncak gunung mendingin lebih cepat daripada udara di lembah. Udara dingin yang lebih berat ini kemudian mengalir menuruni lereng gunung menuju dasar lembah, menggantikan udara yang lebih hangat. Aliran udara dari puncak ke lembah inilah yang dinamakan angin gunung, yang seringkali terasa dingin dan hening.

Perputaran angin ini penting bagi ekosistem pegunungan dan bahkan memengaruhi aktivitas pertanian, seperti mengatur suhu di area perkebunan.

Angin Brisa Laut dan Brisa Darat: Napas Lautan dan Daratan

Angin Brisa laut dan Brisa darat adalah fenomena yang sangat dikenal oleh masyarakat pesisir. Ini adalah angin yang bertiup dari laut ke darat atau sebaliknya, dan polanya berubah seiring berjalannya hari.

Angin Brisa Laut (Sea Breeze): Terjadi di siang hari. Daratan memanas lebih cepat daripada lautan. Udara di atas daratan menjadi lebih hangat, tekanan udara turun, dan naik ke atas. Udara yang lebih dingin dan bertekanan tinggi dari laut kemudian mengalir ke darat untuk mengisi kekosongan tersebut. Angin yang bertiup dari laut ke darat ini sering terasa sejuk dan menyegarkan.

Angin Brisa Darat (Land Breeze): Terjadi di malam hari. Daratan mendingin lebih cepat daripada lautan. Udara di atas daratan menjadi lebih dingin dan bertekanan tinggi, sementara udara di atas lautan yang masih hangat naik. Aliran udara dari darat ke laut pun terjadi. Angin Brisa darat ini penting untuk nelayan yang menggunakan perahu layar, karena membantu mereka bergerak menuju lautan saat malam tiba.

Pola angin ini sangat memengaruhi aktivitas nelayan dan iklim di wilayah pesisir.

Angin Bora: Hembusan Dingin dari Dataran Tinggi

Angin Bora adalah angin dingin dan kencang yang turun dari dataran tinggi menuju wilayah pesisir di beberapa bagian dunia, seperti di Laut Adriatik. Angin ini terbentuk saat udara dingin dari dataran tinggi bertemu dengan udara yang lebih hangat dan bertekanan rendah di atas permukaan laut. Akibatnya, terjadi aliran udara dingin yang sangat kuat dan seringkali disertai dengan hembusan angin yang ekstrem. Angin Bora bisa sangat berbahaya bagi pelayaran dan bisa menyebabkan kerusakan.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved