Indonesia Terbelah Jadi Dua, Ahli Ungkap Asal-Usulnya
Tanggal: 13 Okt 2024 18:19 wib.
Indonesia adalah salah satu negara yang terkenal dengan keanekaragaman hayati yang dimilikinya. Keberagaman ini terwujud dalam flora dan fauna yang unik, serta menjadi daya tarik tersendiri bagi para ahli biologi evolusi. Salah satu fenomena menarik terkait keanekaragaman hayati ini adalah fenomena pembelahan wilayah Indonesia menjadi dua bagian dengan garis imajiner yang dikenal sebagai Garis Wallace.
Garis Wallace ini, yang dinamai dari Alfred Wallace yang melakukan penelitian pada tahun 1863, menjadi cara bagi para ilmuwan untuk membagi wilayah berdasarkan jenis flora dan fauna yang ada di dalamnya.
Selama perjalannya di wilayah-wilayah seperti Singapura, Filipina, Papua Nugini, dan Indonesia, Wallace menyadari perbedaan spesies flora dan fauna di tiap wilayah yang ia kunjungi. Fenomena ini menggugah rasa ingin tahunya terhadap asal usul terbelahnya wilayah Indonesia menjadi dua.
Salah satu fakta menarik yang ditemukan oleh Wallace adalah kemampuan spesies dari wilayah Asia untuk menyeberangi garis Wallace dan beradaptasi dengan wilayah lainnya, sementara hal yang sama tidak bisa terjadi pada spesies dari Australia. Hal tersebut menimbulkan pertanyaan tentang asal usul terbelahnya wilayah Indonesia menjadi dua, serta perbedaan spesies flora dan fauna di kedua wilayah tersebut.
Penelitian lanjutan mengungkapkan bahwa fenomena pembelahan wilayah Indonesia menjadi dua bagian ini diduga disebabkan oleh perubahan iklim ekstrem yang terjadi akibat aktivitas tektonik sekitar 35 juta tahun yang lalu. Pada masa itu, Australia terpisah dari Antartika dan bergeser ke arah Asia sehingga terbentuklah wilayah yang kita kenal saat ini sebagai Nusantara.
Para peneliti menggunakan model komputer untuk menjelaskan efek iklim dari perubahan wilayah tersebut. Mereka memperhitungkan kemampuan menyebarkan, preferensi ekologi, serta keterlibatan evolusi lebih dari 20 ribu spesies di kedua sisi garis Wallace. Hasil dari penelitian ini memberikan gambaran yang lebih jelas terkait perubahan iklim yang berdampak pada keberadaan spesies flora dan fauna di kedua wilayah tersebut.
Menurut ketua penulis studi dan ahli biologi evolusi di Universitas Nasional Australia, Alex Skeels, fenomena ini juga terkait dengan pergeseran Australia dari Antartika yang membuka area laut dalam yang mengelilingi Antartika dan menjadi tempat Arus Sirkumpolar Antartika (ACC) berada. ACC ini merupakan arus laut terbesar di dunia yang memiliki peran penting dalam mengatur iklim Bumi.
Dari penelitian yang dilakukan, juga terungkap bahwa perubahan iklim tidak berdampak pada semua spesies secara seragam. Misalnya, iklim di Semenanjung Asia Tenggara dan Indonesia cenderung lebih hangat dan basah, sementara di Australia lebih cenderung dingin dan kering. Hal ini menyebabkan musim mempengaruhi kemampuan adaptasi dari tiap spesieshidup.