Sumber foto: iStock

Homo Juluensis: Penemuan Spesies Baru Nenek Moyang Manusia di China

Tanggal: 8 Des 2024 18:35 wib.
Sebuah penelitian yang dilakukan di China berhasil menemukan spesies baru nenek moyang manusia yang mengubah pandangan kita akan sejarah evolusi manusia. Ditemukan di China, spesies ini diberi nama Homo juluensis, yang artinya "kepala besar."

Penelitian ini dipublikasikan oleh antropolog Christopher Bae dari Universitas Hawai'i dan paleoantropolog Xiuji Wu dari Institut Paleontologi Vertebrata pada Mei 2024. Mereka meneliti sekumpulan fosil hominin yang tidak biasa ditemukan di Xujiayao China Utara beberapa dekade sebelumnya.

Para peneliti menemukan tengkorak fosil yang sangat besar dan lebar. Beberapa fitur yang terdapat pada fosil tersebut dilaporkan mirip dengan Neanderthal, dan ada juga ciri-ciri yang mirip dengan manusia modern dan Denisovan.

Menurut studi tersebut, fosil ini menunjukkan adanya spesies baru hominin berotak besar, yang tersebar luas di sebagian besar Asia timur pada kuartal akhir (300 ribu-500 ribu tahun lalu).

Dalam sebuah studi baru yang diterbitkan di jurnal Nature Communications, Bae dan Wu menekankan perlunya terminologi baru. Dengan membagi Homo Purba menjadi empat spesies, mereka meyakini bahwa hal ini akan membantu penelitian memahami kompleksitas evolusi manusia terbaru. Keempat spesies yang dimaksud adalah H.

floresiensis, H. luzonensis, H. longi, dan H. juluensis. Spesies terakhir merujuk pada fosil dari 220 ribu-100 ribu tahun lalu yang berasal dari Xujiayao dan Xuchang, China Tengah.

Penemuan fosil Homo juluensis bukanlah yang pertama kali ditemukan di Xujiayao. Pada 1974, fosil tersebut juga pernah ditemukan di lokasi tersebut. Para peneliti juga menemukan 10 ribu artefak baru dan 21 fragmen fosil hominin yang mewakili 10 individu berbeda.

Fitur-fitur yang ditemukan pada fosil tersebut juga mirip dengan apa yang dituliskan dalam studi Bae dan Wu bulan Mei lalu, mulai dari otak besar, tengkorak tebal, hingga kemiripan dengan Neanderthal.

Menariknya, Homo juluensis tidak terisolasi secara genetik. Hal ini menandakan adanya hasil perwakinan di antara sejumlah hominin pada Pleistosen Tengah, termasuk Neanderthal. Studi tersebut menyimpulkan bahwa Homo juluensis mewakili populasi hominin baru untuk wilayah itu, membuktikan bahwa juluren memiliki arti sebagai manusia kepala besar.

Penemuan ini memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang evolusi manusia, terutama pada wilayah Asia timur. Adanya spesies Homo juluensis menegaskan bahwa manusia purba memiliki kompleksitas evolusi yang lebih beragam daripada yang sebelumnya dikenal.

Hal ini juga menggugah minat para peneliti untuk terus menggali lebih dalam tentang asal-usul dan evolusi manusia purba di berbagai wilayah di dunia. Dengan demikian, penelitian ini menjadi sebuah tonggak penting dalam pemahaman kita akan sejarah panjang manusia.

Tentunya, penemuan tersebut juga membuka pintu bagi berbagai penelitian lanjutan yang melibatkan pendekatan antropologi fisik, arkeologi, dan genetika dalam memahami perjalanan evolusi manusia.

Hal ini semakin memperkuat kebutuhan untuk kolaborasi lintas disiplin ilmu guna membuka tabir misteri evolusi manusia purba. Dengan demikian, penelitian ini bukan hanya memberikan informasi baru, tetapi juga memberikan dorongan untuk berbagai penelitian lanjutan yang dapat melahirkan temuan-temuan menarik di masadepan.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved