Hasil Penelitian Perkawinan Silang Manusia Purba Terungkap
Tanggal: 14 Des 2024 18:30 wib.
Dua kelompok penelitian telah melakukan upaya untuk mengungkap hasil perkawinan antara manusia purba dan Neanderthal. Kebanyakan orang non-Afrika memiliki keterkaitan dengan DNA Neanderthal meskipun hanya sebagian kecil, yaitu sekitar 1%-2% dari DNA mereka.
Sebuah studi yang dipublikasikan dalam jurnal Nature and Science menyoroti bahwa perkawinan antara manusia purba dan Neanderthal terjadi sekitar 43.500-50.500 tahun lalu. Penelitian ini menunjukkan bahwa perkawinan silang terjadi saat manusia purba meninggalkan Afrika dan berpindah ke benua-benua lainnya, seperti yang dikutip dari sumber NBC News pada Jumat (13/12/2024).
Selama 100 generasi setelah perkawinan tersebut, sebagian besar DNA Neanderthal mengalami penghilangan. Hanya DNA tertentu seperti pigmentasi kulit, respon imun, dan metabolisme yang masih dapat teridentifikasi.
Temuan ini juga mengungkapkan bahwa perkawinan silang ini terjadi dalam rentang waktu yang relatif singkat ketika manusia menyebar ke wilayah-wilayah seperti China dan Australia.
Di samping itu, para peneliti juga menyentuh soal populasi dari fosil manusia purba yang ditemukan di luar Afrika, terutama di Eropa, dan telah ada sejak lebih dari 50 ribu tahun lalu. Menurut studi tersebut, populasi manusia purba tersebut telah punah. Johannes Krause, seorang peneliti dari Institut Max Planck menjelaskan, "Ada beberapa garis keturunan yang teridentifikasi yang tidak memberikan kontribusi pada populasi manusia di kemudian hari."
Kedua penelitian ini menggunakan pendekatan yang berbeda. Tim peneliti dari University of California melakukan kajian pada katalog 59 manusia purba yang hidup antara 2.000 tahun lalu dan 45 ribu tahun lalu, serta 275 manusia modern. Mereka menemukan bahwa penyebaran gen Neanderthal ke manusia terjadi sekitar 47 ribu tahun lalu dan berhenti sekitar 7.000 tahun lalu.
Di jurnal Nature, analisis dilakukan pada enam genom yang ditemukan di Ranis, sebuah situs gua di Jerman. Genom-genom tersebut berasal dari sekitar 45 ribu tahun lalu. Hasilnya menunjukkan bahwa dua dari enam individu yang ditemukan merupakan ibu dan anak perempuan.
Selain itu, analisis DNA juga dilakukan terhadap individu yang ditemukan di situs gua di Ceko, yang berjarak sekitar 140 mil (225 km) dari Ranis. Hasilnya menunjukkan adanya hubungan kerabat antara dua individu yang berasal dari Ranis dengan individu yang ditemukan di Ceko.
Perkawinan silang antara manusia purba dan Neanderthal telah menjadi sebuah topik yang menarik untuk dikaji dalam ilmu antropologi dan genetika manusia. Temuan ini memberikan wawasan baru mengenai hubungan silsilah manusia purba dan bagaimana keturunan dari perkawinan silang tersebut memengaruhi populasi manusia modern.
Melalui pendekatan yang unik dan serangkaian analisis DNA, penelitian ini telah mengungkap sejumlah fakta penting mengenai keterkaitan antara manusia purba dan Neanderthal yang menjadi bagian integral dari sejarah evolusi manusia.
Penelitian lebih lanjut terkait dengan hasil perkawinan silang manusia purba dengan Neanderthal dapat memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pemahaman akan evolusi manusia dan bagaimana faktor genetik dari Neanderthal masih memengaruhi manusia modern hingga saat ini.
Dengan pemahaman yang lebih mendalam terhadap genetika manusia purba, mungkin akan memunculkan pengetahuan baru tentang variasi genetik dan evolusi manusia yang dapat memberikan manfaat dalam berbagai bidang, seperti kedokteran, antropologi, dan sejarahmanusia.