Hama yang Dapat Merusak Tanaman Padi
Tanggal: 13 Jul 2025 08:42 wib.
Padi, sebagai makanan pokok sebagian besar penduduk dunia, adalah tanaman yang sangat vital. Petani bekerja keras dari menanam hingga memanen, berharap hasil maksimal. Namun, perjalanan padi dari bibit hingga menjadi gabah tidak selalu mulus. Banyak sekali musuh tak terlihat yang siap mengintai, mereka adalah hama. Kehadiran hama ini bukan sekadar gangguan kecil; mereka bisa menyebabkan gagal panen, kerugian ekonomi besar bagi petani, dan mengancam ketahanan pangan. Mengenali siapa saja hama utama ini dan bagaimana mereka menyerang jadi langkah awal penting untuk melindungi sang mutiara hijau.
Wereng Batang Coklat: Teror Penghisap Cairan
Salah satu hama paling ditakuti petani padi di Asia, termasuk Indonesia, adalah wereng batang coklat (Nilaparvata lugens). Serangga kecil ini mungkin terlihat tidak berbahaya, tapi daya rusaknya luar biasa. Mereka hidup berkelompok di pangkal batang padi, menghisap cairan tanaman tanpa henti. Akibatnya, tanaman padi yang diserang akan menguning, mengering, lalu berubah warna menjadi coklat, seolah terbakar. Kondisi ini sering disebut hopperburn.
Bukan cuma itu, wereng batang coklat juga bisa jadi vektor atau pembawa penyakit virus, seperti virus tungro atau kerdil rumput. Jadi, satu wereng bisa menyebabkan kerusakan ganda: menghisap nutrisi dan menyebarkan penyakit. Populasi wereng bisa meledak sangat cepat dalam kondisi lingkungan yang mendukung, menjadikan pengendaliannya sangat sulit dan butuh strategi terpadu.
Tikus Sawah: Perusak Massal Tanpa Ampun
Dari kelompok mamalia, tikus sawah (Rattus argentiventer) adalah biang kerok yang paling sering bikin petani pusing tujuh keliling. Hewan pengerat ini punya nafsu makan yang rakus dan kemampuan berkembang biak yang cepat. Mereka menyerang padi di semua fase pertumbuhan, mulai dari persemaian, fase vegetatif (pertumbuhan anakan), hingga fase generatif (pengisian bulir).
Di persemaian, tikus bisa menghabiskan bibit dalam semalam. Saat padi mulai berbulir, mereka menggerogoti batang, memakan bulir yang sedang masak, dan membuat sarang di pematang sawah. Kerusakan yang ditimbulkan tikus bersifat massal dan biasanya terjadi di satu area yang luas. Pengendalian tikus ini butuh kerja sama antarpetani di satu hamparan sawah, karena sifatnya yang bergerak dan berpindah-pindah. Jika tidak ditangani serius, kerugian akibat tikus bisa mencapai puluhan persen dari total panen.
Penggerek Batang Padi: Ancaman dari Dalam Batang
Penggerek batang padi adalah kelompok serangga yang larvanya hidup dan makan di dalam batang padi. Ada beberapa jenis penggerek batang, seperti penggerek batang putih (Scirpophaga innotata) atau penggerek batang kuning (Scirpophaga incertulas). Larva-larva ini menggerek batang dari dalam, merusak jaringan pengangkut air dan nutrisi tanaman.
Akibatnya, jika serangan terjadi pada fase vegetatif, pucuk tanaman akan mengering dan mudah dicabut, menyerupai gejala "sundep". Jika serangan terjadi pada fase generatif, bulir padi akan hampa atau gabug, berwarna putih seperti "beluk". Kerusakan ini seringkali baru terlihat jelas saat tanaman sudah cukup besar atau menjelang panen, membuat petani terlambat untuk bertindak. Pengendaliannya memerlukan pendekatan yang tepat sasaran karena hama ini tersembunyi di dalam batang.
Hama Lain yang Tak Kalah Merugikan
Selain ketiga hama utama di atas, ada beberapa hama lain yang juga berpotensi menyebabkan kerusakan signifikan pada tanaman padi:
Kepinding Tanah (Scotinophara coarctata): Serangga ini menghisap cairan pada pangkal batang padi, mirip wereng, menyebabkan tanaman kerdil dan kekuningan.
Keong Mas (Pomacea canaliculata): Hama ini menjadi masalah besar di fase awal pertumbuhan padi. Mereka memakan bibit padi yang baru ditanam di sawah, seringkali menghabiskan area tanam yang luas dalam waktu singkat.
Walang Sangit (Leptocorisa oratorius): Hama ini menyerang bulir padi yang sedang mengisi. Mereka menghisap cairan pada bulir yang masih hijau, menyebabkan bulir menjadi hampa atau bernoda hitam dan kualitasnya menurun drastis. Serangan walang sangit ini menimbulkan bau menyengat yang khas.
Pentingnya Pengendalian Terpadu
Melindungi tanaman padi dari berbagai hama ini memerlukan strategi yang komprehensif, tidak bisa cuma mengandalkan satu cara saja. Pendekatan Pengendalian Hama Terpadu (PHT) menjadi sangat penting. Ini melibatkan kombinasi metode budidaya yang baik (seperti penanaman serentak dan penggunaan varietas tahan hama), pemanfaatan musuh alami hama, penggunaan pestisida nabati atau kimia secara bijaksana dan selektif jika diperlukan, serta pengamatan rutin di lapangan.