Guru, Profesi dengan Investasi Tingkat Tinggi
Tanggal: 10 Mei 2017 06:50 wib.
Banyak orang yang bilang di Indonesia, bahwa menjadi guru itu pekerjaannya sangat banyak namun upahnya tidak sebanding. Kita seringkali mendengar kisah perjuangan seorang guru yang berada di pelosok. Betapa kuatnya mereka menyambung hidup melalui profesi guru. Bersusah payah memberikan pendidikan kepada peserta didik di pelosok yang notabene jauh dari peradaban-peradaban modern atau masih kuat akan budaya-budaya konvensional dan primitif. Bahan ajar yang terbatas, sumber pengetahuan minim, ditambah upah yang tak sebanding dengan perjuangannya menjadikan sebuah pelajaran yang besar bahwa profesi guru di Indonesia masih banyak akan masalah. Bisa kita pikir secara logika. Guru yang pekerjaannya begitu mulia, 3 bulan bekerja ada yang hanya diberi upah sebesar Rp.300.000. Berbeda dengan profesi artis, khususnya artis yang memberikan tontontan yang tidak baik kepada anak itu diberi upah bisa berpuluh-puluh juta. Logis? Tapi, di akhir saya ingin menyampaikan sebuah rahasia profesi guru.
Guru dengan segala keterbatasannya memberikan pendidikan dengan banyak sekali pengorbanan yang dikeluarkan bagi jiwa dan hartanya. Disamping seorang guru memiliki urusan pribadi, khususnya guru yang sudah berumah tangga mereka harus berpikir bagaimana agar keluarganya mampu bertahan hidup dengan upah yang diterima sebagai seorang guru. Sedangkan pekerjaannya amat berat.
Ada pemeo yang sering kita dengar bahwa guru itu digugu dan ditiru. Digugu, artinya setiap perkataan-perkataan yang keluar dari lisan seorang guru itu bernilai besar di mata anak didiknya sebab akan memberikan pengaruh baik positif maupun negatif tergantung kata-kata apa yang keluar dari lisan seorang guru. Ditiru, sikapnya seorang guru baik dari penampilan, pemikiran, hingga perilaku-perilaku seorang guru secara tidak langsung akan memberikan pengaruh kepada anak didiknya. Artinya, guru sebagai sosok teladan di sekolah begitu memiliki pengaruh yang amat besar terhadap perkembangan anak didiknya. Sehingga dapat diberikan kesimpulan bahwa jika ada suatu sekolah yang didominasi oleh siswa-siswa yang berada dalam masalah dan tak kunjung usai masalahnya, maka dapat dipertanyakan peran guru serta perilakunya. Sebab menjadi guru adalah tentang totalitas tiada henti. Ada investasi tingkat tinggi yang terasa di dunia juga terbalas di akhirat kelak.
Guru, profesi dengan investasi tingkat tinggi. Mungkin secara duniawi kita bisa melihat secara kasat mata bahwa uang-uang yang diberikan itu tidak begitu mencukupi untuk kebutuhan sehari-hari. Namun, esensi dari seorang guru bukanlah sebatas upah-upah yang diterima. Namun, ada sebuah rasa bersyukur yang tinggi, kebahagiaan yang diterima dari pendidikan-pendidikan yang diberikan kepada siswa itu memberi ketenangan dalam hidup. Belum lagi melihat siswanya berhasil, sukses, atau berubah sikapnya dari yang tadinya kurang baik menjadi sangat baik.
Luar biasa! Kita tidak tau bahwa ada rahasia-rahasia lainnya yang begitu menyejukkan hati-hati para guru yang sekarang sedang berjuang. Ketika seorang guru menyampaikan ilmunya yang manfaat, rela mengeluarkan hartanya untuk kepentingan bahan ajar atau yang lainnya, ada do'a-do'a yang siswa berikan kepada guru supaya amal-amal yang guru berikan dibalas yang setimpal dengan kebaikan kembali. Lebih luar biasanya lagi adalah, semua hal itu tidak henti di dunia saja. Saat jasad dan jiwanya sudah tiada di dunia ini, ketiga hal itu masih mengalir. Investasi tingkat tinggi!
Maka dari itu, jangan ragu untuk mengambil pilihan menjadi seorang guru di sekolah. Karena ada investasi tingkat tinggi yang menunggu diisi oleh orang-orang yang siap berjuang dalam segala kondisi serta siap membawa perubahan dan mewarnai Indonesia ke arah yang lebih baik lagi. Karena menjadi guru adalah tentang kemuliaah. Investasi tingkat tinggi.
Hidup Guru!
Hidup Pendidikan Indonesia!