Sumber foto: Google

Guru Ini Ikhlas Mengajar Walau Gajinya Rp 192.000 Sebulan dan Jalan Kaki 11 Km Setiap Hari

Tanggal: 30 Jan 2025 12:00 wib.
Di tengah hiruk-pikuk kehidupan modern, masih ada sosok-sosok yang menunjukkan dedikasi luar biasa dalam dunia pendidikan. Salah satunya adalah Supandi, seorang guru honorer di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Meskipun hanya menerima gaji sebesar Rp 192.000 per bulan, semangatnya untuk mencerdaskan generasi muda tak pernah surut.

Setiap hari, Supandi menempuh perjalanan sejauh 11 kilometer dengan berjalan kaki dari rumahnya menuju sekolah tempat ia mengajar. Perjalanan panjang ini dilaluinya dengan penuh keikhlasan dan dedikasi, meskipun medan yang ditempuh tidaklah mudah. Jalanan terjal dan kondisi cuaca yang tak menentu menjadi tantangan sehari-hari bagi Supandi.

Kisah inspiratif ini pertama kali mencuat setelah diunggah di media sosial, menarik perhatian banyak pihak. Banyak netizen yang memberikan apresiasi dan dukungan moral kepada Supandi atas pengabdiannya yang luar biasa. Mereka menilai bahwa dedikasi seperti yang ditunjukkan oleh Supandi adalah cerminan dari semangat sejati seorang pendidik.

Namun, di balik apresiasi tersebut, kisah Supandi juga menyoroti realitas pahit yang masih dihadapi oleh banyak guru honorer di Indonesia. Gaji yang minim dan fasilitas yang kurang memadai menjadi tantangan yang harus mereka hadapi setiap hari. Padahal, peran mereka sangat krusial dalam membentuk masa depan bangsa melalui pendidikan.

Menurut data dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, masih banyak guru honorer di berbagai daerah yang menerima gaji di bawah standar kelayakan. Hal ini disebabkan oleh keterbatasan anggaran dan kebijakan yang belum sepenuhnya berpihak pada kesejahteraan guru honorer.

Menanggapi kisah Supandi, berbagai pihak mulai menggalang dukungan untuk membantu meningkatkan kesejahteraan guru honorer. Beberapa organisasi non-pemerintah dan komunitas masyarakat berinisiatif mengumpulkan donasi untuk membantu meringankan beban para guru honorer yang mengalami nasib serupa.

Selain itu, kisah ini juga menjadi pengingat bagi pemerintah dan pemangku kebijakan untuk lebih memperhatikan nasib guru honorer. Diperlukan kebijakan yang lebih proaktif dan berkelanjutan untuk memastikan bahwa para pahlawan tanpa tanda jasa ini mendapatkan apresiasi dan kompensasi yang layak atas dedikasi mereka.

Supandi sendiri tetap rendah hati dan bersyukur atas perhatian yang diberikan kepadanya. Ia berharap bahwa perhatiannya terhadap pendidikan dapat menginspirasi generasi muda untuk terus belajar dan meraih cita-cita mereka. "Saya hanya ingin anak-anak di sini mendapatkan pendidikan yang layak. Mereka adalah masa depan kita," ujarnya dengan penuh harap.

Kisah Supandi adalah cerminan dari semangat dan dedikasi yang luar biasa dalam dunia pendidikan. Semoga kisah ini dapat menjadi inspirasi bagi kita semua untuk lebih menghargai peran guru dan bersama-sama berkontribusi dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved