Gunung Erebus: Mengungkap Misteri Debu Emas di Antarktika
Tanggal: 5 Okt 2024 18:46 wib.
Gunung Erebus terletak di Antarktika, salah satu gunung api paling aktif di benua tersebut, yang terus memuntahkan debu emas setiap harinya. Ketinggian 3.794 meter di atas permukaan laut, gunung ini tidak hanya menarik perhatian karena aktivitas vulkaniknya, tetapi juga karena fenomena debu emas yang langka dan misterius. Sejak penemuannya pada tahun 1841 oleh Kapten Sir James Clark Ross, Gunung Erebus telah menjadi subjek penelitian ilmiah yang intens karena sifat letusannya yang unik dan komposisi magmanya yang tidak biasa.
Dalam sejarahnya, Gunung Erebus pertama kali ditemukan pada tahun 1841 oleh Kapten Sir James Clark Ross. Namun, aktivitas vulkanik yang signifikan baru muncul setelah lebih dari 130 tahun sejak penemuannya. Sejak tahun 1972, gunung ini telah mengalami erupsi secara berkala, menjadikannya salah satu dari dua gunung api yang paling aktif di Antarktika. Dari 138 gunung api yang ada di benua tersebut, Gunung Erebus menonjol karena aktivitas vulkaniknya yang terus-menerus dan karakteristik uniknya.
Mengapa Gunung Erebus Memuntahkan Debu Emas? Fenomena debu emas yang dimuntahkan Gunung Erebus sangat menarik karena terdiri dari partikel-partikel kecil berukuran sekitar 20 mikrometer atau 0,02 mm. Setiap harinya, gunung ini memuntahkan sekitar 80 gram debu emas, dengan nilai mencapai 6.000 dolar Amerika atau sekitar Rp 91 juta. Menurut penelitian NASA, partikel emas ini berasal dari lelehan batuan di bagian terdalam Bumi yang naik ke permukaan selama letusan vulkanik. Setelah mencapai atmosfer, partikel tersebut mengkristal akibat suhu ekstrem di Antarktika yang berada di bawah nol derajat Celsius.
Gunung Erebus memiliki kemampuan untuk menghasilkan partikel emas padat, bukan dalam bentuk gas atau cairan seperti pada gunung berapi lainnya. Para ilmuwan mencatat bahwa jejak emas dapat ditemukan di udara hingga sejauh 999 kilometer dari gunung ini. Namun, menambang emas di Gunung Erebus hampir tidak mungkin dilakukan karena letaknya yang terpencil dan letusan strombolianya yang terjadi secara acak, membuatnya sangat berbahaya untuk dijelajahi.
Keunikan Magma dan Bahaya di Sekitar Gunung Erebus Salah satu aspek menarik dari Gunung Erebus adalah kimia magmanya yang berbeda dari gunung api pada umumnya. Gunung ini terus-menerus memompa gas vulkanik selama 24 jam sehari, 7 hari seminggu, menciptakan danau lava aktif di kawahnya. Fenomena ini sangat jarang terjadi di dunia. Gunung Erebus juga mengeluarkan partikel-partikel logam lainnya, seperti tembaga dan kristal kecil yang berasal dari dalam Bumi.
Meski menghasilkan debu emas yang bernilai tinggi, bahaya di sekitar Gunung Erebus tidak bisa diabaikan. Lokasinya yang sangat terpencil di Antarktika membuatnya sulit untuk dipantau secara langsung. Ledakan strombolian yang melemparkan batu dan puing-puing berbahaya membuat setiap upaya untuk menjelajahi gunung ini sangat berisiko. Gunung Erebus dikenal dalam sejarah karena sebuah kecelakaan tragis yang terjadi pada 28 November 1979, ketika sebuah pesawat Air New Zealand menabrak gunung tersebut selama penerbangan wisata ke Antarktika. Tragedi ini menegaskan betapa berbahayanya lanskap di sekitar Gunung Erebus.