Gelar Akademik di Luar Negeri: Memahami Berbagai Macam Sebutan
Tanggal: 1 Sep 2025 13:46 wib.
Mengenyam pendidikan tinggi di luar negeri menjadi impian banyak orang. Selain pengalaman hidup yang berbeda, kesempatan untuk mendapatkan ilmu dari universitas-universitas ternama di dunia adalah daya tarik utama. Namun, saat melihat kurikulum atau formulir pendaftaran, calon mahasiswa seringkali bingung dengan sebutan-sebutan gelar yang berbeda dari yang familiar di Indonesia. Memahami sistem penamaan gelar ini sangat penting agar bisa memilih jenjang studi yang tepat dan tahu persis kualifikasi apa yang akan didapatkan.
Perbedaan Antar Negara dan Sistem Pendidikan
Penting untuk diingat bahwa tidak ada satu sistem gelar tunggal yang berlaku di seluruh dunia. Gelar yang diberikan sangat bergantung pada negara tempat universitas berada dan sistem pendidikan yang mereka anut. Amerika Serikat, Inggris, Australia, dan negara-negara di Eropa memiliki standar dan sebutan yang berbeda, meskipun tujuan pendidikan yang diberikan pada dasarnya sama.
Sistem yang paling umum dikenal adalah Bachelor's, Master's, dan PhD yang berlaku di banyak negara Barat. Namun, bahkan dalam satu sistem ini, ada variasi nama yang bergantung pada bidang studi. Misalnya, gelar Bachelor's yang umum adalah Bachelor of Arts (BA) untuk bidang humaniora dan seni, serta Bachelor of Science (BS atau BSc) untuk bidang sains dan teknologi. Sementara itu, untuk bidang teknik, sebutannya adalah Bachelor of Engineering (B.Eng). Variasi ini membantu menunjukkan spesialisasi dari gelar tersebut.
Gelar Sarjana: Jenjang Awal di Perguruan Tinggi
Gelar sarjana, yang setara dengan S1 di Indonesia, dikenal dengan berbagai sebutan. Di Amerika Serikat dan Inggris, gelar ini biasanya Bachelor's Degree. Namun, ada juga negara yang punya sebutan khas. Di Jerman, misalnya, jenjang awal ini dikenal sebagai Bachelor, namun ada juga gelar Diplom yang merupakan gelar tradisional yang kini semakin jarang digunakan. Di Prancis, gelar setingkat sarjana disebut Licence.
Durasi studi untuk mendapatkan gelar sarjana juga bisa bervariasi. Di Amerika Serikat, umumnya dibutuhkan waktu empat tahun. Sementara di Inggris dan banyak negara Eropa lainnya, durasinya bisa lebih singkat, yaitu tiga tahun. Perbedaan durasi ini tidak mengurangi kualitas, karena sistem pendidikan di setiap negara sudah disesuaikan untuk mencapai standar yang sama.
Gelar Pascasarjana: Master dan Doktoral
Setelah menyelesaikan studi sarjana, jenjang selanjutnya adalah pascasarjana. Gelar Master's Degree setara dengan S2 di Indonesia. Gelar Master's juga punya banyak sebutan, tergantung pada bidangnya. Ada Master of Arts (MA), Master of Science (MS atau MSc), Master of Business Administration (MBA) untuk bisnis, dan Master of Laws (LLM) untuk hukum. Setiap sebutan ini memiliki spesialisasi yang jelas.
Sementara itu, gelar tertinggi dalam dunia akademik adalah Doktoral, yang setara dengan S3 di Indonesia. Gelar ini umumnya dikenal sebagai Doctor of Philosophy (PhD). Gelar PhD adalah kualifikasi riset tertinggi dan menunjukkan bahwa lulusannya telah memberikan kontribusi orisinal pada bidang studi mereka. Proses untuk mendapatkan PhD sangatlah panjang, melibatkan penelitian mendalam, penulisan disertasi, dan ujian komprehensif.
Sistem Gelar Unik di Beberapa Negara
Ada juga beberapa negara yang punya sistem gelar yang sedikit berbeda. Di Eropa, misalnya, ada beberapa negara yang menggunakan sistem Bologna Process yang menyeragamkan gelar akademik menjadi tiga siklus: Bachelor, Master, dan PhD. Namun, di negara-negara seperti Jerman, ada pula gelar Staatsexamen untuk profesi tertentu seperti guru, dokter, atau pengacara yang setara dengan Master's namun dengan kurikulum yang lebih berfokus pada praktik dan ujian negara.
Di Australia dan Selandia Baru, ada sebutan Honours Degree, yang merupakan jenjang lanjutan setelah Bachelor's Degree yang fokus pada riset. Gelar ini seringkali menjadi jembatan bagi mahasiswa yang ingin melanjutkan ke jenjang PhD tanpa harus menempuh program Master's terlebih dahulu.