GEEM 2025 Perkuat Edukasi Entrepreneurship Global Lewat Kolaborasi Lintas Batas
Tanggal: 27 Okt 2025 09:20 wib.
Mengukir Sejarah di Tangerang: GEEM 2025 Hasilkan Kolaborasi GlobalPerhelatan akbar Global Entrepreneurship Education Meeting (GEEM) 2025 sukses diselenggarakan di Tangerang, Indonesia. Acara bergengsi ini berlangsung selama empat hari, mulai dari 21 hingga 24 Oktober 2025. Keberhasilan tersebut menandai babak baru dalam upaya kolektif memperkuat ekosistem pendidikan kewirausahaan di seluruh dunia. Momen ini bukan hanya pertemuan, tetapi pemicu perubahan signifikan.Kiprah GEEM 2025 membuahkan hasil konkret yang sangat berarti bagi kemajuan global. Momen penting ini menghasilkan tiga proyek kolaborasi lintas negara yang revolusioner. Proyek-proyek ini bertujuan utama untuk mengikis batas geografis dalam pendidikan kewirausahaan. Kita tentu ingin melihat generasi muda di mana pun memiliki akses setara terhadap pengetahuan dan keterampilan relevan. Dampak jangka panjangnya diharapkan mampu menciptakan lebih banyak inovator dan wirausaha tangguh.Lokasi dan waktu penyelenggaraan GEEM 2025 adalah di Tangerang, pada 21–24 Oktober 2025.Hasil utama dari pertemuan ini adalah terciptanya tiga proyek kolaborasi lintas negara yang strategis.Tujuan umum dari semua proyek ini adalah memperkuat ekosistem pendidikan kewirausahaan global secara berkelanjutan dan inklusif.GEEM 2025: Merajut Jaringan Pendidikan Kewirausahaan GlobalGEEM 2025 bukan sekadar konferensi biasa, melainkan ajang tahunan multifungsi yang mempertemukan berbagai pemangku kepentingan kunci. Dari berbagai penjuru dunia, para ahli dan praktisi datang untuk berbagi pandangan, inovasi, dan praktik terbaik. Acara ini menjadi platform krusial bagi pengembangan dan penyelarasan pendidikan kewirausahaan di tingkat global. Ini adalah wadah esensial untuk sinergi ide dan strategi.Dengan kehadiran 150 delegasi dari beragam negara, GEEM 2025 membuktikan daya tarik globalnya yang kuat. Peserta datang dari Indonesia, Filipina, Malaysia, Pakistan, Sri Lanka, Singapura, hingga China. Keberagaman ini memperkaya diskusi serta membuka peluang kolaborasi baru yang sangat berharga. Dialog antarbudaya menjadi jembatan menuju pemahaman bersama mengenai tantangan dan solusi.Seperti dijelaskan oleh Dessy Aliandrina, CEO Sociopreneir Indonesia, GEEM merupakan ajang tahunan yang inklusif dan strategis. Ajang ini menghimpun akademisi, fasilitator pendidikan, pejabat pemerintah, dan pelaku bisnis. Selain itu, peneliti, perwakilan UNESCO, serta jejaring Entrepreneurship Education Network (EE-Net) juga turut hadir. Mereka semua bersatu padu untuk satu tujuan: memajukan pendidikan kewirausahaan yang relevan dan berdampak luas.Terobosan Tiga Proyek Kolaborasi Lintas Negara dari GEEM 2025Pertemuan GEEM 2025 tidak hanya sebatas diskusi, tetapi benar-benar menghasilkan aksi nyata yang progresif dan terukur. Tiga proyek kolaborasi lintas negara yang disepakati akan menjadi pilar penting. Mereka akan membentuk masa depan pendidikan kewirausahaan global dengan inovasi dan implementasi praktis. Mari kita telusuri setiap proyek tersebut, memahami potensi besar yang dibawanya bagi dunia pendidikan.1. Riset Bersama: Menyusun Ulang Kerangka Pendidikan KewirausahaanProyek riset kolaboratif ini menjadi salah satu inisiatif paling ambisius dari GEEM 2025. Tujuannya adalah menyusun ulang kerangka pendidikan kewirausahaan yang ada saat ini. Kita perlu memastikan kerangka tersebut tetap relevan dengan dinamika ekonomi dan sosial global. Perubahan cepat menuntut adaptasi kurikulum agar sesuai kebutuhan pasar kerja masa depan yang terus berkembang.Tim riset ini terdiri dari akademisi dan praktisi berpengalaman dari enam negara berbeda. Mereka berasal dari Indonesia, Malaysia, Thailand, Filipina, Sri Lanka, dan Pakistan. Kolaborasi ini menunjukkan komitmen global untuk memajukan kualitas pendidikan kewirausahaan berdasarkan data dan bukti empiris. Riset ini diharapkan mampu menghasilkan rekomendasi kebijakan yang solid dan aplikatif.Proyek ini melibatkan akademisi dan praktisi dari Indonesia, Malaysia, Thailand, Filipina, Sri Lanka, dan Pakistan.Tujuan spesifiknya adalah menyusun ulang kerangka pendidikan entrepreneurship agar lebih relevan dan adaptif terhadap perkembangan zaman serta tantangan global yang kompleks.2. Program Pelatihan untuk Pelatih: Melahirkan Agen Perubahan BaruInisiatif kedua adalah program "Train for Trainers" (ToT) yang dirancang secara intensif dan berkesinambungan. Program ini fokus pada peningkatan kapasitas para pendidik di bidang kewirausahaan secara komprehensif. Melalui ini, kita berharap dapat mencetak generasi pelatih baru yang mumpuni dan siap mengajar. Pendidik adalah kunci utama dalam penyebaran literasi kewirausahaan yang efektif dan merata.Program ToT ini akan melibatkan tiga negara sebagai pilot project: Pakistan, Sri Lanka, dan Indonesia. Para pendidik akan menerima pelatihan mendalam mengenai metodologi dan pedagogi kewirausahaan terkini. Tujuannya agar mereka mampu menularkan ilmu tersebut kepada lebih banyak orang. Ini akan menciptakan efek domino positif, mempercepat pertumbuhan ekosistem kewirausahaan di tingkat akar rumput.Fokus utama program ini adalah peningkatan kapasitas para pendidik di bidang kewirausahaan.Negara-negara yang terlibat dalam fase awal adalah Pakistan, Sri Lanka, dan Indonesia.Tujuan spesifiknya adalah memberikan pelatihan intensif bagi pendidik agar mereka mampu mencetak pelatih-pelatih baru yang berkualitas dan mandiri.3. Mengembangkan Kota Solok sebagai "Learning City"Proyek ketiga membawa fokus pada pengembangan lokal dengan dampak global yang signifikan. Kota Solok di Indonesia akan menjadi percontohan "Learning City" atau kota pembelajar. Tujuannya adalah menumbuhkan literasi budaya dan finansial di masyarakatnya melalui pendidikan kewirausahaan yang inklusif. Ini adalah investasi jangka panjang bagi komunitas untuk kemandirian ekonomi dan kesejahteraan.Pengembangan ini melibatkan kolaborasi antara tiga lembaga internasional dan nasional yang memiliki rekam jejak terbukti. Saverglobal dari Australia, Sociopreneur Indonesia, dan Teach a Man to Fish dari Inggris akan bersinergi. Sinergi ini akan membawa keahlian beragam untuk menciptakan ekosistem pembelajaran berkelanjutan di Kota Solok. Konsep "Learning City" mendorong pendidikan seumur hidup dan pengembangan keterampilan adaptif bagi warganya, mempersiapkan mereka menghadapi masa depan yang dinamis.Tujuan utama proyek ini adalah menumbuhkan literasi budaya dan finansial di Kota Solok melalui pendidikan entrepreneurship.Pihak yang terlibat dalam kolaborasi ini adalah Saverglobal (Australia), Sociopreneur Indonesia, dan Teach a Man to Fish (Inggris).Ketiga proyek kolaborasi ini menunjukkan visi progresif GEEM 2025 dalam membentuk masa depan pendidikan kewirausahaan. Dari riset kebijakan hingga implementasi program pelatihan dan pengembangan kota, langkah-langkah ini sangat komprehensif. Dengan semangat kolaborasi lintas negara, kita optimis mampu menciptakan ekosistem kewirausahaan yang lebih tangguh. Ekosistem ini akan siap menghadapi tantangan dan peluang di era global. Ini adalah bukti nyata bahwa inovasi tidak mengenal batas negara.