Sumber foto: Canva

Faktor-Faktor yang Memengaruhi Warna Sungai

Tanggal: 12 Agu 2025 11:36 wib.
Sungai seringkali kita bayangkan dengan warna cokelat keruh atau biru jernih. Tapi pernahkah terpikir, mengapa warna air sungai bisa berbeda-beda dan bahkan berubah seiring waktu? Warna sungai bukanlah hal yang statis. Ia merupakan cerminan dari kondisi lingkungan di sekitarnya. Perubahan musim memang bisa memainkan peranan, namun bukan sebagai satu-satunya penentu. Lebih tepatnya, ada beberapa faktor utama yang berinteraksi satu sama lain, menciptakan palet warna yang bervariasi di setiap aliran air.

Sedimen dan Erosi Sebagai Penentu Utama

Faktor paling dominan yang memengaruhi warna sungai adalah sedimen yang terbawa di dalamnya. Sedimen ini bisa berupa partikel tanah liat, lumpur, dan pasir yang tergerus dari tepi sungai atau dari daerah aliran sungai di sekitarnya. Saat musim hujan tiba, atau di daerah dengan curah hujan tinggi, volume air sungai akan meningkat dan alirannya menjadi lebih deras. Arus yang kuat ini punya kekuatan lebih besar untuk mengikis tanah di sepanjang jalurnya, terutama di hulu dan anak-anak sungai.

Ketika erosi meningkat, partikel tanah dalam jumlah besar akan terbawa arus, membuat air sungai terlihat keruh. Warna keruh ini bisa bervariasi, dari cokelat muda hingga cokelat pekat, tergantung jenis tanah yang mendominasi di wilayah tersebut. Sebaliknya, saat musim kemarau, aliran air melambat dan proses erosi jauh berkurang. Sedimen yang ada akan mengendap ke dasar, membuat air sungai terlihat lebih bening.

Kandungan Mineral dan Kimiawi Alami

Warna sungai juga bisa dipengaruhi oleh kandungan mineral dan kimiawi yang terlarut di dalamnya. Contoh paling jelas adalah sungai-sungai yang mengandung mineral tertentu dalam konsentrasi tinggi. Aliran air yang melewati batuan vulkanik atau area dengan deposit sulfur bisa menampilkan warna kehijauan atau kebiruan yang mencolok.

Selain itu, keberadaan tanin juga bisa memberi warna unik. Tanin adalah senyawa alami yang berasal dari dekomposisi vegetasi (daun-daun yang gugur) di rawa-rawa atau hutan gambut. Sungai yang mengalir melalui area ini seringkali memiliki warna seperti teh, yaitu cokelat gelap atau kemerahan. Keasaman air, tingkat oksigen, dan keberadaan zat organik lainnya juga turut berperan dalam menciptakan spektrum warna yang bervariasi.

Vegetasi dan Alga Sebagai Pemberi Nuansa Hijau

Bagi sungai yang alirannya lambat dan berada di area yang kaya akan nutrisi, vegetasi dan alga bisa jadi penentu warna. Pertumbuhan alga yang berlebihan (algal bloom), seringkali dipicu oleh polusi dari pupuk pertanian yang masuk ke sungai, bisa mengubah warna air menjadi hijau pekat. Kondisi ini biasanya terjadi di musim panas atau saat air sungai lebih hangat dan mendapatkan banyak paparan sinar matahari, yang mendukung pertumbuhan alga.

Di sisi lain, sungai yang dikelilingi hutan lebat dengan pepohonan rindang bisa terlihat lebih gelap atau kehijauan. Bukan karena airnya, melainkan karena bayangan dari vegetasi di sekitarnya yang membuat air tampak lebih teduh.

Perubahan Musim dan Pola Hidrologi

Meskipun musim bukan satu-satunya penentu, perubahan musim secara tidak langsung memengaruhi semua faktor di atas. Di musim hujan, intensitas curah hujan yang tinggi meningkatkan erosi dan aliran sedimen, membuat sungai keruh. Di musim kemarau, aliran yang lambat memungkinkan sedimen mengendap, membuat air lebih jernih. Namun, di saat yang sama, suhu yang lebih hangat bisa memicu pertumbuhan alga, yang membuat air tampak kehijauan.

Perlu diingat, setiap sungai punya karakteristik unik. Warna sungai di satu daerah bisa sangat berbeda dengan sungai di daerah lain, bahkan pada musim yang sama. Ini semua kembali lagi pada geologi, vegetasi, dan kondisi lingkungan lokal.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved