Sumber foto: Istimewa

Empat Alasan Bilal bin Rabah Diangkat Sebagai Muazin Pertama Islam

Tanggal: 31 Mar 2024 16:45 wib.
Bilal bin Rabah, seorang budak berkulit hitam yang berasal dari Habasyah (Ethiopia), memiliki kisah yang menginspirasi dalam sejarah Islam. Dalam masa dakwah Nabi Muhammad SAW, Bilal dipilih sebagai muazin pertama, yang bertanggung jawab untuk memanggil umat Muslim untuk melaksanakan salat. Tentu saja, pengangkatan Bilal bukan tanpa alasan. Ada beberapa faktor yang membuat Rasulullah SAW memilihnya untuk tugas mulia tersebut.

Pertama, Bilal memiliki suara yang lantang dan merdu. Suara Bilal yang menggetarkan hati siapapun yang mendengarnya, menjadikannya pilihan yang tepat untuk memanggil umat Muslim melalui azan. Kemampuan vokalnya yang unik membuatnya mampu menarik perhatian kemasyarakatan pada saat itu, meskipun Bilal adalah seorang budak yang terpinggirkan.

Kedua, Bilal sangat menghayati kalimat-kalimat azan. Kesabaran dan keteguhan Bilal saat disiksa oleh Umayyah bin Khafal demi mempertahankan keyakinannya, menunjukkan bahwa Bilal benar-benar menghayati pesan-pesan Islam. Kata-kata tauhid yang terus diucapkannya, meskipun dalam kondisi paling sulit, menunjukkan kedalaman makna keimanan dan ketakwaan yang dimiliki oleh Bilal.

Selain itu, Bilal juga dikenal memiliki kedisiplinan yang tinggi. Tugas sebagai muazin memerlukan seseorang yang dapat menjalankan perintah dengan tepat waktu dan penuh tanggung jawab. Bilal menunjukkan bahwa ia mampu menjalankan tugasnya dengan penuh kedisiplinan, meskipun dalam kondisi sosial yang keras dan sulit.

Terakhir, Bilal memiliki keberanian yang luar biasa. Di tengah situasi masyarakat yang masih menolak dan menentang ajaran Islam, keberanian Bilal untuk mengemban tugas sebagai muazin adalah sesuatu yang patut diapresiasi. Meskipun ia mengalami siksaan dan penindasan, Bilal tidak pernah mundur dari tugasnya dan terus berjuang untuk menyuarakan azan demi agama Islam.

Setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW, Bilal juga menunjukkan ketabahan batin. Ia enggan mengumandangkan azan lagi, karena air matanya selalu berlinang saat sampai pada kalimat "Asyhadu anna Muhammadar Rasulullah." Namun, atas permintaan khalifah Umar bin Khattab, Bilal akhirnya bersedia mengumandangkan azan kembali saat tiba di Yerusalem, meskipun hanya sekali.

Dengan demikian, Bilal bin Rabah memang pantas diangkat sebagai muazin pertama dalam sejarah Islam. Keempat alasan tersebut menunjukkan bahwa Bilal adalah sosok yang memenuhi syarat-syarat yang diperlukan untuk mengemban tugas tersebut. Kesetiaan, keberanian, kedisiplinan, dan ketakwaan yang dimiliki oleh Bilal menjadi inspirasi bagi umat Islam hingga kini. Semangatnya dalam mengemban tugas sebagai muazin pertama merupakan kenangan yang patut dihargai oleh umat Islam.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved