Dirjen Vokasi Terpilih Diharapkan Ahli dalam Dunia Pendidikan Vokasi
Tanggal: 23 Jul 2024 21:13 wib.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) saat ini tengah melakukan Proses Seleksi Direktur Jenderal (Dirjen) Pendidikan Vokasi. Panitia Seleksi Kepala Dirjen Vokasi yang diketuai oleh Sekretaris Jenderal Kemendikbudristek, Suharti, telah mengerucutkan peserta seleksi Dirjen Vokasi menjadi 11 orang, di antaranya adalah Syaifullah, Jonni Afrizon, Aisyah Endah Palupi, Ari Indarto Sutjiatmo, Gede Sri Darma, Mochamad Lutfi Firdaus, Sutrisno, Joko Triyono, Arip Rahman Sudrajat, Farkhan, dan Lukman.
Wakil Ketua Komisi X Dede Yusuf menegaskan bahwa Kepala Dirjen Vokasi haruslah ahli dalam dunia pendidikan vokasi. Selain itu, sosok Dirjen Vokasi terpilih juga perlu memiliki kemampuan untuk menyelesaikan masalah-masalah yang terjadi di dunia pendidikan vokasi. Dede Yusuf juga menyatakan bahwa seringkali terjadi permasalahan klasik di dunia vokasi, misalnya kurikulum yang tidak sesuai dengan kebutuhan dunia kerja, hal ini juga berpengaruh pada ketidakpopuleran pendidikan vokasi di mata Gen Z.
Dede Yusuf menambahkan bahwa permasalahan teknis seperti ketidaksesuaian dunia kerja dengan kurikulum pendidikan vokasi menjadi fokus utama yang harus diatasi oleh Dirjen Vokasi yang terpilih. Menurutnya, penting bagi lulusan pendidikan vokasi untuk tidak hanya siap, namun juga memiliki kompetensi yang kompetitif dan disertai dengan sertifikasi yang relevan, sehingga dapat membangun Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul dan terampil.
Selain itu, Dirjen vokasi harus juga mampu menyelesaikan masalah mismatch di dunia vokasi dengan memperkuat pendidikan vokasi, riset terapan yang inovatif, serta program-program magang dan merdeka belajar. Dede juga menekankan pentingnya kolaborasi link and match antara dunia usaha, dunia industri, dan pendidikan vokasi, bukan hanya dalam bentuk perjanjian kerja sama, tetapi juga dalam pelaksanaan yang cermat, mengingat dinamika ketenagakerjaan yang terus berubah.
Lebih lanjut, Dede menekankan bahwa penguatan SDM pengajar juga tak kalah penting. Dirjen vokasi harus mampu meng-upgrade para pengajar dengan sering melakukan sertifikasi dan uji kompetensi. Ia juga menyoroti bahwa kurikulum pendidikan vokasi perlu bersifat adaptif dengan perkembangan zaman, terutama dalam menghadapi transisi dari pandemi menjadi endemi, di mana sistem kerja hibrida seperti luring-daring menjadi hal yang umum.
Dede mengharapkan Dimjen Vokasi terpilih adalah sosok yang memiliki pemahaman dan keunggulan dalam manajemen per-vokasi-an, serta dapat bekerja tanpa intervensi dan intrik politik, serta berkomitmen pada pekerjaan teknis lapangan yang sesuai dengan prinsip vokasi sebagai ilmu terapan.
"Jika sudah terpilih, Kemendikbud bisa langsung berlari kencang menerapkan program-programnya. Dirjen Vokasi merupakan direktorat yang sangat strategis dalam mengeksekusi program-program prioritas pembangunan SDM unggul," ujar Dede.