Dianggap Tabu? Ini Pentingnya Beri Pendidikan Seks ke Anak

Tanggal: 9 Nov 2017 07:37 wib.
Terkadang kita merasa bahwa pendidikan seks tidak perlu kita berikan pada anak-anak. Entah karena tabu atau karena khawatir anak akan jadi lebih penasaran pada aktivitas seksual sebelum waktunya.

Akan tetapi menurut Psikolog Mellisa Grace M.Psi, pendidikan seks ini penting diberikan kepada anak.

"Sex education bukan mengajarkan anak untuk tahu aktivitas seksual, tetapi mengajarkan anak untuk lebih aware, lebih sadar akan anggota tubuhnya," terang Mellissa Grace dalam Instagram-nya, @Mellissa_Grace.

Saat memberikan pendidikan seks, kita akan memberi tahu tentang kesehatan reproduksi pada anak. Ini yang akan membuat anak akan lebih mengenal dan memahami bagian-bagian tubuhnya, termasuk organ seksualnya.

Selain itu, lanjut Mellissa, para orang tua juga bisa memberikan pemahaman pada anak tentang perilaku yang boleh atau tidak boleh dilakukan, perilaku yang tepat atau tidak tepat.

"Misalnya cium boleh nggak? Boleh sih tapi sama siapa aja, di mana aja, kayak gimana aja," tambah Mellissa.

Jika anak sudah mendapatkan pendidikan seks yang tepat, maka anak akan tahu dan menyadari berbagai macam konsekuensi kalau mengakses konten pornografi ataupun melakukan seks bebas. Menurutnya, pendidikan seks ini merupakan wujud usaha orang tua untuk mencegah anak dari aktivitas terkait seksualitas yang tidak bertanggung jawab.

Yang harus diperhatikan adalah pendidikan seks ini harus dibarengi juga dengan komunikasi dan peningkatan kedekatan emosional antara orang tua dan anak. "Jadi anak merasa bisa ngomongin apa saja. Termasuk hal yang dianggap tabu oleh orang tuanya, supaya anak terpenuhi rasa ingin tahunya, tanpa anak takut diomeli sama orang tuanya," lanjut Mellissa.

Apalagi di era sekarang ini, anak-anak lahir dan tumbuh di era di mana internet dan teknologi berkembang begitu cepat. Teknologi memang memudahkan manusia mendapatkan berbagai macam informasi dan memudahkan hidupnya. Namun ini juga membuat anak-anak lebih mudah terpapar konten yang tidak diinginkan, misalnya pornografi.

"Rasanya nggak mungkin banget kalau harus mengisiolasi anaka dari kemajuan teknologi dan internet yang begitu pesat. Itu kenapa pentingnya pengawasan dan pendampingan orang tua pada segala aktivitas anak, terutama yang berusia di bawah 12 tahun," lanjutnya.

Melalui komunikasi dan pendampingan yang tepat dari orang tua, orang tua diharapkan dapat melindungi anaknya dari paparan negatif perkembangan teknologi. 
Copyright © Tampang.com
All rights reserved