Demonstrasi Ratusan Mahasiswa Universitas Sumatera Utara Menuntut Keadilan Pendidikan

Tanggal: 10 Mei 2024 15:31 wib.
Rabu, 8 Mei 2024, ratusan mahasiswa bergabung dalam aksi demonstrasi yang digelar oleh Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Sumatera Utara (BEM USU) di Biro Rektor USU. Mereka turun ke jalan untuk menyuarakan protes terhadap kenaikan Uang Kuliah Tunggal (UKT) yang diberlakukan pada tahun akademik 2024/2025.

Dalam aksi tersebut, mahasiswa membentangkan spanduk bertuliskan 'Mahasiswa Baru Panik, UKT Semakin Mencekik'. Mereka merasa kecewa dengan keputusan Pemerintah Indonesia yang menaikkan UKT, mengingat kondisi perekonomian masyarakat yang tengah terpuruk.

Alfandi Hagana, seorang mahasiswa dari Fakultas Ilmu Budaya, turut berbicara dalam demonstrasi tersebut. Ia menyatakan bahwa keputusan kenaikan UKT tidak melibatkan mahasiswa dalam proses pengambilan keputusan, sehingga menimbulkan ketidakadilan dalam sistem pendidikan.

"Kesannya mahasiswa seperti ditindas karena suara mahasiswa tidak lagi didengar. Saat ini, UKT dibagi ke dalam 8 golongan, mulai dari 500 ribu hingga golongan tertinggi," ungkap Alfandi.

Aksi protes ini mendapatkan pengawalan ketat dari pihak kepolisian dan petugas keamanan kampus USU. Selain itu, mahasiswa juga mengutarakan kekhawatiran terhadap dampak dari kenaikan UKT ini terhadap akses pendidikan bagi masyarakat dari kalangan ekonomi menengah ke bawah.

Menurut data yang dihimpun, banyak mahasiswa yang terpaksa berhenti kuliah karena tidak mampu lagi membayar UKT yang semakin meningkat. Hal ini tentu akan berpengaruh pada tingkat partisipasi dalam pendidikan tinggi di Indonesia, yang seharusnya semakin meningkat namun justru terhambat oleh faktor ekonomi.

Selain itu, kenaikan UKT ini juga dianggap sebagai sebuah bentuk ketidakadilan dalam sistem pendidikan. Mahasiswa menuntut agar kebijakan ini ditinjau ulang dan dilakukan dialog yang melibatkan seluruh pihak terkait, termasuk mahasiswa sebagai pemangku kepentingan utama dalam pendidikan tinggi.

Dampak dari kenaikan UKT juga dirasakan oleh mahasiswa dari luar kota yang harus menanggung biaya hidup sehari-hari. Kenaikan ini menyulitkan mereka dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari serta membayar biaya kuliah secara bersamaan.

Mereka berharap agar pemerintah dan pihak universitas dapat memikirkan kembali kebijakan kenaikan UKT ini, serta mencari solusi yang adil dan berkelanjutan dalam menjaga akses pendidikan tinggi bagi seluruh lapisan masyarakat.

Dari aksi demonstrasi ini, diharapkan akan tercipta ruang dialog yang lebih terbuka antara pihak universitas, pemerintah, dan mahasiswa untuk mencapai solusi yang dapat menjaga keadilan pendidikan bagi semua pihak. Selain itu, perlunya peran serta semua pihak dalam memastikan akses pendidikan yang adil dan merata, tanpa memberatkan pihak-pihak yang kurang mampu secara ekonomi.

Ketegangan akibat kenaikan UKT ini tidak hanya dirasakan oleh mahasiswa di USU, namun juga oleh mahasiswa di berbagai perguruan tinggi lainnya di seluruh Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa kebijakan kenaikan UKT memang perlu untuk diperhatikan lebih serius, mengingat dampaknya yang begitu luas terhadap akses pendidikan tinggi bagi masyarakat.

Hal ini juga menuntut perlunya kebijakan yang lebih bijak dalam menentukan tarif UKT, sehingga tidak memberatkan pihak-pihak yang seharusnya mendapat akses pendidikan dengan lebih mudah. Selain itu, optimalisasi dari program-program bantuan seperti beasiswa juga menjadi salah satu solusi yang patut untuk dipertimbangkan guna meringankan beban mahasiswa yang kurang mampu secara finansial.

Diharapkan aksi demonstrasi ini dapat menjadi titik awal untuk mendorong adanya perubahan dalam kebijakan UKT, sehingga mewujudkan akses pendidikan tinggi yang lebih merata dan adil bagi seluruh rakyat Indonesia. Semoga pihak terkait dapat segera merespons tuntutan ini dengan serius, demi terwujudnya keadilan pendidikan yang menjadi hak bagi setiap warga negara.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved