Carlos P. Romulo: Peran Pentingnya dalam Pembentukan Perserikatan Bangsa-Bangsa Di Filipina
Tanggal: 27 Mei 2024 14:31 wib.
Carlos P. Romulo merupakan salah satu tokoh terkemuka dari Filipina yang memiliki kontribusi besar dalam pembentukan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Pada tahun 1949, ia menjadi orang Asia dan Asia Tenggara pertama yang menjabat sebagai Presiden Sidang Umum PBB. Namun, peran Romulo dalam hubungan antara pemerintah Filipina dan PBB dimulai jauh sebelumnya.
Pada tahun 1945, Filipina bersama dengan 49 negara lainnya, menandatangani Piagam PBB di San Francisco, Amerika Serikat. Tanda tangan ini menandai dimulainya sistem PBB di Filipina. Kontribusi utama Carlos P. Romulo dalam pembentukan PBB adalah ketika ia bertindak sebagai delegasi Filipina dalam Konferensi Organisasi Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Setelah itu, Romulo menjadi duta besar Filipina untuk PBB dari tahun 1946 hingga 1954. Selama bertugas sebagai duta besar, Romulo berperan besar dalam memperjuangkan kepentingan Filipina di kancah internasional. Namanya menjadi begitu terkenal karena pada tahun 1949, ia berhasil menjadi Presiden Sidang Umum PBB yang keempat.
Karier Romulo tidak hanya berkisar pada dunia politik, tetapi juga mencakup bidang pendidikan, militer, jurnalisme, dan diplomasi. Ia pernah menjabat sebagai seorang pendidik, prajurit, presiden universitas, jurnalis, dan diplomat selama 50 tahun. Fakta yang mungkin tidak diketahui oleh banyak orang adalah bahwa Romulo juga pernah menjabat sebagai Duta Besar Filipina untuk Washington, D.C., dan kemudian menjabat sebagai Menteri Luar Negeri Filipina.
Namun, hal yang paling mencolok dari Romulo adalah kecintaannya pada dunia tulis-menulis. Pada usia 16 tahun, ia sudah menjadi seorang reporter, kemudian menjadi editor surat kabar pada usia 20 tahun, dan bahkan menjadi penerbit pada usia 32 tahun. Romulo juga merupakan satu-satunya orang Asia yang pernah memenangkan Penghargaan Pulitzer Amerika Serikat dalam bidang jurnalisme atas serangkaian artikel yang memprediksi pecahnya Perang Dunia II.
Selama hidupnya, Romulo menulis dan menerbitkan 18 buku, termasuk novel "The United", otobiografi "I Walked with Heroes", serta memoar perang seperti "I Saw the Fall of the Philippines", "Mother America", dan "I See the Philippines Rise". Karya-karyanya tidak hanya mendapat pengakuan di Filipina, tetapi juga di kancah internasional.
Keseluruhan kontribusi Romulo dalam dunia politik, diplomasi, dan sastra menunjukkan betapa pentingnya peran seorang individu dalam pembentukan hubungan antar-negara dan organisasi internasional seperti PBB. Karena itu, tidak mengherankan bahwa namanya tetap dikenang dan dihargai bahkan setelah puluhan tahun berlalu sejak kematiannya pada tahun 1985.
Dengan segala keberhasilan dan jasa-jasanya, Carlos P. Romulo masih tetap menjadi salah satu tokoh inspiratif yang patut untuk diapresiasi oleh generasi muda Filipina dan seluruh dunia. Keberadaannya tidak hanya mencerminkan kecerdasan dan keuletan, tetapi juga semangat untuk terus berjuang demi perdamaian dan keadilan di dunia. Semoga kisah perjalanan hidupnya dapat memberikan inspirasi yang tak terlupakan bagi kita semua.