Bumi Tanpa Oksigen: Kapan Kehidupan Akan Benar-Benar Punah? Ini Prediksi Ilmiahnya!
Tanggal: 24 Mei 2025 18:28 wib.
Oksigen, gas vital yang menopang kehidupan di Bumi, suatu hari nanti akan menghilang dari atmosfer. Fakta ini bukan sekadar fiksi ilmiah, melainkan hasil dari studi ilmiah mendalam yang dilakukan oleh ilmuwan dari Toho University dan NASA Nexus for Exoplanet System Science. Penelitian tersebut mengungkap bahwa dalam waktu sekitar satu miliar tahun ke depan, atmosfer planet kita akan berubah secara dramatis, dan salah satu perubahan terbesar adalah hilangnya oksigen secara total.
Fenomena ini diperkirakan tidak akan berlangsung dalam periode yang panjang, melainkan akan terjadi secara cepat dan drastis, menyebabkan perubahan lingkungan yang ekstrem bagi semua makhluk hidup di Bumi. Meskipun waktu yang diprediksi masih sangat jauh, konsekuensinya begitu besar sehingga studi ini menarik perhatian komunitas ilmiah global, terutama mereka yang fokus pada kelangsungan hidup manusia dan pencarian planet alternatif di luar Tata Surya.
Prediksi yang Berdasarkan Ilmu dan Pemodelan Geokimia
Peneliti utama dalam studi ini, Kazumi Ozaki dari Universitas Toho, Jepang, menjelaskan bahwa teori tentang siklus hidup biosfer Bumi sebenarnya telah lama ada. Namun, melalui pemodelan geokimia terbaru, mereka berhasil memberikan gambaran yang lebih rinci tentang skenario "akhir oksigen".
Ozaki dan timnya memanfaatkan simulasi dan pemodelan atmosfer Bumi untuk memproyeksikan bagaimana biosfer akan berevolusi seiring dengan meningkatnya intensitas sinar matahari dan menurunnya kadar karbon dioksida (CO) dalam atmosfer. Mereka menemukan bahwa peningkatan suhu akibat kecerahan matahari yang semakin besar akan mempercepat proses peluruhan CO.
Karbon dioksida adalah elemen penting dalam proses fotosintesis. Ketika kadarnya menurun drastis, tumbuhan dan mikroorganisme yang memproduksi oksigen tidak dapat bertahan. Akibatnya, ketersediaan oksigen di atmosfer akan menurun secara signifikan, hingga akhirnya hilang sama sekali.
Metana Menggantikan Oksigen di Udara?
Dalam skenario yang digambarkan oleh penelitian ini, atmosfer masa depan Bumi akan didominasi oleh gas metana, bukan lagi oksigen. Gas ini dikenal sebagai salah satu penyebab efek rumah kaca, dan dalam konsentrasi tinggi, sangat beracun bagi makhluk hidup seperti manusia dan hewan.
Dengan kondisi atmosfer seperti ini, hampir semua bentuk kehidupan kompleks—termasuk manusia—akan sulit bertahan. Namun, menurut para peneliti, kehidupan mikroba mungkin masih bisa bertahan dalam kondisi ekstrem tersebut. Mikroorganisme anaerobik, yang tidak memerlukan oksigen untuk hidup, kemungkinan besar akan menjadi satu-satunya bentuk kehidupan yang tersisa.
Kehilangan Oksigen Akan Terjadi Sebelum Lautan Menguap
Menariknya, studi ini juga membandingkan waktu punahnya oksigen dengan skenario lain yang telah lama diprediksi, yakni hilangnya air laut akibat radiasi matahari. Sebelumnya, para ilmuwan memperkirakan bahwa dalam dua miliar tahun ke depan, radiasi dari Matahari akan menyebabkan lautan Bumi menguap habis.
Namun, penelitian terbaru justru mengindikasikan bahwa oksigen akan lebih dulu menghilang sekitar satu miliar tahun lebih awal dari proses penguapan air laut. Ini berarti bahwa kepunahan kehidupan kompleks akan didorong oleh krisis oksigen, bukan oleh kekeringan total.
Implikasi Besar untuk Pencarian Kehidupan di Planet Lain
Salah satu aspek paling menarik dari studi ini adalah implikasinya terhadap pencarian planet layak huni di luar Tata Surya. Selama ini, banyak misi luar angkasa mengandalkan pencarian oksigen sebagai indikator utama adanya kehidupan. Namun, temuan Ozaki dan timnya menyarankan agar pendekatan tersebut diperluas.
Pasalnya, jika oksigen hanya mendominasi sekitar 20 hingga 30 persen dari total umur Bumi, maka kehidupan bisa saja ada di planet lain tanpa adanya oksigen yang melimpah. Oleh karena itu, teleskop luar angkasa dan instrumen pengamatan lainnya harus mulai mempertimbangkan penanda biologis lain seperti metana, nitrogen, atau bahkan komposisi kimia yang dihasilkan oleh mikroba.
Masa Depan Planet Kita: Alarm Bagi Generasi Penerus
Meskipun ramalan ini menyasar waktu yang sangat jauh—satu miliar tahun dari sekarang—pesan yang disampaikan tidak kalah penting dari ancaman jangka pendek seperti perubahan iklim. Kita diajak untuk lebih memahami dinamika panjang umur Bumi dan keterbatasan kehidupan seperti yang kita kenal hari ini.
Kondisi atmosfer bukanlah sesuatu yang statis. Ia berevolusi dalam skala waktu geologis dan astronomis, dipengaruhi oleh banyak faktor mulai dari aktivitas matahari hingga proses kimia dalam kerak Bumi. Pengetahuan ini penting, terutama bagi generasi mendatang yang mungkin harus berpikir lebih jauh tentang eksplorasi antariksa sebagai kelanjutan peradaban manusia.