Sumber foto: Google

Bisakah Indonesia Mengejar Singapura Soal Matematika?

Tanggal: 28 Jan 2025 13:20 wib.
Tampang.com | Prestasi siswa Indonesia dalam bidang matematika tampaknya kalah jauh dibandingkan dengan negara-negara lain, terutama Singapura. Meskipun Indonesia memiliki potensi besar, hasil terbaru dari Program for International Student Assessment (PISA) yang dirilis oleh Organization for Economic Co-operation and Development (OECD) pada Desember 2023 menunjukkan fakta yang cukup mencengangkan. Indonesia menempati peringkat 69 dari 81 negara yang diikutsertakan dalam penilaian ini. Sementara itu, Singapura kembali menduduki peringkat tertinggi dalam matematika, bersama dengan negara-negara lain seperti Makau, Taipei, Hong Kong, Jepang, dan Korea Selatan.

PISA, yang sejak 2000 dilaksanakan oleh OECD, bertujuan untuk mengevaluasi kualitas pendidikan suatu negara dengan menguji kemampuan siswa usia 15 tahun dalam tiga bidang utama: membaca, sains, dan matematika. Hasil tes ini bukan hanya mencerminkan kemampuan akademik, tetapi juga menunjukkan kualitas sistem pendidikan suatu negara secara keseluruhan.

Dengan Singapura yang bertengger di peringkat teratas selama beberapa tahun berturut-turut, Indonesia merasa semakin tertinggal dalam hal pencapaian pendidikan matematika. Hal ini menimbulkan pertanyaan besar: bisakah Indonesia mengejar ketertinggalannya dan menutup celah yang semakin lebar ini?

Keberhasilan Singapura dalam matematika tak terlepas dari kebijakan pendidikan yang sangat terfokus pada pengembangan kemampuan matematika dan sains sejak dini. Negara ini terkenal dengan pendekatannya yang sistematis dan terstruktur dalam mengajarkan matematika, termasuk penggunaan kurikulum yang berbasis pada pemahaman konsep dan pemecahan masalah, serta melibatkan guru-guru yang berkualitas tinggi. Program pelatihan guru di Singapura juga sangat kompetitif, dengan seleksi yang ketat untuk memastikan hanya guru terbaik yang mengajar.

Di sisi lain, Indonesia menghadapi tantangan besar dalam hal kualitas pendidikan, terutama dalam hal pelatihan guru dan akses ke pendidikan yang berkualitas di daerah-daerah terpencil. Meskipun ada upaya dari pemerintah untuk meningkatkan kualitas pendidikan, seperti program kurikulum 2013 dan pelatihan guru, masih banyak tantangan yang harus dihadapi. Sumber daya yang terbatas, kurangnya pelatihan berkelanjutan bagi guru, serta kesenjangan antara pendidikan di kota besar dan daerah terpencil menjadi hambatan utama.

Namun, bukan berarti Indonesia tidak bisa mengejar ketertinggalannya. Beberapa langkah penting yang dapat dilakukan untuk memperbaiki prestasi matematika siswa Indonesia antara lain adalah peningkatan kualitas guru melalui pelatihan yang lebih baik dan berkelanjutan, serta pembaruan kurikulum yang lebih relevan dengan perkembangan zaman. Selain itu, perlu ada lebih banyak investasi dalam teknologi pendidikan dan bahan ajar yang dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap matematika.

Bahkan, beberapa inisiatif telah mulai menunjukkan hasil positif, seperti program pembelajaran berbasis teknologi yang diluncurkan oleh pemerintah dan beberapa organisasi swasta. Program-program ini diharapkan dapat membantu siswa Indonesia lebih memahami konsep-konsep matematika yang sering dianggap sulit. Selain itu, peningkatan kesadaran akan pentingnya pendidikan STEM (sains, teknologi, teknik, dan matematika) juga menjadi langkah yang tepat untuk mendorong minat siswa pada bidang ini.

Secara keseluruhan, meskipun Indonesia masih tertinggal dalam hal prestasi matematika dibandingkan Singapura, bukan hal yang mustahil bagi Indonesia untuk mengejar ketertinggalan tersebut. Dengan strategi yang tepat, perbaikan sistem pendidikan, dan dukungan dari semua pihak, Indonesia bisa memperbaiki kualitas pendidikan dan mencapai prestasi yang lebih baik dalam bidang matematika di masa depan.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved