Sumber foto: Pinterest

Belajar Bahasa Asing Sejak Dini: Bikin Pintar atau Bingung?

Tanggal: 22 Mei 2025 10:02 wib.
Di zaman sekarang, kemampuan berbahasa asing, terutama bahasa Inggris, rasanya sudah jadi keharusan. Nggak heran kalau banyak orang tua yang semangat banget mendaftarkan anaknya les bahasa Inggris atau bahkan memilih sekolah yang menerapkan bilingual education alias pengajaran dua bahasa sejak usia dini. Tujuannya tentu mulia: biar anak jadi pintar, wawasannya luas, dan siap menghadapi tantangan global. Tapi, di sisi lain, ada juga yang khawatir: jangan-jangan ini malah bikin anak bingung, telat bicara, atau kemampuan bahasa ibunya jadi terganggu?

Kekhawatiran ini memang wajar, apalagi kalau kita dengar cerita anak yang dulu jadi agak lambat bicaranya karena diajari dua bahasa sekaligus. Namun, penelitian modern di bidang perkembangan anak justru menunjukkan hal yang sebaliknya. Otak anak-anak itu ibarat spons. Mereka punya kapasitas yang luar biasa untuk menyerap informasi, termasuk bahasa. Justru, usia dini, terutama di bawah 7 tahun, adalah masa emas di mana otak sedang sangat fleksibel dan responsif terhadap pembelajaran bahasa baru.

Para ahli bahasa dan psikolog anak banyak yang bilang kalau belajar bahasa asing sejak dini itu justru punya banyak manfaat. Pertama, bisa meningkatkan kemampuan kognitif anak. Anak yang terbiasa mendengar dan memproses dua bahasa atau lebih cenderung punya kemampuan multitasking yang lebih baik, daya ingat yang lebih tajam, dan kemampuan memecahkan masalah yang lebih kreatif. Mereka jadi lebih fleksibel dalam berpikir karena otaknya terbiasa beralih antara dua sistem bahasa yang berbeda.

Kedua, ini bisa membuka pintu gerbang menuju pemahaman budaya yang lebih luas. Bahasa itu kan nggak bisa lepas dari budaya. Dengan belajar bahasa asing, anak juga akan terpapar dengan adat istiadat, cara pandang, dan nilai-nilai budaya lain. Ini akan menumbuhkan toleransi, empati, dan rasa ingin tahu yang lebih besar terhadap dunia di luar lingkungannya. Mereka jadi lebih siap jadi warga dunia yang bisa berinteraksi dengan siapa saja.

Ketiga, dan ini yang paling kelihatan, tentu saja kemampuan komunikasinya. Di masa depan, kemampuan berbahasa asing akan jadi modal penting untuk pendidikan dan karier. Anak yang menguasai lebih dari satu bahasa akan punya peluang yang lebih besar untuk mendapatkan beasiswa, pekerjaan di perusahaan multinasional, atau bahkan bisa keliling dunia tanpa kendala bahasa.

Lalu, bagaimana dengan kekhawatiran soal kebingungan atau telat bicara? Kuncinya ada di metode belajar dan konsistensi. Kalau metode pengajarannya tepat, misalnya menggunakan metode one parent, one language (satu orang tua berbicara satu bahasa), atau di sekolah menerapkan bilingual education dengan cara yang terstruktur dan konsisten, anak justru tidak akan bingung. Otak mereka secara alami akan memisahkan kedua bahasa tersebut. Kalau ada sedikit keterlambatan bicara di awal, biasanya itu hanya fase sementara dan akan terkejar seiring waktu. Justru, anak bilingual biasanya punya pemahaman kosakata yang lebih luas secara keseluruhan.

Yang terpenting adalah menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan dan tanpa paksaan. Jangan sampai anak jadi stres karena harus belajar dua bahasa sekaligus. Biarkan mereka bereksplorasi dan menikmati prosesnya. Ini juga bukan berarti bahasa ibu atau bahasa daerah jadi dilupakan. Keduanya harus tetap diajarkan dan dilestarikan agar anak punya identitas budaya yang kuat.

Jadi, belajar bahasa asing sejak dini, apakah bikin pintar atau bingung? Dengan pendekatan yang tepat dan konsisten, jawabannya jelas: bikin pintar! Ini adalah investasi jangka panjang untuk perkembangan kognitif, sosial, dan masa depan anak yang lebih cerah di era globalisasi.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved