Barak Militer untuk Siswa Nakal, Solusi atau Masalah Baru?
Tanggal: 5 Mei 2025 10:49 wib.
Puluhan anak yang dianggap orangtuanya nakal dan sulit diatur itu dititipkan ke barak TNI untuk ditempa kedisiplinan ala militer. Program ini memicu pro dan kontra di tengah masyarakat.
Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi mengungkapkan bahwa saat ini ada 39 siswa SMP di Purwakarta dan 30 siswa SMP/SMA di Kota Bandung yang mengikuti program pembinaan kedisiplinan di barak militer. Di Purwakarta, program dimulai pada Kamis, 1 Mei 2025, sementara di Kota Bandung baru dimulai pada Jumat, 2 Mei 2025, bertepatan dengan peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas).
Program ini dirancang sebagai respons atas kekhawatiran orang tua dan guru terhadap meningkatnya perilaku menyimpang pada remaja, seperti membolos, tawuran, hingga kecanduan gawai. Para siswa dititipkan secara sukarela oleh orang tua untuk mendapatkan pelatihan fisik, pembentukan karakter, dan pembinaan moral dari instruktur TNI.
Menurut Dedi Mulyadi, program ini bertujuan mengembalikan kedisiplinan dan etika siswa yang mulai tergerus oleh pengaruh negatif di lingkungan sosial dan digital.
"Ini bukan hukuman, melainkan pembinaan. Kita ingin anak-anak kita tumbuh menjadi pribadi yang tangguh, disiplin, dan punya rasa hormat terhadap orang tua serta guru," ujarnya.
Selama mengikuti program, siswa bangun pagi, mengikuti apel, lari pagi, latihan baris-berbaris, serta sesi motivasi dan refleksi. Mereka juga diwajibkan mematuhi jadwal ketat dan aturan disiplin yang diterapkan ala militer.
Namun, langkah ini menuai perdebatan. Sebagian masyarakat menilai program ini sebagai langkah tegas yang solutif dalam menghadapi krisis moral remaja. Barak militer dianggap mampu membentuk karakter kuat, tanggung jawab, dan disiplin tinggi.
Namun, sebagian lain mempertanyakan efektivitas pendekatan militer dalam dunia pendidikan. Para pakar psikologi anak memperingatkan bahwa pendekatan keras dapat memunculkan trauma, terutama jika dilakukan tanpa pendampingan psikolog profesional.
"Puluhan anak yang dianggap orangtuanya nakal dan sulit diatur itu dititipkan ke barak TNI, tapi kita harus pastikan mereka tidak kehilangan rasa aman dan kasih sayang dalam prosesnya," ujar salah satu psikolog pendidikan dari Universitas Padjadjaran.
Program pembinaan siswa di barak militer masih akan dievaluasi ke depannya. Pemprov Jawa Barat menyatakan siap menerima masukan dari masyarakat dan tenaga ahli untuk penyempurnaan metode.
Yang pasti, keberhasilan program ini bukan hanya terletak pada kedisiplinan sesaat, melainkan pada perubahan perilaku jangka panjang. Pendidikan karakter harus disertai empati, komunikasi, dan pendekatan personal agar tidak menjadi masalah baru dalam dunia pendidikan.