Sumber foto: iStock

Ayah-Bunda, Waspada! Ini 4 Kata yang Sebaiknya Dihindari Saat Mengasuh Anak Bungsu

Tanggal: 5 Okt 2024 21:40 wib.
Mengasuh anak tidak hanya berkaitan dengan memenuhi kebutuhan fisiknya, tetapi juga harus memperhatikan kesehatan mental mereka. Para orang tua perlu memilih kata-kata atau kalimat yang diucapkan kepada anak dengan hati-hati, karena dapat memengaruhi cara si kecil memandang diri sendiri dan lingkungan sekitarnya, yang pada akhirnya akan memengaruhi kemampuan mereka dalam menghadapi tantangan hidup.

Kesehatan mental anak sangat berperan penting dalam membentuk pandangan mereka terhadap diri sendiri serta lingkungan sekitar. Anak yang memiliki kesehatan mental yang baik akan merasa cinta dan aman, dan mereka akan memiliki pandangan positif terhadap diri mereka sendiri.

Untuk menjaga kesehatan mental anak, terutama si bungsu, terdapat beberapa kata yang sebaiknya dihindari oleh orang tua. Hindari kata-kata ini demi mencegah dampak negatif jangka panjang pada kesehatan mental anak.

1. Anak Bayi/Baby

Menggunakan kata ini bisa melekatkan status sebagai anak bungsu dalam keluarga. Psikolog klinis Mary Ann Little, PhD, menunjukkan bahwa kata ini bisa membuat anak bungsu merasa tidak punya tanggung jawab dan ekspektasi yang sama dengan kakak-kakaknya. Konsep diri anak sangat dipengaruhi oleh pandangan orang tua terhadap mereka.

2. Sudahlah

Ketika anak bungsu menolak melakukan tugas, orang tua seringkali mengambil alih pekerjaan tersebut. Hal ini membuat anak belajar bahwa orang tua tidak memiliki harapan besar terhadap mereka. Anak perlu merasakan frustrasi untuk belajar menghadapi tantangan hidup dan membangun toleransi terhadap situasi yang sulit.

3. Berhentilah menangis, kamu seperti bayi

Menyuruh anak untuk berhenti menangis dapat berdampak negatif pada kemampuan mereka untuk mengomunikasikan emosinya. Anak perlu merasa aman untuk mengekspresikan perasaan mereka, terutama di lingkungan keluarga. Menekan emosi mereka dapat berdampak negatif pada perkembangan kesehatan mental mereka di masa depan.

4. Kamu harus bisa lebih dari kakakmu

Pernyataan ini bisa menjadi pemicu persaingan dan menanamkan perasaan tidak mampu pada anak. Membandingkan anak-anak secara langsung dapat menimbulkan rasa malu dan dendam, yang pada akhirnya dapat merusak hubungan mereka dengan saudara kandungnya.

Dalam proses pengasuhan, penting bagi orang tua untuk selalu mempertimbangkan dampak jangka panjang dari setiap kata yang diucapkan. Hal ini bertujuan untuk memastikan kesehatan mental dan kesejahteraan anak tetap terjaga. Jadi, kata yang diucapkan oleh orang tua memiliki pengaruh besar pada perkembangan kesehatan mental anak.

Sebagai orang tua, kita harus senantiasa berhati-hati dalam memberikan dorongan positif pada anak, terutama anak bungsu, agar mereka dapat tumbuh serta berkembang dengan keyakinan diri yang kuat. Hindari mengatakan kata-kata yang dapat merendahkan rasa percaya diri anak, dan selalu berikan dukungan dan pujian yang membangun untuk membantu mereka merasa dicintai dan diterima di lingkungan keluarga. Selain itu, penting juga untuk selalu membuka komunikasi yang sehat dan memberikan ruang bagi anak untuk mengekspresikan emosi mereka dengan aman, tanpa rasa takut akan penilaian atau keputusan yang negatif.

Mengasuh anak dengan kata-kata yang positif dan manis sangatlah penting untuk membentuk kesehatan mental serta rasa percaya diri anak, terutama anak bungsu, yang sering kali membutuhkan dorongan khusus untuk merasa diperhatikan dalam keluarga. Dengan memberikan kata-kata yang mendukung, anak akan merasa dihargai dan memiliki kepercayaan diri yang kuat untuk menghadapi berbagai situasi di kehidupan mereka.

Gunakanlah kata-kata yang mendukung, dan selalu tunjukkan kasih sayang yang kuat pada anak-anak, terutama anak bungsu, untuk membantu mereka tumbuh dan berkembang dengan penuh percaya diri dan kebahagiaan dalam keluarga. Jika kita sebagai orang tua mampu memberikan dorongan serta kata-kata yang membangun, kita akan membantu anak tumbuh dengan keyakinan diri yang kokoh dan kesehatan mental yang prima.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved