Sumber foto: Canva

Apakah Hewan Juga Bisa Alami Depresi?

Tanggal: 28 Agu 2025 14:44 wib.
Perasaan sedih, kehilangan minat pada hal-hal yang dulu disukai, dan perubahan pola makan atau tidur adalah gejala yang akrab bagi manusia yang berhadapan dengan depresi. Namun, pertanyaan yang sering muncul adalah, apakah kondisi mental yang kompleks ini juga bisa dialami oleh hewan? Meskipun hewan tidak bisa mengutarakan perasaannya dengan kata-kata, para ahli etologi dan dokter hewan berpendapat bahwa hewan memang bisa menunjukkan perilaku yang mirip dengan gejala depresi pada manusia. Fenomena ini, yang sering disebut sebagai depresi hewan, bukanlah sekadar perasaan sedih sesaat, melainkan kondisi yang memengaruhi kesejahteraan dan kesehatan mereka secara mendalam.

Memahami Depresi pada Hewan: Lebih dari Sekadar Kesedihan

Saat seekor anjing kesayangan terlihat murung setelah pemiliknya pergi atau kucing peliharaan menjadi kurang aktif, kita mungkin langsung mengira mereka sedang sedih. Tetapi, depresi pada hewan jauh lebih kompleks. Hal ini melibatkan perubahan perilaku yang bertahan lama dan tidak bisa dijelaskan dengan penyebab fisik, seperti penyakit. Para ilmuwan yang mempelajari perilaku hewan menggunakan istilah yang lebih teknis, seperti gangguan perilaku atau gangguan kesejahteraan, untuk menggambarkan kondisi ini.

Penyebab depresi pada hewan sangat bervariasi. Seringkali, kondisi ini dipicu oleh perubahan drastis dalam lingkungan atau rutinitas mereka. Misalnya, kehilangan pendamping—baik itu pemilik, hewan peliharaan lain, atau bahkan anak yang baru diadopsi—bisa menjadi pemicu yang sangat kuat. Hewan, terutama yang dikenal memiliki ikatan sosial yang kuat seperti anjing, bisa mengalami kesedihan mendalam dan menunjukkan gejala depresi setelah kehilangan. Selain itu, perubahan lingkungan yang signifikan, seperti pindah rumah, kedatangan bayi atau hewan peliharaan baru, atau bahkan perubahan rutinitas harian, bisa membuat mereka merasa cemas dan tertekan.

Penyebab lain yang sering tidak disadari adalah kurangnya stimulasi mental dan fisik. Hewan, sama seperti manusia, butuh kegiatan yang menantang dan memuaskan. Anjing yang selalu dikurung di dalam ruangan atau kucing yang tidak pernah diajak bermain bisa merasa bosan dan frustrasi, yang pada akhirnya dapat mengarah pada perilaku depresi. Lingkungan yang monoton dan kurangnya interaksi sosial bisa merusak kesehatan mental mereka.

Mengenali Gejala Depresi pada Hewan

Meskipun hewan tidak bisa berbicara, mereka menunjukkan "perasaan" mereka melalui perubahan perilaku. Mengenali tanda-tanda ini adalah langkah pertama untuk membantu mereka.

Perubahan Pola Makan dan Tidur: Salah satu gejala yang paling jelas adalah perubahan drastis pada kebiasaan makan. Hewan yang depresi bisa kehilangan nafsu makan sama sekali atau, sebaliknya, makan berlebihan sebagai bentuk pelarian. Begitu juga dengan pola tidur; mereka bisa tidur lebih lama dari biasanya atau justru mengalami insomnia dan gelisah.

Kehilangan Minat dan Energi: Hewan yang biasanya aktif dan ceria bisa menjadi lesu, kurang bersemangat, dan tidak tertarik lagi pada mainan atau aktivitas yang dulu mereka nikmati. Anjing yang tidak lagi antusias saat diajak jalan-jalan atau kucing yang menolak bermain dengan bola favoritnya bisa jadi pertanda ada sesuatu yang tidak beres.

Perilaku Berubah dan Menghindar: Beberapa hewan yang depresi cenderung menarik diri dan menghindari interaksi sosial. Mereka mungkin bersembunyi di bawah tempat tidur atau di sudut ruangan dan menolak sentuhan. Sebaliknya, ada juga yang menjadi lebih agresif atau destruktif, seperti menggaruk perabot rumah atau menggigit barang-barang. Perilaku membersihkan diri secara kompulsif (grooming) juga bisa menjadi tanda kecemasan atau stres.

Langkah Mengatasi Depresi pada Hewan

Jika menduga hewan peliharaan mengalami depresi, langkah pertama yang paling bijak adalah berkonsultasi dengan dokter hewan. Penting untuk memastikan gejala yang muncul bukan karena penyakit fisik. Dokter hewan bisa melakukan pemeriksaan menyeluruh untuk menyingkirkan kemungkinan masalah kesehatan lainnya dan memberikan diagnosis yang tepat.

Setelah diagnosis depresi dipastikan, ada beberapa strategi yang bisa diterapkan untuk membantu hewan pulih:


Berikan Perhatian Lebih dan Rutinitas yang Stabil: Luangkan waktu ekstra untuk bermain, membelai, atau sekadar berada di dekatnya. Bangun kembali rutinitas harian yang konsisten, seperti jadwal makan dan jalan-jalan yang teratur, untuk memberikan rasa aman dan prediktabilitas.
Tingkatkan Stimulasi Mental dan Fisik: Ajak hewan peliharaan melakukan aktivitas baru. Ajak anjing ke taman yang berbeda, belikan mainan teka-teki untuk kucing, atau ajari mereka trik baru. Stimulasi ini membantu mengalihkan fokus mereka dan membangun kembali kegembiraan.
Pertimbangkan Pendamping Baru: Dalam kasus depresi akibat kehilangan, memperkenalkan pendamping hewan baru, secara perlahan dan hati-hati bisa sangat membantu. Kehadiran teman baru dapat mengurangi rasa kesepian dan mendorong interaksi sosial.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved