Apakah Anda Tahu Bahwa Ada Pohon Yang Tidak Boleh Ditanam Bijinya? Yu Simak!
Tanggal: 29 Mei 2025 10:46 wib.
Tampang.com | Apakah anda pernah mencoba untuk menanam pohon buah dari biji yang tersisa setelah menikmati buah segar? Menanam pohon buah dari biji memang terasa menarik dan merupakan pilihan yang hemat biaya. Banyak orang yang beranggapan bahwa dengan menyimpan biji dari buah yang dibeli, mereka bisa menciptakan pohon serupa di halaman rumah mereka. Namun, kenyataannya, tidak semua pohon buah bisa ditanam dengan cara tersebut. Sebagian besar dari mereka berisiko menghasilkan pohon dengan karakteristik buah yang berbeda, atau bahkan membutuhkan waktu bertahun-tahun sebelum bisa berbuah.
Para ahli hortikultura merekomendasikan bahwa beberapa jenis pohon buah sebaiknya diperbanyak melalui metode vegetatif, seperti cangkok atau okulasi (grafting), bukan dengan biji. Grafting adalah metode yang menggabungkan batang bawah (rootstock) yang kuat dan tahan penyakit dengan batang atas (scion) yang berasal dari varietas buah pilihan. Dengan metode ini, hasil buah yang dihasilkan lebih bisa diprediksi dan masa panennya juga lebih cepat. Jika Bunda bercita-cita memiliki taman yang dipenuhi pohon buah yang produktif, penting untuk mengetahui jenis pohon mana yang sebaiknya tidak ditanam dari biji.
Berikut adalah beberapa jenis pohon buah yang sebaiknya tidak ditanam dari biji, berdasarkan informasi dari para ahli dan situs Martha Stewart:
1. Pohon Apel
Pohon apel tampak tampak mudah untuk ditanam dari biji, apalagi biji yang tersedia melimpah setelah Bunda menikmati buahnya. Namun, biji apel biasanya merupakan hasil penyerbukan silang, sehingga pohon baru yang tumbuh dari biji tersebut tidak akan memiliki karakteristik yang sama dengan induknya. Buah yang dihasilkan bisa sangat bervariasi dalam hal rasa, ukuran, dan warna. Oleh karena itu, lebih baik menanam apel melalui grafting, yang memberikan jaminan bahwa pohon baru tersebut akan memiliki sifat yang sesuai dengan varietas unggul yang diinginkan.
2. Pohon Ceri
Seperti halnya apel, pohon ceri juga mengalami penyerbukan silang secara alami. Biji ceri memang bisa tumbuh, tetapi kemungkinan besar pohon yang dihasilkan akan berbeda secara genetik, dan hasil buahnya mungkin tidak sesuai harapan Bunda. Beberapa biji pun bisa menghasilkan tanaman yang tidak berbuah, atau lebih parah, sangat rentan terhadap penyakit. Cara yang lebih efisien adalah dengan menanam ceri dari bibit yang sudah digrafting untuk mendapatkan quality harvest.
3. Pohon Pir
Pohon pir juga tidak dianjurkan untuk ditanam dari biji. Kombinasi genetik pada biji pir sangat tidak stabil, sehingga hasil dari tanaman yang tumbuh bisa menghasilkan buah yang berbeda jauh dari segi rasa maupun tampilan. Dalam hal ini, teknik perbanyakan dengan stek atau cangkok dari pohon yang sudah teruji kualitas buahnya menjadi pilihan yang lebih baik.
4. Pohon Pisang
Pisang sering kali tidak memiliki biji. Varietas pisang Cavendish yang biasa dijumpai di pasaran merupakan hasil perbanyakan secara vegetatif. Jika Bunda menemukan pisang dengan biji, biasanya biji tersebut sangat keras dan tidak mudah ditanam. Untuk menanam pisang, cara yang paling efektif adalah menggunakan bagian anakan atau rimpang dari pohon induk. Metode ini menjamin tanaman baru memiliki kesamaan dengan induknya dan lebih cepat berbuah.
5. Pohon Persik (Peach)
Meskipun pohon persik dan nektarin mampu tumbuh dari biji, hasilnya tidak selalu sama dengan buah aslinya. Varietas persik modern adalah hasil dari grafting selama berabad-abad, yang melibatkan pemilihan dan persilangan spesies induk. Menanam dari biji bisa berisiko menghasilkan buah yang tidak memuaskan, bahkan mungkin tidak berbuah sama sekali. Jadi, disarankan untuk membeli bibit yang sudah di-grafting untuk hasil yang lebih terjamin.
6. Pohon Ara (Fig)
Pohon ara dapat menghasilkan biji di daerah yang hangat. Namun, menanamnya dari biji bukanlah pilihan yang terbaik, terutama di daerah beriklim dingin. Di sana, biji sering kali tidak bisa matang karena dibutuhkan musim tanam yang panjang dan serangga khusus untuk penyerbukan. Oleh karena itu, lebih baik menggunakan metode stek batang untuk pembiakan pohon ara, sehingga Bunda dapat mendapatkan tanaman yang identik dengan induknya dan dapat berbuah lebih cepat.