Apa Itu Albino? Memahami Kondisi Kurangnya Pigmen
Tanggal: 4 Jul 2025 11:53 wib.
Albino, atau lebih tepatnya albinisme, adalah sebuah kondisi genetik langka yang ditandai dengan kurangnya produksi atau sama sekali tidak adanya melanin, pigmen yang bertanggung jawab untuk memberikan warna pada kulit, rambut, dan mata. Kondisi ini dapat memengaruhi manusia maupun hewan di seluruh dunia, lintas ras dan etnis. Albinisme bukan penyakit menular, melainkan kelainan bawaan yang hadir sejak lahir.
Untuk memahami albinisme, penting untuk memahami peran melanin. Melanin diproduksi oleh sel-sel khusus bernama melanosit yang ditemukan di kulit, folikel rambut, dan di bagian mata. Ada dua jenis utama melanin:
Eumelanin: Menghasilkan warna cokelat dan hitam.
Pheomelanin: Menghasilkan warna merah dan kuning.
Jumlah dan jenis melanin yang diproduksi oleh tubuh menentukan warna kulit, rambut, dan mata seseorang. Pada individu dengan albinisme, ada mutasi genetik yang mengganggu proses produksi melanin ini, menyebabkan kurangnya pigmen atau bahkan tidak ada sama sekali.
Jenis-Jenis Albinisme
Albinisme memiliki beberapa jenis, dan yang paling umum adalah:
Albinisme Okulokutaneus (OCA): Ini adalah jenis albinisme yang paling sering terjadi dan memengaruhi kulit, rambut, serta mata. Ada beberapa subtipe OCA, dengan OCA1 dan OCA2 menjadi yang paling umum.
OCA1: Disebabkan oleh mutasi pada gen tirosinase, yang penting untuk produksi melanin. Individu dengan OCA1A tidak memiliki pigmen sama sekali (rambut putih, kulit sangat pucat, mata merah muda/biru transparan), sedangkan OCA1B memiliki sedikit produksi melanin seiring waktu.
OCA2: Disebabkan oleh mutasi pada gen OCA2. Individu dengan OCA2 memiliki sedikit pigmen saat lahir dan mungkin mengalami peningkatan pigmentasi seiring bertambahnya usia. Warna rambut bisa krem terang hingga pirang muda, dan mata bisa biru atau abu-abu.
Albinisme Okular (OA): Jenis albinisme ini utamanya memengaruhi mata, sementara kulit dan rambut hanya sedikit atau tidak terpengaruh sama sekali. Penglihatan adalah masalah utama pada jenis ini. OA tipe 1 (Nettleship-Falls type) adalah yang paling umum dan diturunkan secara X-linked, artinya lebih sering menyerang laki-laki.
Sindrom Terkait Albinisme: Beberapa sindrom langka juga menyertakan albinisme sebagai salah satu gejalanya, seperti:
Sindrom Hermansky-Pudlak (HPS): Selain kurangnya pigmen, sindrom ini juga dapat menyebabkan masalah pendarahan, gangguan paru-paru, dan penyakit usus.
Sindrom Chediak-Higashi: Selain albinisme, penderita sindrom ini juga rentan terhadap infeksi berulang dan masalah neurologis.
Ciri-Ciri Utama Albinisme
Ciri-ciri albinisme bervariasi tergantung pada jenis dan tingkat keparahan kondisi, namun umumnya meliputi:
Kulit: Sangat pucat, cenderung terbakar sinar matahari dengan mudah karena kurangnya perlindungan melanin. Kulit bisa tampak putih susu hingga sedikit merah muda karena pembuluh darah yang terlihat di bawah kulit yang tipis.
Rambut: Bisa berwarna putih murni, pirang sangat terang, krem, atau bahkan sedikit cokelat/merah pada beberapa jenis albinisme dengan sedikit pigmen.
Mata: Ini adalah area yang paling terpengaruh secara fungsional. Warna iris bisa sangat terang (biru muda, abu-abu, atau bahkan merah muda/merah karena pantulan pembuluh darah di retina). Masalah penglihatan umum terjadi dan meliputi:
Nystagmus: Gerakan mata yang tidak terkontrol, cepat, dan berulang.
Strabismus: Mata juling (tidak sejajar).
Fotofobia: Sensitivitas ekstrem terhadap cahaya terang.
Penurunan Ketajaman Penglihatan: Penglihatan kabur atau kurang jelas.
Hipoplasia Foveal: Perkembangan fovea (bagian mata yang bertanggung jawab untuk penglihatan tajam) yang tidak lengkap.
Penting untuk dicatat bahwa tidak semua orang dengan albinisme memiliki mata merah. Warna merah hanya terlihat jika iris memiliki sangat sedikit pigmen dan pembuluh darah di retina memantulkan cahaya.
Individu dengan albinisme menghadapi beberapa tantangan, terutama terkait kesehatan kulit dan mata.
Perlindungan Kulit: Karena kulit sangat rentan terhadap kerusakan akibat sinar UV, penderita albinisme memiliki risiko lebih tinggi terkena kulit terbakar, penuaan dini, dan kanker kulit (terutama karsinoma sel basal dan karsinoma sel skuamosa). Penggunaan tabir surya dengan SPF tinggi, pakaian pelindung, dan topi sangat penting.
Manajemen Penglihatan: Meskipun tidak ada obat untuk meningkatkan penglihatan pada albinisme, berbagai alat bantu dan strategi dapat membantu. Ini termasuk kacamata resep, lensa kontak, kacamata hitam untuk fotofobia, alat pembesar, dan adaptasi lingkungan (pencahayaan yang tepat, ukuran huruf yang lebih besar). Operasi untuk strabismus mungkin dilakukan untuk meningkatkan penampilan, namun jarang untuk memperbaiki ketajaman penglihatan.
Secara sosial, individu dengan albinisme mungkin menghadapi stigma atau diskriminasi di beberapa budaya karena penampilannya yang berbeda. Penting untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman publik tentang albinisme untuk mempromosikan inklusi dan penerimaan.
Albinisme adalah kondisi genetik yang memengaruhi produksi pigmen melanin, menyebabkan kurangnya warna pada kulit, rambut, dan mata, serta masalah penglihatan. Ini adalah kondisi yang kompleks dengan berbagai jenis dan tingkat keparahan.