Alasan Tidur tapi Mata Setengah Melek
Tanggal: 5 Jul 2025 21:16 wib.
Melihat seseorang tidur dengan mata sedikit terbuka, atau bahkan mengalami hal ini sendiri, bisa jadi pemandangan yang membingungkan atau bahkan sedikit mengkhawatirkan. Fenomena ini, yang dalam istilah medis dikenal sebagai nokturnal lagoftalmos (nocturnal lagophthalmos), adalah kondisi di mana kelopak mata tidak sepenuhnya tertutup saat tidur. Ini berbeda dengan sekadar kelopak mata yang sedikit berkedut atau bergerak saat tidur REM (Rapid Eye Movement); pada lagoftalmos, celah pada kelopak mata cukup lebar sehingga bagian putih mata atau bahkan iris terlihat.
Meskipun seringkali tidak berbahaya, kondisi ini bisa menjadi indikasi masalah mendasar atau menyebabkan komplikasi jika dibiarkan tanpa penanganan. Lalu, apa saja alasan di balik tidur dengan mata setengah melek ini?
1. Anatomi Kelopak Mata yang Tidak Sempurna
Salah satu penyebab paling umum dari nokturnal lagoftalmos adalah faktor anatomi. Beberapa individu secara alami memiliki kelopak mata yang tidak dapat bertemu sepenuhnya saat tertutup, bahkan dalam keadaan sadar. Ini bisa disebabkan oleh bentuk atau ukuran bola mata yang relatif besar, atau kelopak mata yang secara struktural lebih pendek dari yang seharusnya untuk menutupi seluruh permukaan mata. Dalam kasus ini, kondisi ini seringkali sudah ada sejak lahir dan mungkin diwarisi dalam keluarga. Otot-otot yang bertanggung jawab untuk menutup kelopak mata (otot orbicularis oculi) mungkin juga tidak berfungsi seoptimal seharusnya, menghambat penutupan penuh saat relaksasi tidur.
2. Kelumpuhan Saraf Wajah (Bell's Palsy atau Cedera Lainnya)
Kerusakan pada saraf wajah (saraf kranial VII) adalah penyebab serius dari lagoftalmos. Saraf ini mengontrol banyak otot wajah, termasuk otot-otot yang menutup kelopak mata. Kondisi seperti Bell's Palsy, suatu bentuk kelumpuhan wajah sementara, dapat menyebabkan salah satu sisi wajah melemah atau lumpuh, termasuk ketidakmampuan untuk menutup mata sepenuhnya. Cedera traumatis pada wajah, stroke, atau tumor yang memengaruhi saraf wajah juga bisa memicu kondisi ini. Dalam kasus ini, lagoftalmos sering disertai dengan gejala lain seperti kesulitan tersenyum atau mengedipkan mata di sisi yang terkena.
3. Masalah Tiroid (Penyakit Grave's)
Penyakit Grave's, suatu kondisi autoimun yang menyebabkan tiroid terlalu aktif (hipertiroidisme), dapat memengaruhi mata. Kondisi ini bisa menyebabkan eksoftalmos, yaitu penonjolan bola mata ke luar. Mata yang menonjol akan lebih sulit bagi kelopak mata untuk menutup sepenuhnya, bahkan saat tidur. Selain itu, jaringan di sekitar mata bisa membengkak atau mengeras, semakin menghambat fungsi kelopak mata. Lagoftalmos pada kasus ini merupakan salah satu gejala dari gangguan tiroid yang lebih luas.
4. Cedera atau Operasi Mata Sebelumnya
Riwayat cedera pada kelopak mata atau operasi plastik di sekitar area mata juga bisa menjadi pemicu lagoftalmos. Misalnya, operasi blefaroplasti (pengangkatan kelebihan kulit di kelopak mata) yang terlalu agresif dapat menghilangkan terlalu banyak jaringan, sehingga kelopak mata tidak dapat menutup sepenuhnya. Luka bakar, bekas luka, atau trauma lain pada kelopak mata juga bisa mengubah strukturnya dan menghambat penutupan sempurna saat tidur.
5. Penggunaan Obat-obatan Tertentu
Beberapa jenis obat-obatan diketahui memiliki efek samping yang dapat menyebabkan atau memperburuk lagoftalmos. Obat-obatan tertentu yang memengaruhi fungsi otot atau saraf, atau yang memiliki efek samping pengeringan mata, mungkin berkontribusi pada kondisi ini. Penting untuk berkonsultasi dengan profesional medis jika seseorang mencurigai obat yang dikonsumsi menjadi penyebabnya.
Dampak dan Penanganan
Terlepas dari penyebabnya, tidur dengan mata setengah melek dapat menyebabkan beberapa masalah. Yang paling umum adalah mata kering karena paparan udara yang terus-menerus. Hal ini dapat menyebabkan iritasi, kemerahan, sensasi berpasir, bahkan risiko infeksi dan kerusakan kornea dalam jangka panjang.
Penanganan lagoftalmos bervariasi tergantung pada penyebab dan tingkat keparahannya. Ini bisa berkisar dari penggunaan tetes mata pelembap atau salep mata pada malam hari, pemakaian eye mask khusus, hingga prosedur bedah untuk mengoreksi struktur kelopak mata atau meningkatkan fungsinya. Konsultasi dengan dokter mata atau spesialis saraf sangat penting untuk diagnosis yang akurat dan rencana penanganan yang tepat.