Sumber foto: iStock

AI Mengancam Pekerja Kantoran, Tapi Keahlian Lama Justru Menawarkan Solusi Cemerlang – Bagaimana Sekolah di AS Menjawab Tantangan Ini?

Tanggal: 28 Apr 2025 06:32 wib.
Perkembangan teknologi, terutama dalam bidang kecerdasan buatan (AI), telah menciptakan dampak signifikan pada dunia pekerjaan, terutama bagi pekerja kantoran. Banyak profesi yang kini terancam tergantikan oleh sistem AI yang semakin canggih. Hal ini memicu keresahan di kalangan banyak pekerja, dan mereka mulai mencari solusi untuk menghadapinya. Salah satu respons terhadap tantangan ini adalah beralih ke pekerjaan yang lebih tradisional, namun dengan pendekatan yang lebih modern.

Di Amerika Serikat (AS), beberapa sekolah mulai mengajarkan kembali keterampilan yang dulu dikenal dengan istilah "pekerjaan tangan" seperti pertukangan, pengelasan, dan konstruksi. Meskipun keterampilan ini sering dianggap kuno, sekolah-sekolah tersebut tidak sekadar mengajarkan keterampilan manual seperti pada zaman dahulu. Mereka menggabungkannya dengan teknologi tinggi, menggunakan mesin dan alat yang dilengkapi dengan teknologi canggih untuk mempersiapkan para siswa menghadapi dunia kerja yang semakin berubah.

Salah satu contoh implementasi yang menarik datang dari SMA Middleton, yang terletak di negara bagian Wisconsin. Sekolah ini bahkan berinvestasi hingga US$90 juta untuk memperbarui laboratorium manufaktur mereka. Dengan dana yang besar ini, SMA Middleton berhasil menciptakan fasilitas yang sangat modern, dilengkapi dengan lengan robot yang dapat dikendalikan menggunakan komputer. Keberadaan robot-robot ini tidak hanya menambah daya tarik kelas-kelas manufaktur, tetapi juga memberikan siswa pengalaman langsung dengan teknologi yang semakin berkembang di industri.

Laboratorium yang baru ini didesain sedemikian rupa sehingga siswa dapat menyaksikan langsung bagaimana mesin dan robot bekerja melalui jendela kaca besar, memungkinkan mereka untuk mengamati dengan jelas cara kerja alat-alat canggih yang digunakan dalam produksi. Hal ini memberi mereka kesempatan untuk belajar tidak hanya keterampilan manual, tetapi juga bagaimana mengoperasikan teknologi yang relevan dengan pekerjaan masa depan.

Di tengah pesatnya perkembangan AI, yang mengancam banyak pekerjaan kantoran, SMA Middleton berusaha menarik minat siswa dengan menunjukkan potensi gaji yang tinggi di bidang pekerjaan tradisional ini. Quincy Millerjohn, seorang guru bahasa Inggris yang juga mengajar pengelasan di sekolah ini, menjelaskan kepada siswa bahwa pekerja yang terampil di bidang pengelasan atau manufaktur dapat memperoleh gaji antara US$41 ribu hingga US$52 ribu per tahun. Gaji ini cukup kompetitif dan menarik bagi banyak siswa yang mungkin khawatir dengan ketidakpastian dunia kerja akibat teknologi AI.

Keputusan untuk mengajarkan keterampilan ini ternyata mendapat sambutan positif. Dalam beberapa tahun terakhir, lebih dari 2.300 siswa telah memilih untuk mengambil kelas pengelasan, konstruksi, dan manufaktur di SMA Middleton. Ini merupakan indikasi bahwa semakin banyak siswa yang tertarik untuk mengeksplorasi karier di bidang-bidang ini, yang dulunya dianggap sebagai pekerjaan yang kurang diminati oleh generasi muda.

Tren ini tidak terbatas pada SMA Middleton saja, melainkan menjadi fenomena yang meluas di banyak sekolah lainnya di AS. Keterampilan yang diajarkan di sekolah-sekolah ini, seperti pertukangan kayu dan pengelasan, merupakan keterampilan yang dahulu banyak diajarkan pada 1990-an hingga 2000-an, tetapi kini mereka diperbarui dengan teknologi terkini. Dengan demikian, siswa tidak hanya belajar keterampilan praktis, tetapi juga memperoleh pemahaman tentang bagaimana teknologi modern dapat digunakan untuk mendukung pekerjaan manual tersebut.

John Mihm, seorang konsultan pendidikan dari pemerintah bagian Wisconsin, mengungkapkan bahwa ketertarikan pada keterampilan pertukangan ini sebenarnya dipicu oleh kecemasan tentang dampak AI terhadap pekerjaan kantoran. Banyak orang mulai menyadari bahwa pekerjaan-pekerjaan tradisional ini, yang dulu sering dianggap kurang menguntungkan atau tidak bergengsi, kini menawarkan gaji tinggi dan peluang kerja yang stabil. Hal ini semakin menarik banyak orang untuk menguasai keahlian yang membutuhkan keterampilan tangan yang tinggi.

Pergeseran paradigma ini menandakan bahwa masyarakat mulai melihat pekerjaan tangan bukan hanya sebagai pekerjaan yang tidak membutuhkan keahlian khusus, tetapi juga sebagai karier yang dapat membawa penghasilan yang signifikan. Keahlian di bidang pertukangan, pengelasan, dan konstruksi kini dianggap sebagai keterampilan dengan nilai tambah tinggi yang dapat melengkapi dunia kerja yang semakin dipengaruhi oleh AI dan otomatisasi.

Selain itu, perubahan ini juga membawa dampak positif pada perkembangan industri. Dengan memanfaatkan teknologi canggih dalam pekerjaan manual, seperti menggunakan robot dan mesin yang dikendalikan komputer, industri manufaktur dapat meningkatkan efisiensi dan kualitas produk. Di sisi lain, tenaga kerja yang terampil dalam kedua bidang – keterampilan manual dan pemahaman teknologi – akan sangat dibutuhkan oleh industri-industri yang berkembang pesat ini.

Dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat, terutama AI, beralihnya perhatian masyarakat kepada pekerjaan tradisional ini merupakan langkah yang cerdas. Keahlian manual, yang dahulu dipandang sebelah mata, kini mendapatkan tempat yang lebih tinggi dalam perekonomian yang semakin bergantung pada inovasi teknologi. Sekolah-sekolah seperti SMA Middleton mempersiapkan siswa mereka untuk masa depan dengan memberi mereka keterampilan yang sangat dibutuhkan di pasar tenaga kerja.

Ke depan, kita mungkin akan melihat lebih banyak sekolah yang mengikuti jejak SMA Middleton, yang menggabungkan keterampilan tradisional dengan teknologi canggih untuk mempersiapkan generasi muda menghadapi dunia kerja yang penuh tantangan. Dalam menghadapi ancaman AI, ternyata keterampilan lama dengan sentuhan teknologi tinggi bisa menjadi solusi yang sangat relevan.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved