Ada Badai Matahari Mengarah ke Bumi, 2 Wilayah Ini Wajib Waspada
Tanggal: 5 Okt 2024 05:29 wib.
Pada awal bulan Oktober 2024, Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) telah memperingatkan akan adanya potensi gangguan dari fenomena badai Matahari yang akan terjadi. Badai ini adalah dampak dari letupan suar Matahari X9.05 yang diperkirakan akan berdampak pada gangguan di magnetosfer. Fenomena ini diprediksi akan berdampak lebih kuat daripada kejadian serupa yang terjadi tujuh tahun sebelumnya.
Menurut laporan dari Space.com, badai Matahari terkuat diperkirakan akan muncul pada 3 Oktober 2024 sekitar pukul 19.18 waktu Indonesia bagian barat. Pusat Prediksi Cuaca Antariksa (NOAA) juga sebelumnya telah merilis informasi mengenai suar R3 dengan level kekuatan yang tinggi yang diperkirakan akan terjadi pada tanggal 3 Oktober 2024 pukul 13.10 UTC.
Perkiraan yang disampaikan oleh Prakirawan dari SWPC (Space Weather Prediction Center) menyebutkan bahwa badai geomagnetik kemungkinan akan terjadi dari tanggal 4 hingga 6 Oktober karena adanya sepasang lontaran massa korona yang diperkirakan akan tiba dalam tiga hari UTC ke depan. Dampak dari badai Matahari ini juga akan menimbulkan pemadaman radio gelombang pendek di wilayah Afrika dan Eropa.
Dua benua ini akan menjadi pusat perhatian karena merupakan bagian Bumi yang disinari Matahari pada saat letusan. Ilmuwan telah mengidentifikasi partikel Matahari ini dalam kelompok bintik Matahari AR3842. Pada 1 Oktober, bintik Matahari tersebut terdeteksi melepaskan suar X7.1 yang diikuti oleh pelepasan coronal mass ejection (CME) yang menuju ke arah Bumi.
CME yang terdeteksi tersebut diperkirakan akan menghantam Bumi antara 3 hingga 5 Oktober, yang kemungkinan besar akan memicu aurora yang meluas. CME juga mengandung listrik yang dikenal sebagai ion, dan ketika bertabrakan dengan magnetosfer Bumi, ion tersebut akan memicu badai geomagnet. Dampak dari badai Matahari ini tidak hanya terbatas pada gangguan di magnetosfer, tetapi saat badai Matahari berlangsung, ion juga akan berinteraksi dengan gas yang ada di atmosfer Bumi, kemudian melepaskan energi dalam bentuk cahaya atau northern lights.
Hal ini perlu menjadi perhatian serius bagi dua wilayah ini, dimana koordinasi dari pemerintah maupun lembaga terkait sangat diperlukan dalam menyikapi potensi gangguan yang ditimbulkan dari badai Matahari ini. Banyak aspek yang perlu dipersiapkan, seperti sistem komunikasi, keamanan listrik, serta antisipasi terhadap dampak pada kesehatan dan lingkungan. Keberadaan teknologi juga perlu dijaga dan diawasi dengan ketat mengingat potensi dampak yang cukup besar dari fenomena badai Matahari ini.
Sehingga, perlu dilakukan upaya-upaya pencegahan dan mitigasi dampak, serta sosialisasi kepada masyarakat tentang potensi gangguan yang mungkin terjadi. Pasalnya, gangguan yang ditimbulkan dari badai Matahari dapat berdampak pada beberapa aspek kehidupan sehari-hari, terutama dalam hal teknologi, komunikasi, dan kesehatan. Oleh karena itu, warga di wilayah-wilayah yang berpotensi terkena dampak badai Matahari diingatkan untuk selalu waspada dan siap menghadapi potensi gangguan yang mungkin timbul.