Abdul Mu’ti Tegaskan Deep Learning Bukan Kurikulum Baru
Tanggal: 22 Nov 2024 13:20 wib.
Pendidikan merupakan hal yang terus berkembang seiring dengan perubahan zaman dan teknologi. Salah satu perubahan terbaru yang tengah menjadi sorotan adalah konsep deep learning. Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikdasmen) Abdul Mu’ti mengungkapkan bahwa deep learning tidaklah sebuah kurikulum baru di dunia pendidikan. Dalam pandangannya, konsep ini merupakan perluasan dari metode pembelajaran yang telah ada sebelumnya dengan menitikberatkan pada tiga pilar utama: mindful (kesadaran), meaningful (bermakna), dan joyful (menyenangkan).
Berdasarkan penjelasan Abdul Mu’ti, deep learning tidak sekadar menambahkan materi baru ke dalam kurikulum pendidikan. Sebaliknya, deep learning memperkuat pijakan metode pembelajaran yang sudah ada, dengan lebih menekankan pada bagaimana peserta didik memahami dan mengaplikasikan pengetahuan mereka dalam kehidupan nyata. Konsep tersebut berkaitan erat dengan pilar mindful, yang menekankan pada kesadaran penuh dalam belajar, serta kemampuan untuk menghubungkan antara konsep-konsep yang dipelajari dengan situasi nyata.
Pilar kedua dari deep learning, yaitu meaningful, menekankan arti penting dari pembelajaran yang dijalani oleh peserta didik. Abdul Mu’ti menegaskan bahwa penguasaan materi tidaklah cukup, melainkan peserta didik juga perlu memahami relevansi dan manfaat dari apa yang dipelajari. Sehingga, pembelajaran tidak hanya sekadar sebuah proses akademis, melainkan juga penerapan dalam kehidupan sehari-hari.
Pilar terakhir dari konsep deep learning adalah joyful, yang menunjukkan bahwa pembelajaran seharusnya memberikan pengalaman yang menyenangkan bagi peserta didik. Abdul Mu’ti menjelaskan bahwa pengalaman menyenangkan dapat membantu peserta didik untuk lebih termotivasi dan terinspirasi dalam belajar, sehingga mereka lebih mudah melakukan eksplorasi dan menemukan passion mereka dalam bidang-bidang yang dipelajari.
Menurut Abdul Mu’ti, penerapan konsep deep learning tidak akan merubah kurikulum pendidikan, melainkan akan mendorong para pendidik untuk melihat kembali metode pengajaran yang telah ada dan mengintegrasikan konsep-konsep deep learning ke dalamnya. Dengan demikian, diharapkan peserta didik akan menjadi lebih siap menghadapi perubahan zaman dan tantangan di kehidupan nyata.
Dalam menyebarluaskan konsep deep learning, Abdul Mu’ti menekankan bahwa pendidik perlu untuk terus berkembang dan belajar agar mampu mengimplementasikan konsep tersebut dalam kegiatan pembelajaran. Hal ini tidak hanya mencakup penguasaan materi pelajaran, melainkan juga peningkatan kemampuan dalam mendeteksi kebutuhan serta minat peserta didik, sehingga pembelajaran dapat disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan mereka.
Kesimpulannya, konsep deep learning yang ditegaskan oleh Abdul Mu’ti merupakan upaya untuk memperkuat metode pembelajaran yang telah ada, dengan menitikberatkan pada tiga pilar utama: mindful, meaningful, dan joyful. Konsep ini diharapkan dapat membawa perubahan positif dalam dunia pendidikan, dengan menyiapkan peserta didik untuk menjadi pribadi yang sadar, berarti, dan berkebahagiaan.