8 Kebiasaan Unik Orang Jenius: Dari Suka Menyendiri Hingga Berantakan
Tanggal: 9 Mar 2025 14:23 wib.
Masyarakat kita sering mengidentifikasi sosok jenius dengan karya-karya monumental yang mereka ciptakan. Salah satu figur yang paling dikenal adalah Albert Einstein, ilmuwan asal Jerman yang memperkenalkan teori relativitas dan terkenal dengan tingkat IQ yang mencapai angka 160. Namun, Einstein bukan satu-satunya. Di dunia sains dan teknologi, banyak ilmuwan lain, seperti Julius Robert Oppenheimer, penemu bom atom, yang juga dinilai sebagai jenius dengan IQ berkisar antara 135 hingga 190.
Menariknya, di balik kecerdasan luar biasa tersebut, terdapat sejumlah kebiasaan unik yang seringkali mereka lakukan. Albert Einstein sendiri dikenal memiliki sifat yang unik, bahkan bisa dibilang sedikit eksentrik. Ia memiliki hobi berlayar dan sering tidur lebih dari 10 jam dalam sehari—waktu yang lebih banyak dibandingkan orang awam.
Dia juga dikenal sebagai sosok yang kerap tidur siang, meskipun hanya dalam waktu singkat. Menggelisahkan mungkin, tetapi Einstein pernah menyatakan, "Sungguh aneh rasanya dikenal secara universal namun tetap merasa begitu kesepian."
Tidak jarang, orang-orang dengan kecerdasan tinggi dianggap berbeda oleh masyarakat; mereka sering dipandang aneh, lebih suka menyendiri, dan bahkan terkadang berinteraksi dengan diri mereka sendiri. Kami telah merangkum delapan kebiasaan orang jenius yang dapat memberikan wawasan lebih dalam mengenai ciri-ciri mereka.
1. Senang Menyendiri
Menghabiskan waktu sendirian mungkin terdengar negatif bagi sebagian orang, namun bagi mereka yang memiliki kecerdasan tinggi, ini adalah hal yang biasa. Berdasarkan sebuah studi yang dipublikasikan di PubMed Central pada tahun 2016, ditemukan bahwa orang-orang dengan kecerdasan tinggi merasa kurang puas dengan hidup mereka saat menghabiskan banyak waktu bersosialisasi. Meskipun banyak yang berasumsi bahwa orang cerdas tidak menyukai interaksi sosial, sebenarnya mereka cenderung lebih nyaman merenungkan ide-ide dan menghadapi tantangan dengan cara berpikir mereka sendiri.
2. Kidal
Penelitian yang dilakukan oleh Asosiasi Psikologi Amerika menemukan adanya hubungan antara tangan kiri (kidal) dengan tingkat kreativitas yang lebih tinggi. Mereka yang kidal sering kali memiliki otak yang lebih simetris, yang memungkinkan mereka untuk berpikir di luar batasan konvensional. Walaupun ada risiko terkait dengan disfungsi mental, semacam kecanduan kreativitas sering kali dihasilkan dari otak yang seimbang—menjadi pendorong bagi pemikiran berinovasi (out of the box).
3. Sering Begadang
Bagi mereka dengan IQ tinggi, aktif di malam hari sering kali menjadi pilihan. Banyak dari mereka yang lebih produktif saat malam dengan suasana yang tenang untuk berpikir. Mengorbankan waktu tidur untuk kreativitas dan inovasi bukanlah hal yang aneh bagi mereka. Kecenderungan ini menunjukkan bahwa bagi sebagian orang, malam menjadi waktu yang paling menginspirasi untuk bekerja, bereksperimen, dan menciptakan.
4. Senang Mencari Tahu
Kecerdasan tidak hanya terletak pada kemampuan akademis, tetapi juga pada rasa ingin tahu yang tinggi. Kebiasaan orang jenius untuk selalu bertanya dan mencari tahu dibuktikan oleh penelitian pada tahun 2016 yang menunjukkan bahwa anak-anak dengan IQ tinggi mengembangkan keterbukaan terhadap pengalaman baru hingga dewasa. Mereka tidak puas hanya dengan informasi yang ada; mereka terus menggali dan mencari pemahaman lebih dalam tentang dunia di sekitar mereka.
5. Suka Berbicara Sendiri
Mungkin terdengar aneh, tetapi berbicara sendiri ternyata bukan tanda kegilaan, melainkan alat efektif untuk meningkatkan daya ingat dan memperkuat kemampuan berpikir. Banyak orang jenius menggunakan kebiasaan ini baik dalam bentuk verbal maupun tertulis untuk mengorganisir ide-ide dan merenungkan keputusan mereka. Kebiasaan berbicara sendiri ini membantu mereka untuk memahami berbagai sudut pandang dan memperluas perspektif berpikir mereka.
6. Sering Mengkritik Diri Sendiri
Fakta mengejutkan dari sebuah studi di Cornell University menyatakan bahwa orang yang tidak kompeten biasanya tidak menyadari keterbatasan mereka. Sebaliknya, individu yang cerdas seringkali meragukan kemampuan mereka sendiri dan cenderung mengkritik diri. Ini menunjukkan bahwa orang cerdas memiliki kesadaran tinggi terhadap kemampuan mereka serta berusaha untuk terus meningkatkan diri.
7. Sering Merasa Khawatir
Walau tampak bertentangan, sebuah penelitian di tahun 2015 menunjukkan bahwa hubungan antara kecerdasan dan kekhawatiran cukup signifikan. Pemikir cerdas sering kali merasa lebih cemas karena mereka memiliki pemahaman yang lebih luas tentang berbagai isu dan tantangan di dunia. Mereka cenderung berpikir jauh ke depan, mempertimbangkan berbagai potensi ancaman, dan merencanakan strategi untuk menghadapinya. Kewaspadaan ini membuat mereka selalu siap untuk mengambil keputusan yang tepat.
8. Cenderung Berantakan
Saat memikirkan jenius, kita sering membayangkan ruang kerja yang rapi dan teratur. Namun, penelitian dari Universitas Minnesota menunjukkan bahwa individu di lingkungan berantakan justru bisa memicu lebih banyak ide kreatif dibandingkan dengan berada di tempat yang teratur. Sifat ini seringkali hadir dalam diri orang yang jenius—mereka lebih fokus pada hasil daripada mengkhawatirkan bagaimana lingkungan sekitar mereka terlihat.
Dengan delapan kebiasaan ini, kita dapat mulai memahami realitas di balik pikiran orang jenius. Apakah Anda atau orang-orang terdekat Anda memiliki kebiasaan ini?