5 Hewan yang Ternyata Makin Stres jika Berada di Dalam Kandang
Tanggal: 26 Jul 2025 09:07 wib.
Kandang umumnya dipandang sebagai solusi aman bagi pemilik hewan untuk melindungi hewan peliharaan dari bahaya dan mempermudah perawatan sehari-hari. Namun, tidak semua hewan dapat beradaptasi dengan gaya hidup yang terbatas tersebut. Beberapa spesies malah mengalami tingkat stres mental dan fisik yang tinggi ketika terkurung dalam ruang kecil, terutama jika kebutuhan mereka akan ruang gerak dan stimulasi alami tidak terjamin.
Stres yang dialami akibat kurungan tidak bisa dianggap sepele. Dampaknya bisa berujung pada perubahan perilaku yang tidak wajar, penurunan daya tahan tubuh, hingga gangguan reproduksi. Kebisingan yang berlebihan, kurangnya aktivitas fisik, dan minimnya interaksi sosial merupakan beberapa faktor yang semakin memperparah kondisi mental hewan-hewan tersebut. Berikut adalah lima jenis hewan yang paling rentan mengalami stres jika tinggal terlalu lama dalam kandang.
1. Gajah
Gajah adalah salah satu hewan darat terbesar dengan kebutuhan eksplorasi dan interaksi sosial yang sangat tinggi. Di habitat alaminya, gajah bisa menempuh jarak yang jauh untuk mencari makanan dan air serta berinteraksi dengan kelompoknya. Namun, ketika mereka terkurung dalam ruang sempit, gejala stres berat seperti kebingungan dan perilaku melankolis sangat mungkin muncul. Gajah sering kali menunjukkan perilaku stereotip, seperti mengayunkan kepala atau menggerakkan tubuh secara berulang. Lingkungan buatan yang tak mampu menyerupai habitat alami membuat kualitas hidup gajah menurun drastis.
2. Primata
Primata, termasuk simpanse, monyet, dan orangutan, diakui sebagai hewan yang sangat pintar dan memilki emosi kompleks. Mereka mendalami kebutuhan untuk mendapatkan tantangan mental dan aktivitas sosial yang bervariasi agar kesehatan psikologisnya tetap terjaga. Ketika dibiarkan di dalam kandang yang sempit, primata sering mengalami masalah perilaku yang parah, termasuk depresi. Gejala yang terlihat bisa berupa menarik bulu sendiri, duduk diam terlalu lama, atau perilaku agresif yang tiba-tiba. Ketidakmampuan untuk berinteraksi dengan anggota kelompok lain membuat primata cenderung menderita dalam penampungan.
3. Burung beo
Burung beo terkenal dengan kemampuannya meniru suara dan berkomunikasi dengan manusia, namun sering kali hewan ini dipelihara dalam sangkar yang sangat terbatas. Dalam lingkungan alaminya, burung beo bisa terbang dan berinteraksi dengan banyak koloni teman. Kehidupan yang terkurung membuat mereka rentan terhadap stres, yang ditandai dengan perilaku mencabuti bulu sendiri, kehilangan napsu makan, atau berteriak tanpa henti. Burung beo sangat membutuhkan interaksi sosial yang aktif serta ruang yang cukup untuk terbang, dan hidup dalam sangkar sempit sangat mungkin mengurangi harapan hidup mereka.
4. Harimau
Sebagai salah satu predator soliter, harimau terlahir sebagai penjelajah dan pemburu yang memerlukan wilayah luas untuk berburu. Ketika mereka terkurung dalam sangkar yang kecil dan tidak bisa menjelajahi alam, harimau dapat mengalami stres berat. Mereka sering menunjukkan perilaku pacing, yaitu berjalan bolak-balik tanpa tujuan yang jelas, serta menolak untuk makan. Terciptanya ketidaknyamanan ini dapat memengaruhi kesejahteraan fisik dan mental mereka, terutama ketika kekurangan elemen alami yang biasa mereka jumpai di habitat liar.
5. Kuda
Kuda adalah makhluk yang secara naluriah mencintai kebebasan dan ruang gerak. Pada umumnya, mereka hidup di padang rumput yang luas, di mana mereka dapat berlari dan bersosialisasi dengan kawanannya. Namun, ketika dikurung dalam waktu yang lama, kuda sangat mungkin mengalami kebosanan yang luar biasa dan kecemasan. Gejala stres ini bisa terlihat dari kebiasaan menggigit pagar, menggaruk-garuk dengan kakinya, atau menggerakkan kepala secara konstan. Bahkan, dalam beberapa kasus, kuda dapat mengalami penurunan selera makan dan masalah pencernaan akibat dampak psikologis dari penempatan dalam kandang.
Perlu diingat bahwa tidak semua hewan cocok dengan kehidupan dalam kandang, meskipun sering dianggap sebagai cara untuk memenuhi kebutuhan mereka. Beberapa spesies sangat membutuhkan ruang gerak yang luas, interaksi sosial yang cukup, serta stimulasi lingkungan yang bervariasi untuk tetap sehat baik secara mental maupun fisik.