14 Jurusan Kuliah dengan Peluang Karir Sempit dan Gaji Rendah, Apa Saja?
Tanggal: 11 Mar 2025 19:49 wib.
Dalam dunia kerja yang semakin kompetitif, gelar sarjana sering kali dianggap sebagai kunci untuk membuka pintu kesuksesan. Namun, kenyataannya tidak selalu demikian. Banyak lulusan dari berbagai jurusan menemukan bahwa meskipun mereka memiliki kualifikasi akademis, peluang karier yang mereka miliki tergolong sempit. Penelitian yang dilakukan oleh Georgetown University mengungkap bahwa ada jurusan tertentu yang tidak memberikan pengembalian investasi (ROI) yang sepadan, dengan lulusan yang mendapatkan gaji lebih rendah dibandingkan dengan yang lainnya.
Salah satu jurusan dengan peluang karir terbatas adalah Studi Etnis & Gender. Jurusan ini menawarkan analisis mendalam mengenai isu-isu ras, etnisitas, dan gender, tetapi lulusan sering kali kekurangan keterampilan teknis yang dibutuhkan di pasar kerja. Hal ini menjadikan mereka kesulitan untuk menemukan pekerjaan yang bergaji layak. Meskipun ada kesempatan di bidang hukum, pendidikan, atau bisnis, banyak yang masih harus berjuang untuk menemukan posisi yang tepat.
Di sisi lain, jurusan Musik & Seni Pertunjukan juga tidak menjanjikan jalur karier yang jelas. Meskipun banyak orang bermimpi menjadi musisi atau seniman, persaingan di industri ini sangat ketat, dan hanya sedikit yang dapat meraih keberhasilan finansial. Data dari Payscale menunjukkan bahwa sebagian besar musisi hidup dalam ketidakpastian pendapatan dan kekurangan tunjangan kerja. Sementara beberapa mungkin beralih ke profesi lain seperti produser musik atau pengelola artis, tidak semua lulusan berakhir di tempat yang diinginkan.
Jurusan Sejarah Seni juga memiliki tantangan tersendiri. Meskipun memberikan pemahaman yang mendalam tentang seni dan budaya, gelar ini sering kali tidak diiringi dengan peluang kerja yang sebanding. Banyak lulusan berjuang untuk mendapatkan pekerjaan stabil dengan gaji yang memadai, dan sering kali perlu menambah spesialisasi untuk meningkatkan daya saing mereka.
Selanjutnya, Desain Mode menghadapi tantangan di mana kreativitas sering kali lebih dihargai dibandingkan dengan gelar formal. Banyak desainer top tidak memiliki latar belakang akademis yang kuat, dan karier di industri ini membutuhkan pengalaman dan portofolio yang mengesankan. Oleh karena itu, calon desainer lebih baik memfokuskan diri pada pengalaman praktis dan jaringan di industri daripada hanya bergantung pada gelar.
Lulusan jurusan Filsafat juga sering kali menemukan bahwa pasar kerja tidak menawarkan banyak peluang. Meskipun keterampilan berpikir kritis dan analitis yang diperoleh sangat berharga, jalur karier yang jelas tidak selalu tersedia. Banyak yang beralih ke bidang hukum atau kebijakan publik, tetapi masih ada banyak yang bekerja di luar bidang studi mereka.
Studi Keagamaan & Teologi memberikan wawasan yang dalam, namun karier di luar akademi sering dijumpai memiliki pertumbuhan yang lambat. Profesi di bidang ini, seperti pendeta atau spesialis hubungan antaragama, sering tidak menjanjikan gaji yang tinggi, sehingga banyak lulusan harus mencari alternatif yang lebih menjanjikan.
Fotografi sebagai jurusan sering kali cenderung berdasarkan keterampilan praktis. Banyak fotografer sukses yang mengandalkan metode otodidak daripada pendidikan formal. Karena itu, lulusan yang ingin berkarier di bidang ini sebaiknya membangun portofolio yang kuat dan mencari pengalaman praktis, alih-alih bergantung pada gelar semata.
Sosiologi menawarkan pemahaman tentang perilaku sosial, tetapi lulusan kadang-kadang membutuhkan pendidikan lanjutan untuk mendapatkan gaji yang memadai. Berbagai peluang seperti analis kebijakan atau jurnalis investigatif dapat menjadi alternatif, namun banyak posisi yang memerlukan gelar lebih tinggi.
Jurusan Sastra Inggris & Penulisan Kreatif pun memiliki tantangan serupa, di mana persaingan di bidang penulisan sangat ketat. Lulusan sering kali perlu mengembangkan keterampilan tambahan dalam bidang pemasaran digital atau SEO untuk tetap relevan dan bersaing di pasar kerja.
Meskipun jurusan Komunikasi tampak menarik, banyak program yang masih berfokus pada teori lama. Dengan pesatnya perkembangan teknologi digital, lulusan mungkin merasa kurang siap untuk menghadapi tuntutan pasar yang semakin berubah, sehingga gaji awal yang ditawarkan sering kali tidak sesuai harapan.
Meskipun Sejarah memberikan wawasan penting, banyak lulusan akhirnya bekerja di bidang yang tidak berkaitan langsung dengan studi mereka. Karir yang relevan mungkin terbatas, dan lulusan sering kesulitan untuk menemukan posisi yang bermanfaat secara finansial.
Liberal Arts menyediakan pendidikan yang luas, tetapi sering kali tidak fokus pada keterampilan teknis khusus yang diminati oleh perusahaan. Ini dapat menjadi tantangan besar bagi lulusan saat mencari pekerjaan yang sesuai dengan bidang studi mereka.
Antropologi & Arkeologi memberikan pemahaman mendalam tentang manusia dan budaya, tetapi dengan peluang kerja yang terbatas. Banyak lulusan terpaksa mengejar gelar lanjutan untuk mendapatkan posisi yang lebih baik di industri.
Terakhir, jurusan Kuliner juga menjadi perhatian. Karena keterampilan memasak lebih banyak ditemukan dalam pengalaman praktis, gelar kuliner sering kali dianggap kurang esensial. Dalam banyak kasus, koki sukses lebih banyak belajar melalui pengalaman langsung daripada melalui pendidikan formal.
Dengan banyaknya tantangan yang dihadapi oleh lulusan dari berbagai jurusan ini, penting untuk mencari cara alternatif dalam mengembangkan keterampilan dan pengalaman agar dapat bersaing di dunia kerja yang semakin kompleks.