Uni Eropa Berencana Larang Serat Karbon di 2029, Industri Otomotif Terancam Guncang
Tanggal: 9 Mei 2025 06:49 wib.
TAMPANG.COM – Uni Eropa (UE) sedang menyusun rancangan undang-undang baru yang berpotensi mengguncang industri otomotif global. Mulai tahun 2029, UE berencana melarang penggunaan serat karbon dalam produksi kendaraan karena dinilai menimbulkan dampak lingkungan dan risiko kesehatan yang serius.
Dari Material Favorit Jadi Bahan Berbahaya
Selama ini, serat karbon dikenal sebagai bahan unggulan dalam industri otomotif dan kedirgantaraan karena sifatnya yang ringan, kuat, dan mendukung efisiensi energi—terutama pada mobil sport dan kendaraan listrik.
Namun untuk pertama kalinya, UE mengklasifikasikan serat karbon sebagai bahan berbahaya, karena partikelnya dapat mengiritasi kulit dan tersebar di udara, terutama saat proses daur ulang kendaraan di akhir masa pakainya.
Amandemen Arahan Kendaraan Akhir Masa Pakai
Kebijakan ini akan dimasukkan dalam amandemen Arahan Kendaraan Akhir Masa Pakai, regulasi yang mengatur proses pembuangan dan daur ulang kendaraan tua di kawasan Eropa.
Setelah regulasi ini disahkan, semua produsen mobil yang menjual kendaraan di Eropa akan diwajibkan menghapus penggunaan serat karbon dari seluruh proses produksi mereka paling lambat tahun 2029.
Industri Jepang dan Produsen Mobil Terkemuka Kena Imbas
Dampak dari rencana ini sudah mulai terasa. Saham perusahaan serat karbon asal Jepang, seperti Teijin, Toray Industries, dan Mitsubishi Chemical, dilaporkan anjlok tajam. Ketiganya diketahui menyuplai sekitar 50 persen kebutuhan serat karbon global, dan sebagian besar dipasok ke produsen mobil Eropa.
Merek-merek besar seperti Ferrari, BMW, Hyundai, Lucid, dan Tesla yang mengandalkan serat karbon demi kinerja tinggi dan efisiensi baterai, kini dihadapkan pada tantangan besar dalam rantai pasokan dan teknologi produksi.
Rintangan dari Industri Otomotif dan Kedirgantaraan
Rencana ini diprediksi akan mendapat penolakan keras dari pelaku industri otomotif dan kedirgantaraan. Mengingat pasar serat karbon pada 2024 tercatat bernilai 5,5 miliar dolar AS, tekanan terhadap pembuat kebijakan dari kelompok industri dipastikan akan menguat.
Sementara Uni Eropa berdiri teguh dengan alasan perlindungan lingkungan dan keselamatan manusia, banyak pihak mempertanyakan kesiapan sektor otomotif untuk melakukan transisi bahan secara menyeluruh dalam waktu kurang dari lima tahun.
TAMPANG.COM akan terus memantau perkembangan regulasi ini dan dampaknya terhadap industri kendaraan global.