Sumber foto: Unsplash

Suzuki Tutup Pabrik di Thailand, RI Ketiban Durian Runtuh

Tanggal: 25 Jul 2024 22:46 wib.
Suzuki, produsen otomotif Jepang, telah memutuskan untuk menutup pabriknya yang terletak di Thailand. Keputusan ini diambil karena penurunan penjualan mobil secara global, yang akhirnya membuat perusahaan memusatkan produksinya di kawasan ASEAN dengan memilih Indonesia sebagai fokus utama. Pabrik di Thailand menjadi 'korban' dari keputusan ini, sementara Indonesia justru diuntungkan.

Minoru Amano, Mantan Presiden Direktur Suzuki Motor Thailand yang kini menjabat sebagai Presiden Direktur Suzuki Indonesia, menyatakan, "Terkait dengan pabrik di Thailand, kami memutuskan untuk menutup dan fokus di Indonesia, tetapi di sini peran dan tanggung jawab PT Suzuki Indomobil Motor (SIM) menjadi lebih besar lagi. Karena kami berencana untuk memproduksi model yang tidak hanya untuk pasar dalam negeri tetapi juga untuk ASEAN."

Perusahaan memandang Indonesia sebagai pilihan yang lebih strategis karena sejarah panjang pabrik di Indonesia, infrastruktur produksi yang sudah mapan, serta investasi yang telah dilakukan. Keputusan ini membawa berkah bagi Indonesia, terutama dalam peningkatan permintaan ekspor. Sebagaimana data dari Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), penjualan ekspor Suzuki di semester pertama tahun 2024 mencapai 8.187 unit, dengan pangsa pasar sebesar 3,7%, yang menempatkannya pada posisi kelima.

Dengan penutupan pabrik Suzuki di Thailand, pabrik di Indonesia diharapkan dapat menerima lebih banyak permintaan ekspor. Hal ini memberikan peluang bagi industri otomotif Indonesia untuk semakin berkembang di pasar global.

Selain itu, keputusan pemindahan pabrik ini juga menandai perubahan strategi perusahaan dalam merespons pasar global. Meskipun penjualan mobil melambat secara global, Suzuki menegaskan akan tetap berorientasi pada produksi model Completely Knocked Down (CKD) untuk pasar ekspor.

Minoru Amano menjelaskan, "Ketika diputuskan untuk produksi dalam negeri, kami juga akan berorientasi untuk pasar ekspor. Kami memang harus menambah produksi model CKD. Jadi tanggung jawab kami memang jadi lebih besar. Modelnya belum bisa dipastikan."

Keputusan pemindahan pabrik ini tidak terlepas dari penurunan permintaan mobil secara global. Awalnya, Suzuki Motor Thailand (SMT) didirikan pada tahun 2011, sebagai respon terhadap pertumbuhan penjualan mobil yang tinggi pada tahun 2010. Namun, seiring berjalannya waktu, penjualan mobil menurun secara signifikan. Hal ini bukan hanya dialami oleh Suzuki, namun juga merek-merek lainnya.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved