Raja Mobil China: Banyak Perusahaan Mobil Bakal Bangkrut
Tanggal: 25 Nov 2024 06:01 wib.
Industri mobil listrik (EV) sedang mengalami pertumbuhan pesat yang memicu munculnya banyak perusahaan baru. China menjadi salah satu negara yang menjadi basis bagi banyak produsen mobil listrik.
Namun, CEO dari raksasa mobil listrik (EV) Xpeng, He Xiaopeng, secara terang-terangan menyatakan bahwa banyak perusahaan mobil listrik asal China tidak akan mampu bertahan dalam satu dekade ke depan.
Menurutnya, dari 300 startup mobil listrik China, hanya sekitar 100 yang akan bertahan, dan saat ini hanya kurang dari 50 perusahaan yang mampu bertahan. Dari jumlah tersebut, hanya sekitar 40 perusahaan yang mampu menjual mobil setiap tahunnya.
He juga menambahkan pernyataannya dengan mengatakan bahwa menurutnya, hanya ada 7 perusahaan mobil besar yang akan bertahan dalam 10 tahun ke depan. Meskipun ia tidak memberikan informasi lebih detail mengenai perusahaan mana saja yang akan bertahan di masa depan, prediksinya menimbulkan kekhawatiran yang serius terhadap masa depan industri mobil listrik China.
He juga pernah membuat prediksi serupa terkait masa depan industri mobil listrik China di masa mendatang. Ia mengungkapkan bahwa dalam 3-4 tahun ke depan, industri EV China akan mengalami persaingan yang semakin ketat, yang ia sebut sebagai "turnamen pukulan".
Persaingan yang semakin sengit antara para pemain mobil listrik China akan mempengaruhi kemampuan perusahaan-perusahaan tersebut untuk bertahan hingga tahun 2030.
Dalam konteks yang sama, prediksi He juga sesuai dengan pernyataan CEO Mercedes-Benz, Ola Kallenius, yang menyatakan bahwa banyak dari perusahaan mobil listrik China tidak akan bertahan dalam waktu lima tahun mendatang.
Subsidi besar-besaran yang diberikan pemerintah China menjadi salah satu faktor yang mendorong dominasi mobil listrik China. Hal ini memungkinkan perusahaan-perusahaan EV China untuk menawarkan produk dengan harga lebih murah dibandingkan dengan produsen mobil listrik dari negara lain.
Namun, pertumbuhan yang pesat telah menyebabkan kompetisi di industri mobil listrik semakin ketat. Konsultan otomotif di AlixPartners, Stephen Dyer, mengungkapkan bahwa pada tahun 2023 saja, ada sebanyak 123 merek mobil listrik China yang berhasil menjual setidaknya 1 unit EV di China. Salah satu pemain utama di pasar global adalah BYD, yang memiliki kontribusi signifikan dalam pangsa pasar mobil listrik di berbagai negara seperti Thailand dan Brasil.
Data yang dikumpulkan oleh firma teknologi ABI Research menunjukkan bahwa pemain mobil listrik China telah menguasai sekitar 70% pangsa pasar EV di Thailand dan 88% di Brasil pada kuartal pertama tahun ini. Bahkan, BYD telah melampaui pendapatan Tesla dari penjualan mobil listrik untuk pertama kalinya, menurut laporan kinerja kuartal ketiga.
Di sisi lain, Xpeng, yang juga merupakan pemain utama dalam industri mobil listrik China, telah mengalami penurunan saham sebesar 11% sepanjang tahun ini. Meskipun demikian, Brian Gu, selaku Vice Chairman dan Presiden Xpeng, optimis bahwa perusahaan ini akan mencatatkan profit pada tahun 2025 mendatang.
Kesimpulan dari pernyataan-pernyataan para CEO dan pemain utama industri mobil listrik China menunjukkan bahwa meskipun industri mobil listrik China telah mengalami pertumbuhan yang pesat, banyak perusahaan yang terlibat dalam industri ini diperkirakan akan mengalami kesulitan untuk bertahan dalam jangka waktu yang panjang.
Lonjakan persaingan dan perubahan teknologi yang cepat menjadi dua faktor utama yang berpotensi mengancam kelangsungan bisnis perusahaan mobil listrik China.
Subsidi pemerintah telah memungkinkan perusahaan-perusahaan mobil listrik China untuk menawarkan produk dengan harga lebih kompetitif, namun hal ini juga membawa konsekuensi dalam bentuk persaingan yang semakin sengit di pasar.
Dengan demikian, dalam menghadapi tantangan tersebut, perusahaan perlu melakukan inovasi yang lebih agresif dan mempertimbangkan strategi bisnis yang lebih kuat untuk dapat bertahan dalam masa depan yang penuh ketidakpastian bagi industri mobillistrik.